English summary: I was born in Jogja (Yogyakarta, Java, Indonesia). This city give more than good education. My family and its people teach me honestly and how to live among different cultur.
I am living in Jakarta now. But my memories and life-tracks still there. Many best-friend make decision to have a job in this city. Make a family and call it a home. I'd wrote how we welcome to a visitor at Jogja Hospitality. Cheers... Home sweet home as Jogja :)
***
Trunojoyo, Jakarta.
Pembuluh Ibukota itu terbilang lengang kemarin malam. Aku berkuda besi tanpa sentakan gas maupun rem, jalanan memang begitu lapang bagi roda dua.
Melirik speedometer, jarum kecepatan mentok di angka 40, terpatok pada gigi persneling 2 dan 3. Wuihhh... laju sepelan ini bukanlah watak Jakarta. Dan aku menikmati alunnya tanpa terburu.
Di ruas Pattimura, siluet kanopi dedaunan angsana serupa lorong panjang berpendar lampu merkuri. Ujung jalan membujur meliuk seolah menyeret aku ke satu tempat di masa berselang.
Alih-alih menjejak aspal Jakarta yang beku bekas diguyur hujan bulan Juli, roda karet seakan mengukur ruas jalan Menukan, Gayam, Kota Baru, hingga Bulaksumur. Kadang juga memilih Taman Siswa, seputar Kraton dan Malioboro.
Itulah jejalanan yang kutempuh bertahun lalu dari rumah teduh di tepi selatan Jogja hingga sisi utara Kampus Biru
***
Kawan, tak tahu kenapa senyap sepenggal jalan semalam seolah mampu membawaku ke kota kelahiran itu. Mungkin ini saatnya merindu.
Meski banyak kawan bilang, kotaku mulai sesak dan pekak oleh klakson, aku tetap bertahan membayangkannya tak sekalap Ibukota.
Coba dengar ‘aibku’, sobat. Bulan kedua silam, sempat aku kembali kesana dengan tabiat Jakarta kubawa serta.
Dengan Kawasaki kakak laki-laki, aku berhenti di lampu merah ujung Malioboro. Dan, hanya aku sendiri yang angkuh melewati garis batas-berhenti, sementara pengendara lainnya santun di belakang garis.
Mungkin ini jamak di Cawang, Blok M, Cakung hingga Mampang. Tapi, ini Jogja bung. Dengan malu tersedak, ikhlas kukantongi ego Ibukota dalam-dalam.
Di setiap sentimeternya pula, tak terhitung bulir ingatan berbenih kenangan. Lembah pantai Parangtritis tempatku bersujud Sholat Ied dua lebaran kemarin, kampungku Salakan, tiga gedung sekolah, ruas-ruas jalan membelah persawahan dari Bantul hingga Sleman, dari tanah kapur Gunungkidul sampai perbukitan Menoreh Kulon Progo.
Ah, di sini terasa komplit kawan. Ada pantai terhampar namun hati-hati dengan ombak buasnya. Di ‘atas awan’ kau bisa menggigil di Kaliurang dengan Merapi dan barisan saudaranya Merbabu, Sumbing dan Lawu.
Nun jauh di masa Mataram, kota ini pun memang dibangun di tengah garis imajiner antara laut dan gunung dengan Tugu dan Kraton selaku patoknya. Jarak kota dengan pantai 25 kilometer, begitu pula bentangan hingga Kaliurang di punggung Merapi.
Tak terhitung pula angkringan yang aku singgahi, juga sate klathak, dan soto Klebengan.Tentu komplit dengan kudapan keramahan untuk saudara kita yang bertamu dari negeri lain.
Aku pernah bertutur tentang ini lewat Jogja Hospitality. Di kotak komentar, sahabat Morishige mengaku: "...kalo Jogja sih sampe sekarang masih murah senyum. Banget. Orang-orangnya suka nolongin tanpa diminta. Ibu saya aja sampe bilang gini, "Sejak kuliah di Jogja kamu kok jadi tambah sopan aja." :D
***
Di televisi, ya di SCTV setiap akhir pekan, mataku nanar oleh FTV. Bukan karena ceritanya tentang cinta namun karena latar syutingnya pada sekian puluh episode, memilih sudut dan pelosok Jogja. Gang-gang kecil Kota Gede, emperan Gondomanan, dan simpang empat Kantor Pos Besar.
Tak terhitung kawan dari tlatah seberang kini memilih menetap dan menghidupi geliat kota itu.
Seorang karib dari Surabaya berkata: di sini, waktu seolah berhenti berdetak. Serupa pula dengan sahabat dari Padang yang bersaksi dalam goresan puisi di sampul diktat, "… tanah Minang adalah asal-muasal. Kini Jogja-lah tempatku untuk kembali pulang."
Wajar lah jika di kaca belakangn mobil-mobil tertempel stiker: Home sweet home as Jogja :)
Oya, kau tahu Ahmad Dhani? Pentolan Dewa itu pun memilih bermarkas di sini untuk Ahmad Dhani School of Rock-nya. Bukan Bandung selaku kiblat pop ataupun Surabaya tempat Dewa 19 tumbuh. Tidak juga Jakarta. 60 kursi pun sudah penuh terisi.
***
Dan, akhirnya di mulut gerbang Senayan aku tergagap oleh silau lampu hijau. Pupus sudah pusaran rindu barang sekejap.
Kawan, jika di Jogja jejakku tertambat, di kota mana biduk kenanganmu bersandar?
Salam akhir pekan! Blogging with smile.. :)
Btw, ini sisipan komentar sahabat saya, kang Nutze, di Facebook terkait postingan ini. Trims :)
byuh byuh...heheh..yang sedang bernostalgia..asik ya mas...
ReplyDeletemmhhh jogja emang ngangeni...apalagi dengan keramahannya...jd meski cuacanya panas (selain kaliurang dan daerah pegunungan), tp hati tetap sejuk..
hv a great day..^_^
wuahh...jogja...selalu membuat kangen untuk berkunjung kmbli....memory2..(smbl nyanyi yo bacanya, xixixi)
ReplyDeletehee...itulah sebebnya kenapa diriku betah dijogja ....... seluruh titik yang ada di kota jogja selalu memberikan kenangan yang tak mudah dilupakan jika kita meninggalkan jogja..sampai jumpa di jogja kawan.... salam kenal
ReplyDeletehahaha, btul skli sahabat, ngomongin JOGJA ga ada habisnya, kbetulan sy jg skrg tinggal di jgj, sdh 7 tahun di jgj, betah n jarang pulang kampung saking enakny tggl di jgj dgn hal2 yg menarik d jgj :D
ReplyDeletejadi inget pepatah kuno, 'jogya melenggang jakarta terguncang' hi hi hi
ReplyDeletecoba mas fikir itu
jauh banget klo ngliat perbedaan jogja sama jakarta, soalnya saya pernah merasakannya biarpun cuma sepintas
ReplyDeletewah asyik bangett yahhhh
ReplyDeleteaku juga suka kota gudeg lho. soalnya, ramah2 orangnya.
ReplyDeletejd pengen maen lg ke Yogya...
ReplyDelete:)
wah om inung bikin ane ngiler pingin berkunjung ke jogja lagi..udah sepuluh tahun tak pernah ke jogja lagi..kapan ya ane bisa ke jogja, semoga jogja tetap memegang budaya tolak ukur bangsa yang bersahaja dan ramah.
ReplyDeleteSayang q lum pernah ke djogdja. Mawyu donk!
ReplyDeleteorang jogja ya mas? wah sama donk kalo gitu
ReplyDeletekebiasaan jakarta terbawa ya mas..di jogya tidak seperti itu mas..masih sopan2 ya...ha ha ha
ReplyDeletekembali ke jogja :P
ReplyDeleteberkunjung yang lama.. kami senang atas kunjungan Anda :P ..membuat masyarakat jogja tersenyum renyah dan lebar lapak2 kaki lima dan tourism spotnya laris manis..
salam
dari Jogja, kota yang ramah :)
@ sobat Halaman Samping: benar-benar Yogya Berhati Nyaman qe3 meski mulai padat dan sesak, terlihat dari kompleks perumahan yang menjamur di pinggirannya.
ReplyDeleteMari mampir qe3 jika sobat masih dan memang tinggal disana, semoga kerasan. Monggo mesem alias keep smile *_*
Kunjungan balik mas, salam kenal dari aku. wah bnyak y temen kantor mas yg dari almamaterku. Kerja dmana mas??
ReplyDeleteJogja I'm in Love,,
jogja jadi kota kedua favoritku di Indonesia setelah kampung halamanku d MinangKabau.
Aku sudah menjelajahi dari utara sampai slatan jogja. Maen d rumah mbah d Nglipar dan nginap di pantai sundak yang mnurut aku hampir sama viewnya kyak di bali, hunting barang2 dari kulit di Sleman, Borobudur yg amazing, sampe wisata kuliner dan Borong batik d Malioboro.
dan bonusnya aku ktmu "si dia" di jogja. Bener2 komplit deh.... Sukses trus buat blognya mas Inung. Follow blog/exchangeLink donk mas.Hehehe
Best Regards,
Tito's Weblog
Kota Yogyakarta memang punya 'kekhasan' sendiri dan daya tarik. Kota budaya, kota pelajar, kota perjuangan, ada keraton, ada Sri Sultan, masyarakatnya yang ramah dan santun, dan masih banyak lagi. Walau kami tidak pernah tinggal menetap di kota ini, namun ketika berkunjung ke kota ini memang 'rasanya' lain yang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata. Yogyakarta akan selalu kukenang.
ReplyDelete@ Mas Tito di Bogor :
ReplyDeleteSumpah, saya merinding baca komentar Anda :)
Betapa kota kecil yang hanya bergaris tengah Utara- Selatan 8 km dan Timur-Barat 7 km, itu mampu memberi kita banyak makna, bahkan mewarnai garis hidup qe3
Saya kerja di Majalah ENERGI dan Strategi PR (keduanya satu atap, dengan holding Mahaka Grup). Matur nuwun.
Yang buat merinding apa mas??? 8 km klo jalan kaki juga jauh mas.. Hehehehe.
ReplyDeleteklo mau tukeran link piye mas carane???
Best Regards,
Tito's Weblog
@ Pak Herdoni; monggo bertandang lagi qe3 promo wisata nih, kuliah lagi juga oke he3
ReplyDeleteSenang juga berkenalan dengan dikau bro..... ak di jogja.. hahaha....
ReplyDeleteYogya kota indah gan
ReplyDeleteLha wong saya sendiri yang saben hari menghirup udara jogja, bisa bertaha di depan FTV sampai tuntas kok, kalo settingnya jogja.
ReplyDeletejadi pengen kesana lagi..:)
ReplyDeletejogja emang gag ada matinya..
dan gag akan habis karena emang gag ada yang mau makan..:)
belum pernah kesana nh kang...tapi cerita yg di bawa teman'' kerja penuh dengan keindahan...ingin sekali melettakan kaki memanjakkan mata untuk di jogja.....
ReplyDeleteaduh, saya juga pengen balik ke Jogja. tapi saya cinta Malang, cuz I'm Aremania :D
ReplyDeleteaq selalu kangen " dengan Yogya..
ReplyDeleteWalau bukan asli jogja, tapi aku suka sekali suasana dan kehangatan masyarakatnya...
ReplyDeletedaLam membetot gas si kuda besi aLon-aLon asaL keLakon om, gremet-gremet asaL seLamet (kaLo enggak saLah tuLis).
ReplyDeletesaya pernah ke jogja, kota yang ramah dan makanannya murah meriah marem. cocok untuk kocek turis LokaL seperti saya. terima kasih atas sharenya.
Assalamualaikum Wr.Wb
ReplyDeleteSalam nge-Blog
JOgja memang indah....
Benar kata teman kakak..orang-orangnya itu lho murah senyum...enteng tangan....
Alus nemen tho....
Oh ya,
Perkenalkan, saya bloger dari catatanbumi.co.cc
Lama saya melirik duni perblogeran.
S/d akhirnya saya membuat catatanbumi.co.cc
Panggi saja saya Bumi Al Fattah.
Silahkan datang, dan ambil hadiah spesial khusus untuk bloger spesial dan senior seperti kakak.
Saya mohon bimbingannya....
dan saya tunggu kunjungan perdananya
Silahkan....
- - - catatanbumi.co.cc - - -
Belum pernah ke Jogja mas. Tapi cerita yang sampai ke kupingku dan yang terakhir...yang sampai di mataku...hehe....Jogja selalu menawarkan sesuatu yang indah. Kapan ya ke sana? mmmm....
ReplyDeletesungguh kota yg indah dengan kreatifitas masyarakat nya...
ReplyDeletesukses slalu ....mat malam.. mat beristirahat inung
inget sewaktu mendaki ke puncak garuda....keren tulisannya mas, oh ya ada award dariku, diambil ya mas, tks
ReplyDeletewah jakarta kalo liat di tv udah parah banget macetnya. di surabaya saja lumayan bikin macet juga.Hemm jogja...pernah kesana di daerah kaliurang dan jalan-jalan di kota. Saya penasaran dengan gunung api purba di gunung kidulnya.hehe...kapan-kapan touring kesana, habiskan tempat wisata alam di jawa timur baru main ke luar provinsi.
ReplyDeletekayanya masih lebih Sesak kota aku tinggal(Jakarta)... tapi JOgja bener2 kota penuh kenangan buat aku Sob..... soalnya ga tau kenapa klo maen sama temen2 selalu ke kota Jogja.... udah setahun aku ga kesana.... mungkin klo ada liburan aku kesana lagi nikmatin Kenangan sama temen2 hhe.......
ReplyDeletewaaaaaaaaaaaaaahhh... aku jadi pingin ke Yogya lagi... kapaaan bisa dapet cuti liburan, hehehehehe.
ReplyDeleteSemoga saja, ada pak bos yang ikut membaca komentar ini, sehingga aku dapat izin cuti ke Yogya.... hahahahaha (ngarep.com)
Jogja berhati nyaman, adem anyem tentrem, kota yg selalu kurindu.
ReplyDeleteSekalian promo, ayooo yg belum ke jogja sekalian main ke pantai glagah, kerennnn lhooo !!
Sugeng siang n salam kenal mas, sekalian follow y
i also love Jogja very much
ReplyDeletei love Batik
and many more..
Thx for share..
kunnjungan ke tiga bro....... masih dengan artikel yang sma.... hehe
ReplyDelete@ All Halaman Samping's best friend's : Jogja emang gak habis-habis qe3 :D Trims sharing, berbagi pengalaman dan harapan untuk bisa bertandang ke Jogja kita :)
ReplyDeleteJika ingin mampir dan memerlukan info wisata, hotel budget-friendly dan kuliner, bisa deh kita kontak-kontakan meski saya di Jakarta qe3
Atau brader Ozzy, Lirik Lagu, Mixed Fresh, Roy Ekanala dll bisa juga ngebantu info he3 Narasumber yang tinggal di Jogja nomer wahid nih :)
Kalau ingin wisata pantai eksotik dan travelling jelajah Jogja, Bro Tito's Weblog punya pengalaman menarik qe3
oke deh..
ReplyDeleteKenanganku tertambat di Sidoarjo mas.
ReplyDeletehe he yah begitulah sobat, Yogyakarta selalu membawa kesejukan, kedamaian, dan kenangan mendalam....
ReplyDeletehe he mas inung, saya rumahnya di depan al-munir, tempat pak irsyad..
wah.. saya setuju tuh,,,, cepet bikin novel.. hehehe... nanti saya beli deh.. ^_^
ReplyDeleteI liked the friendly people Jogya
ReplyDeleteJogja adalah salah 1 kota 'target' Q. Tp ampek skrg mimpi itu blm terwujud. Hikss..! Tp AQ yakin suatu hari nanti.... I'll be there...!
ReplyDeletehe he he...! *menghiburdiri.com
Salam Blogger
Jogja..Jogja..kota yang indah.
ReplyDeleteMalioboro, Kraton, begitu familiar di telinga ini.
Artikel dengan rangkaian kata yang menarik.
@ Sobat Halaman Samping, all friends :
ReplyDeleteTrims banget, silaturahim dan kunjungan sobat semua bak bensin oktan tinggi yang menyemangati saya dan sekaligus seperti jaring-jaring Spiderman yang mempererat jalinan blogging kita, cieee... :D
Oya, sobat semua, bro Arif di Subang dan bro Pakies di Blitar, senang juga mendapati alur tulisan bisa diterima dan menghibur qe3
Mbak Sri Ayu, sebelum Anda menginjakkan kaki di kota itu, saya ucapkan lebih dulu saja sekarang: selamat datang di Yogyakarta *biar lekas terkabul* he-he-he
Brother and sister Tooner n Tensuit : Thanks pals for visiting Jogja and my blog qe3 :) Please, drop in again and shopping more Batik he3
@ Hendriawanz : Postingan brader juga runtut dan padat, asyik dibaca dan perlu. Saya belajar menulis ringkas dari blog Anda qe3
ReplyDeletePaling mutakhir, saya berguru soal analogi/perumpamaan serta detil cerita dari artikel terbaru Bro Hendri = "Permainan Konyol" :) Bravo!
waduh... jadi kangen Jogja nih... terakhir tahun 2007 kesana...
ReplyDeleteBnayak hal yang menarik di kota gudeg dan ramah tamahnya sekeliling penjual..semoga tetap jaya dan saya tunggu kunjungan balik..thx to articel
ReplyDeletePagiii... ^_^
ReplyDelete