Tuesday, February 24, 2015
Impossible Triangle
Katanya om Yuswohady di artikelnya "Jebakan Medioker" (Warta Ekonomi vol 2/2015), ada kredo yang dikenal di dunia konstruksi.
Yaitu, segitiga kemustahilan alias Impossible Triangle yang mengandung 3 unsur: kecepatan, kualitas dan biaya.
Dia menjelaskan, sampeyan ngimpi kalau pengen dapet ketiga-tiganya. Pasti ada salah satu yang meleset.
Konkretnya, om Yuswo ngasih contoh, Macbook Air ingin dapet nilai sempurna di ketipisan dan keringanan tapi jeblok soal kapasitas memori.
Begitu juga Volvo yang dapet jempol soal teknologi keamanan berkendara namun punya tampang jadul dan nggak sporty.
Contoh lainnya, seperti ditulisnya di akhir artikel, adalah brand fashion kondang, Zara. Merek ini diakui trendy dan harganya relatif terjangkau, tapi jangan tanya tentang keawetan bahan.
Membaca tulisan om Yuswo, saya manggut-manggut. Seperti kutipan dari Frances Frei di bukunya, Uncommon Service, "Excellence requires underperforming".
Sampeyan harus fokus untuk sempurna di satu-dua hal/bidang tapi juga mesti legowo untuk bekerja buruk di hal lain yang nggak konsumen butuhkan.
Kembali ke soal "segitiga kemustahilan", ini pelajaran baru yang saya dapet di selasa sore ini :).
Saya memang perlu ngutip artikel itu. Bukan semata co-pas, tapi soal segitiga tadi, memang nancep bagi saya ;)
#kecepatan x kualitas x biaya#
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Yaitu, segitiga kemustahilan alias Impossible Triangle yang mengandung 3 unsur: kecepatan, kualitas dan biaya.
Dia menjelaskan, sampeyan ngimpi kalau pengen dapet ketiga-tiganya. Pasti ada salah satu yang meleset.
Konkretnya, om Yuswo ngasih contoh, Macbook Air ingin dapet nilai sempurna di ketipisan dan keringanan tapi jeblok soal kapasitas memori.
Begitu juga Volvo yang dapet jempol soal teknologi keamanan berkendara namun punya tampang jadul dan nggak sporty.
Contoh lainnya, seperti ditulisnya di akhir artikel, adalah brand fashion kondang, Zara. Merek ini diakui trendy dan harganya relatif terjangkau, tapi jangan tanya tentang keawetan bahan.
Membaca tulisan om Yuswo, saya manggut-manggut. Seperti kutipan dari Frances Frei di bukunya, Uncommon Service, "Excellence requires underperforming".
Sampeyan harus fokus untuk sempurna di satu-dua hal/bidang tapi juga mesti legowo untuk bekerja buruk di hal lain yang nggak konsumen butuhkan.
Kembali ke soal "segitiga kemustahilan", ini pelajaran baru yang saya dapet di selasa sore ini :).
Saya memang perlu ngutip artikel itu. Bukan semata co-pas, tapi soal segitiga tadi, memang nancep bagi saya ;)
#kecepatan x kualitas x biaya#
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Tuesday, February 17, 2015
Tempat Baru :)
Tuesday, January 20, 2015
Kapolri, Jokowi dan Plat Nomer :)

Jokowi itu orangnya sederhana. Simpel. Ga neko-neko.
Soal Kapolri pun, doi sepertinya ngutak-atik pakai urutan plat nomer kendaraan.
Mosok? Lha terus siapa nanti yang dipilih Jokowi jadi Kapolri beneran? Inisialnya BM. Iya BM!
Kok bisa? Ya diurutin saja:
- Yang dipilih tapi ga dilantik: BG (plat nomer Palembang, Sumsel),
- Yang jadi PLT tapi punya wewenang penuh: BH (plat Jambi, tetangga Palembang).
- Nah yg jadi Kapolri ya pasti BM (plat Riau).
Bisikin nama panjangnya dong?
- Bisa siapa saja, tapi yang pasti bukan ... Buapak-mu :D
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Friday, January 16, 2015
Indonesia di Layar Blackberry
Ngopi di Simpang Surabaya, Banda Aceh |
Es Lidah Buaya di kapal wisata S. Kapuas |
Pemandangan ke arah Pelabuhan Gorontalo |
Sentimentil dikit bolehlah :)
Sambil selonjoran di Kebon Sirih, iseng keluyuran di status BlackBBM temen dari beberapa daerah itu bikin makin cinta dengan Tanah Air.
Lihatlah status mereka dan biarkan imajinasi terbang melukis beruntungnya jadi orang Indonesia :
"es durian siang bolong di boulevard" (Manado)
"ngopi sore di belakang masjid (Banda Aceh)
"jalan2 ngemong si junior di pinggir Kapuas" (Pontianak).
:)
Btw, kalau foto-foto di atas sih, jepretan sendiri waktu ngeluyur :)
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Monday, January 12, 2015
Buah Tangan dari Timur
Siang ini, tepatnya menjelang matahari tergelincir ke sisi barat, saya ditemani si asam-asam hangat:
Kopi "Ermera", oleh-oleh temannya kawan dari Timor Leste.
Sengaja saya bubuhkan gula sedikit supaya rasa asamnya masih terasa di lidah.
Di luar soal asam khas arabica, saya enggak punya bahan untuk diceritakan. Bukannya pelit, juga bukan berlagak sok rahasia.
Tapi, ya memang sih, untuk sececap kopi mantap sekelas Ermera, jutaan kata dan istilah di Kamus Besar Bahasa Indonesia, Webster, Oxford dll, enggak bakal mampu menggambarkan. :))
Selamat hari senin, I love monday ;)
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Kopi "Ermera", oleh-oleh temannya kawan dari Timor Leste.
Sengaja saya bubuhkan gula sedikit supaya rasa asamnya masih terasa di lidah.
Di luar soal asam khas arabica, saya enggak punya bahan untuk diceritakan. Bukannya pelit, juga bukan berlagak sok rahasia.
Tapi, ya memang sih, untuk sececap kopi mantap sekelas Ermera, jutaan kata dan istilah di Kamus Besar Bahasa Indonesia, Webster, Oxford dll, enggak bakal mampu menggambarkan. :))
Selamat hari senin, I love monday ;)
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Saturday, January 3, 2015
My own slogan :)
Postingan ini nggak pakai artikel. Meme yang saya bikin dengan slogan yang saya utak- atik sendiri sudah cukup nggambarin heheheeee
Foto dan turunannya seperti meme ini bikin ngingetin kredo di fotografi... Foto yang baik adalah yang mewakili 1000 kata-kata. :) kurang lebihnya begitu.
Soal copywriting slogannya, saya dapetin ketika semedi eh pas leyeh-leyeh depan tivi semalem.
Jadilah slogan pribadi, orisinal lho ini, 100% xexexe. Sekalian buat 'bahan bakar' lari pagi+sore selanjutnya.
Kalau ternyata ada orang lain yang bikin slogan serupa sebelumnya, ya kebetulan kalau gitu.
Sisi baiknya, berarti ada runner lainnya yang juga merasakan dampak positif dari aktivitas lari :)
Salam #MariLari.
Eh lha kok jadi artikel juga ya... Xexexexeee
Wednesday, December 31, 2014
31 Desember 2014.
Nah untuk kali ini, sepertinya harapan itu tinggal harapan, sampai sekarang saya masih ngantor. :)
Tetapi, alhamdulillah, enggak ada perasaan kecewa. Woles.
Lha memang tidak ada waktu je (sok sibuk), tapi toh saya tetap melakukan olahraga ringan sebagai pengganti lari seperti cross-training.
Olahraga ini juga sekaligus menguatkan bagian tubuh atas yang menopang saat lari.
Mungkin yang bikin saya tetap happy meski target enggak tercapai, bisa jadi aktivitas lari bikin saya terkondisi (halah) untuk: realistis, mengukur diri dan percaya pada proses.
Apanya yang realistis? ya karena nyadar punya waktu yang sedikit. Banyaknya pekerjaan membuat mulai tidur selepas jam 12 malam, konsekuensinya ya bangun siang. Itupun kualitas tidur juga kurang bagus.
Untuk soal mengukur diri, dengan jam istirahat yang enggak ideal seperti itu, tentu saja kekuatan, stamina dan daya tahan enggak sebagus hari-hari sebelumnya. Jika saya memaksakan diri, jatuh-jatuhnya malah bisa cedera atau sakit pasca lari.
Dari lari, saya juga terdorong untuk percaya pada proses. Enggak main instan-instanan. Untuk lari long-run sejauh 10K saja, seseorang harus melakukan banyak persiapan. Apalagi jika ingin melahap 21K.
Perlu juga saya sebutkan, dari grup Facebook, Indo Runners, saya belajar banyak. Dari sharing pengalaman teman pelari lainnya yang jatuh sakit atau cedera gegara persiapan kurang atau terlalu memaksakan diri, saya bersikap hati-hati.
Dari sosial media itu pula, banyak juga tips lari yang saya pelajari dan saya lakukan. Misalnya asupan nutrisi, carbo-loading, pemanasan, teknik lari yang baik, dan bagi-bagi info menarik serta suntikan motivasi sesama runners.
So, balik ke soal target 21K, bagi saya ... it's not big deal. Itu hanyalah sekadar 'pergeseran waktu', dari sebelumnya pada 31 Desember 2014, menjadi 1 Januari 2015 lari sejauh 10K sebagai pemanasan lari 21K di hari Minggu, 4 Desember 2015.
Oya, hari ini tetap istimewa kok karena genap 1 (satu) tahun saya berhenti merokok :)
Oya, hari ini tetap istimewa kok karena genap 1 (satu) tahun saya berhenti merokok :)
Selamat Tahun Baru 2015. Salam #MariLari :)
Subscribe to:
Posts (Atom)