Thursday, June 21, 2018

Karena Iklan Kecap

Dari sekian banyak pilihan merek kecap, pilihan saya hanya ada dua yakni kalau nggak ABC ya Bango.

Menurut saya, ABC, cenderung pas untuk dicocolkan pada masakan sayur dan nasi goreng. Sedangkan untuk Bango, entah mengapa, saya lebih menyukainya untuk dicucurkan di atas sate ayam dan sate kambing.

Soal rasa, saya susah membandingkannya. Keduanya manis. Yaiyalah namanya juga kecap :D

Mengapa saya mengidentikkan Bango sebagai kecapnya sate, sepertinya karena imaji iklan lawas Bango yang dipakai para pedagang sate masih kuat mengendap di memori.

Begitu iklan ABC, yang saya ingat adalah adegan mamah-mamah muda menuangkan kecap pada sayur sop atau apalah yang masih mengepul di atas kompor. Jadilah yang memiliki dua kecap favorit untuk penggunaan yang berbeda.

Salam kecap nomer satu! :D

Saturday, June 9, 2018

Botani Square

Pekan lalu menjadi kali pertama main ke mal Botani Square di Kota Bogor. Pusat keramaian ini ada di dekat Baranangsiang, adu pojok dengan Kebun Raya.

Sejatinya, saya dan istri pernah mencoba nongkrong di sini sebelumnya. Tapi 'gagal' karena keburu kelamaan mencari parkiran yang kosong.

Kemudian ke sini lagi dan dapat memarkir di basement. Itupun sebelah sonoan, kayaknya paling pinggir. Yeah, Botani Square memang selalu ramai. Yang belanja maupun yang mau nguliner.

Kali ini, kami bisa bertiga bareng Kaka. Jadi, setelah makan di footcourt (lantai berapa lupa), lalu lanjut ke Gramedia mencari buku resep masakan dan buku untuk si kecil.

Pulangnya sudah malam dan langsung kembali ke rumah. Esok hari, mungkin lokasi asyik Bogor lainnya akan kami jelajahi :)

Thursday, May 31, 2018

Pertama

Berselancar jari di gerbong KRL Cilebut ke Gondangdia, layar Oppo  memampangkan laman artikel ini.

--- Membaca Politik China di Afrika. Menjadi kepala halaman Opini, harian Koran SINDO, tepatnya di halaman tujuh hari Rabu ini 30 Mei 2018. ---

Segera aku berkabar kepada kuncen LIPI lantai 8, ternyata kau lagi "njajah desa milang kori", bak raja Jawa lagi sidak, ini kali ke Lamongan. Ngakunya riset. Bisa jadi nengok yang muda :D :P

Tak ngabari yo, unek-unek lisan yang kau paparkan sambil ngopi di Cilebut sana, hari ini menjadi abadi di atas kertas koran terbitan Kebon Sirih.

Ini yang pertama, katamu.
Baiklah, aku tunggu yang berikutnya.

Teruslah berkarya, Bung!

Mungkin esok lusa giliran tentang geliat pedagang rantau, kabar budaya  saudara-saudara kita di Baduy, telisik soal tradisi halal bihalal, atau juga kau ceritakan tentang negeri utara: bagaimana wajah agama dan spiritual di Korea Selatan, bisa pula tuturkan tentang muslim di China sana.

Aku tunggu :D

http://koran-sindo.com/page/news/2018-05-30/1/2/Membaca_Politik_China_di_Afrika


Sunday, May 13, 2018

Idealkah berlari 3 kali seminggu?

Nah ini dia :)

Saya sepakat dengan artikel Runner ID ini. Sekaligus memantapkan apa yang sudah dilakukan selama ini.

Terlebih pada paragraf 6.

Sampai kini, frekwensi lari saya kisaran 3-4 kali seminggu. Tidak atau belum perlu lebih.

Dan di antaranya, saya sisipkan cross training. Lazimnya saya melakukannya dengan circuit training, istilah lainnya bisa disebut circuit training, tabata atau HIIT high intensif interval training.

Bagus juga seperti kawan-kawan baik saya yang mengambil menu cross training berupa bersepeda, renang, yoga, freeletic, futsal, badminton dan lain-lain.

Pun begitu dengan menu latihan lari. Saya kombinasikan untuk memenuhi porsi:

1) speedwork berupa IR atau interval running di hari biasa,
2) berlatih kecepatan yang masih bisa diakomodir dengan varian IR/ tempo run, juga di hari biasa.
3) lalu longrun di akhir pekan.

Apa fungsi ketiganya?
- IR untuk membentuk endurance
- kecepatan untuk mendongkrak kekuatan
- longrun, anggap saja kesempatan memanen hasil speedwork sebelumnya. Juga ajang memperbaiki teknik dan sarana rekreatif. Dan tentunya menguji level endurance :)

Meski kadang bergeser-geser, jadwal lari saya seperti ini:
- selasa IR
- kamis IR atau main speed
- jumat CT meskipun tidak selalu saban pekan.
- minggu longrun.

Oya saya memang secara sadar tidak memilih berlari dan berolah raga setiap hari. Saya menetapkan, harus ada rest day di antara hari latihan. Maksimal olah raga yang berturut-turut adalah 2 hari, lalu harus ambil 1 hari off.

Run safely, percayalah pada proses. Ikhlaskan bahwa yang instan-instan hanyalah Indomie :D

- Panduan program dan tabel latihan lari untuk pemula dengan metode interval running

- Program dan tabel latihan untuk pemula di artikel ini.
- Program lari 5K di postingan yang ini.
- Nah kalau yang ini, tips membuat video yang 'mendokumentasikan' jalur trek lari kita :)

Saturday, May 12, 2018

Ramadan di Bulan Mei

Bulan ini bulan bertemu kembali dengan yang saya rindukan: ramadan.

Kembali lagi masa-masa bangun dini hari untuk bersiap sahur (sambil mengantuk), menunggu imsak (masih ngantuk) dan salat subuh (masih menahan kantuk) :)

Lalu bangun rada siang dan berangkat kerja. Ketika sampai pukul 5 sore, mulai menghitung mundur: menunggu adzan maghrib.

Malamnya salat tarawih. Sendirian. Juga menyempatkan ke masjid. Lalu berulang lagi perputarannya: bangun dini hari dan seterusnya.

Ramadan di bulan Mei.
Semoga diberi kesehatan dan kekhusyukan, aamiin :)

- Program dan tabel latihan untuk pemula di artikel ini.
- Program lari 5K di postingan yang ini.
- Nah kalau yang ini, tips membuat video yang 'mendokumentasikan' jalur trek lari kita :)

Sunday, April 29, 2018

Lari Jelang Puasa Ramadan

Source


Bulan puasa ramadan tinggal menghitung minggu, kira-kira pertengahan bulan Mei mendatang.

Biasanya, saya mengurangi frekwensi lelarian selama puasa meski saya sempatkan usai tarawih atau saya ganti dengan circuit training.

Nah, di minggu-minggu ini saya sempatkan untuk rada menaikkan durasi lari. Jika biasanya di hari biasa lari 30 menit, saya tambah dikit jadinya 40 menit. Ini setara 4 km.

Pada akhir pekan, yakni Sabtu atau Minggu, saya ambil longrun tipis-tipis. Durasinya sekira 50-60 menit atau 5 km ke atas.

Pengennya, satu minggu sebelum ramadan, saya ingin berlari 10K. Trek larinya sekitar rumah saja di Bogor, pagi-pagi sambil mengintip puncak gunung Salak dan dibuntuti mentari yang bangun :)

Oya, minggu-minggu ini saya juga makin termotivasi berlari. Pendorongnya adalah dua kawan saya barusan mengabarkan keberhasilan 'wisuda' lari 5K dan 10K.

Mereka menggunakan program interval-running dan tabel latihan yang pernah saya share yang kemudian berlanjut ke diskusi via WA. Alhamdulillah, berkesempatan berbagi semangat olah raga lari :)

- Program dan tabel latihan untuk pemula di artikel ini.
- Program lari 5K di postingan yang ini.
- Nah kalau yang ini, tips membuat video yang 'mendokumentasikan' jalur trek lari kita :)

Salam #marilari

Friday, April 27, 2018

Jalur rempah

Pulau Gunung Api Banda

Di salah satu lipatan Indonesia ini, saya kembali bersyukur berkesempatan menyesap agung dan moleknya nusantara.

Molek alamnya, agung jejak sejarahnya.

Dan, dari sekian perjalanan, terlebih saat melempar pandangan dari udara dan laut, tak jarang saya terkesiap karena seolah diingatkan untuk merawat harapan dan optimisme negeri ini.

Bukan sekali dua kali pula, tergerak bersenandung sepenggal gubahan Ibu Sud, 'Tanah Airku': ... Biarpun saya pergi jauh. Tidak kan hilang dari kalbu...

Dari Banda, saya akhirnya sampai pula ke Tual dan mencicipi masakan laut di sana. Tual merupakan  kota maritim dan industri perikanan.

Menyeberang dari Tual pada keesokan harinya, bersama seorang kawan lantas melancong ke gugusan pulau karang, Pulau Bair dan menikmati pantai Pasir Panjang, Nglur Boat.

= Pulau Gunung Api Banda =
Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku.
Tiga hari berlayar dari Ambon dengan KRI Surabaya 591 :)