Thursday, November 10, 2016

PRESIDEN HILLARY (?) Kompas 9112016


Selamat pagi Kompas!

Sepertinya ada kekhilafan (fatal) pada harian Kompas yang turun cetak dan edar Rabu pagi kemarin 9 November 2016 sebelum pelaksanaan, dan yang dilanjutkan penghitungan suara, pemilihan presiden AS (yang kemudian dimenangi Donald Trump).

Di artikel box halaman pertama, dimuat artikel menarik: "Hillary Clinton Berpeluang Besar Menang" tulisan Pak Hamid Awaludin. Ini tentu artikel menarik dan juga diposisikan redaksi Kompas sebagai artikel -diharapkan- menarik. Lha wong ditaruh di box dan halaman pertama je :). Cetho! #politiktataletak

Sejenak saya langsung mencerna, artikel ini merupakan analisis MENJELANG detik-detik "coblosan/contreng/klik" Pilpres Negeri Paman Sam itu.

Mengapa saya yakin ini analisis MENJELANG pilpres? Alias ditulis sebelum coblosan. Ya karena, jelas-jelas judulnya tertulis "... berpeluang ..."

Oke fine.

ISI ARTIKEL
Nah... makjegagik ketika membaca isinya.

Lha kok eksplisit dan jelas-jelas (bukan lagi tersirat atau berupa analisis pra-pilpres) tetapi sudah memposisikan Hillary Clinton sebagai pemenangnya. Simak lekat-lekat 'stabilo' hijau.

Sekali lagi. Ini edisi Rabu 9 November. Artinya, hemat saya, seluruh materi/artikel koran disiapkan sebelumnya hingga deadline Selasa malam-Rabu dini hari. Termasuk artikel ini yang ditulis Pak Hamid Awaludin, mantan Dubes RI untuk Rusia dan mantan Menkum HAM.

Bisa jadi ini artikel yang "di-request" untuk menyambut pemenang pilpres AS (yang mungkin saja dengan asumsi eh harapan eh preferensi eh terkaan Hillary-lah yang menang :D )

BURU-BURU?
Saya sedikit tahu masa-masa keramat jelang deadline di media. Jadi saya duga mungkin rekan-rekan redaksi Kompas saking terburu-burunya sehingga terlewat memeriksa isi artikel ini.

Semoga ini terjadi lantaran faktor lupa atau buru-buru saja, dan bukannya menunjukkan bahwa pemenang pilpres AS yang 'diharapkan' adalah si ini dan bukan si itu. :)

Dengan usia Kompas yang sangat lama dan disegani, menjadi referensi informasi dan inspirasi, maka sebagai pembaca setia Kompas, sungguh saya berharap 'blunder' seperti ini tidak terulang. Karena kalau sudah telanjur edar... waduh berapa ratus-berapa puluh  ribu (atau sudah jutaan) eksemplar yang telah tersebar :)

Seandainya saja hal ini akan disanggah dengan menunjuk bahwa sudah ada pencantuman kata "berpeluang" pada judul, mohon niat tersebut diurungkan.

Please, jangan menjadikannya sebagai alasan pemakluman dan alasan pembenar atau 'pengurang kadar kekeliruan dan kesalahan nan fatal ini'. Jika keukeuh dengan sanggahan tersebut, maka sekalian saja mari kita kampanyekan: 'cukup baca judul, abaikan isi'.

Dan di Kompas cetak edisi Kamis, saya belum menemukan adanya semacam pernyataan koreksi dari redaksi Kompas. Atau bisa jadi sudah ada dan hanya saya saja yang kurang teliti membaca 32 halaman koran :)

- update: seorang kawan membagi potongan artikel dari halaman pertama ( juga sesama box) di Kompas edisi Kamis. Lihat foto. Sepertinya redaksi Kompas menyadari kekeliruan tersebut namun tidak menyatakan "mengkoreksi" dan menyebutkan bahwa artikel edisi Rabu turut 'meramalkan' :). 

- Tidak ada pernyataan pengakuan bahwa artikel itu mengandung kesalahan. Mungkin 'berlindung' dari judul yang menggunakan kata "berpeluang", hehehe.

- meramalkan? Waduhhh... itu bukan meramalkan, omm tante... itu jelas-jelas eksplisit dengan LANCANG memposisikan Hillary sebagai pemenang dan bahkan menyebut kandidat Partai Demokrat itu sebagai "Presiden Hillary".

***

Dengan cinta dan bunga.
Salam dari pasar kembang Rawabelong, tetangga Palmerah :)

Article on Facebook: https://goo.gl/Wkcxjp

#kompas #gramedia #fail #USelection2016 #hillary #clinton #trump #USpresident #press #media #headline

No comments:

Post a Comment