AKHIR Agustus lalu, seorang kawan lama bertanya lewat BBM: "gimana caranya bisa lari lebih jauh, lebih lama?"
Saya balik nanya, lha sebelumnya bagaimana. Apakah ndak pernah lari, lari sesekali atau suka lari tapi jarak tempuh mentok alias tidak bisa nambah jauh lagi?
Ternyata dia, perempuan sekitar 30an, selama ini hanya mampu lari maksimal 12 menit. Jaraknya sekira 1km lebih dikit. "Aku pengen terus lari, tapi tenaga sudah habis. Punya solusi?" tanyanya.
Dari obrolan di BBM itu, saya coba membantunya dengan memintanya mengubah pola latihan.
Ada tiga hal yang saya kenalkan kepada kawan itu, si Dee.
Pertama, mengenalkan orientasi waktu atau durasi latihan. Ini sekaligus mengubah persepsinya dan asumsi umum yang menilai jika ingin memperbaiki performa adalah dengan menambah jarak setiap kita lari.
Memang ada benarnya, tapi bagi pemula pendekatan seperti itu justru tidak efektif, tidak efisien, boros tenaga, membebani psikis dan malah bikin stres karena terpaku pada target jarak setiap sesi lari.
Kedua, saya kenalkan dia dengan program latihan lari yang menggunakan metode "interval-running". Nantinya saya tulis IR saja. Manfaatnya ialah melatih daya tahan alias endurance.
Praktiknya metode ini dilakukan dengan cara melakukan lari yang berselang-seling. Pada awalnya, IR dengan lari-jalan-lari-jalan. Nantinya, pada tahap selanjutnya ialah dengan selang-seling antara lari biasa dan lari cepat.
Ketiga, melakukan pemanasan dan peregangan dengan baik. Dalam obrolan BBM, saya sengaja meluruskan soal "pemanasan".
Dee, juga sebagian kawan-kawan menganggap "pemanasan" adalah gerakan mengayun-ayunkan lengan, menekuk leher kanan kiri, membungkukkan pinggang dll. Padahal itu "peregangan" dan bukan "pemanasan."
Pemanasan sendiri adalah upaya menaikkan suhu tubuh hingga mencapai titik tertentu mendekati suhu tubuh saat melakukan aktivitas olah raga. Cara sederhananya adalah dengan berlari kecil atau cukup lari di tempat selama 3menit. Nah setelah itu, barulah melakukan peregangan.
+++
Karena Dee sebelumnya hanya mampu lari +-12 menit dan ingin bisa lari jauh yang durasinya bisa 1jam lebih, entah jaraknya 5km dan bahkan 10km atau lebih jauh lagi, maka pola latihan adalah dengan membuatnya beradaptasi dengan aktivitas olahraga yang relatif lama.
Saya sengaja membagi tahapan latihan menjadi dua:
1) program latihan dengan target si Dee nanti mampu lari NONSTOP 30 menit.
2) setelah itu baru masuk ke program dengan target lari NONSTOP 5Kilometer (selanjutnya saya tulis 5K saja)
Kenapa tidak sekalian bikin target lari 5K? Toh itu juga target yang ingin dicapai kan?
Pertimbangan saya lebih ke psikis. Asal tahu aje ye, seorang pemula butuh waktu 50menit bahkan bisa 1jam untuk melahap jarak 5K. Sedangkan Dee mentok lari 12menitan, itupun hanya 1K.
Nah jika Dee atau kawan-kawan yang "senasib" langsung ditargetin bisa lari 5K, maka yang terjadi adalah perasaan linu duluan. Ngeri. Senut-senut. Risikonya adalah jiper. Nyerah deh! Lha iyalah, rasionya dari lari 12 menit ke lari 50 menit lebih. Durasinya 4 kali lipat coy...
Dan itu manusiawi. Makdarit, maka dari itu, saya bagi dua tahapan targetnya. Clear ya?!
Pola latihan pada tahap pertama adalah dengan membuatnya beradaptasi dengan aktivitas latihan fisik yang relatif lama yaitu selama 30 menit.
Pentahapan ini juga bertujuan: mampu lari dengan menyenangkan, nyaman, dan bebas cedera. Itulah sebabnya, program latihan butuh waktu hingga 8-12 minggu.
WARNING: mohon ikuti tahapan lari dari awal persis di tabel, jangan memotong atau melompati meskipun Anda merasa mampu lari beberapa puluh detik atau menit. tujuan pentahapan adalah semata-mata berlatih dengan menyenangkan dan minim cedera. fun n safely running.
Tekan habis EGO! di tahap awal ini yang harus Anda waspadai adalah ANDA sendiri!
Itulah mengapa saya menekankan bahwa faktor utama berlatih lari di tahap awal ini bukanlah soal fisik, melainkan kesabaran, percaya pada proses, dan disiplin.
(Mau yang instan? Ndak pernah lari tapi pengen hanya 1 minggu bisa lari 5K, 10K? Maaf saya nggak tahu caranya jika sampeyan pengen kek gitu heheheee).
+++
Inti latihannya adalah IR dengan lari-jalan-lari-jalan selama total durasi 30 menit.
Bagi kawan yang blas belum pernah lari, dimulai dengan jalan kaki di hari pertama (sebagai awalan) dan selanjutnya kombinasi lari-jalan.
+++
Nah karena Dee sudah bisa lari 12 menit, maka saya bolehkan dia untuk "loncat" ke sesi latihan minggu ke 5 yaitu lari 7menit, jalan kaki 8menit begitu seterusnya hingga total 30menit.
Bagaimana realisasi dan hasil latihannya? Dalam waktu 4 minggu, alhamdulillah, puji syukur dia sudah bisa lari NONSTOP 30menit.
Sebagai pelari yang sebulan lalu hanya bisa lari 12 menit, ini capaian warbyasa. Luar biasa, karena 2X lipat dari performa sebelumnya :)
Saya hitung-hitung, durasi setengah jam itu menempuh jarak kira-kira. 2,5K. Jadi pace atau kecepatannya +-11menit/km. Pelan ya? Ga ada urusan dengan cepat atau lambat. Karena orientasinya adalah durasi. Titik! :P
Tentu Dee senang dengan capaian ini. Apalagi dia menjalani latihan nyaman dan minim rasa sakit. Paling hanya pegel-pegel sebentar yang esok hari hilang seperti kalau habis jalan-jalan ke mall :D
Rasa hepi karena sudah bisa lari nonstop, juga mendorong kepercayaan diri dan semakin termotivasi. Inilah bekal bagus untuk masuk ke tahap kedua dengan target lari 5K.
Berapa waktu yang dibutuhkan untuk mencapai target itu? Tiga minggu saja hehehe.
Mari lihat tabelnya agar lebih mudah menelusuri jejak pencapaian seorang pelari perempuan berusia 30an, istri dari seorang suami, tinggal di Jogja, aktivis sosial pendamping para narapidana Wirogunan dan pengisi acara radio tentang pembacaan kartu tarot :)
Oya, sejak minggu lalu Dee lanjut ke program latihan 10K dan sudah menuntaskan tahapan lari 6K.
Soal pace atau kecepatan, semakin jauh jaraknya ternyata justru makin cepat. Inilah dampak positif dari IR, melatih kekuatan sekaligus ketahanan (endurance).
Oya, Dee berlatih menggunakan tabel jadwal lari yang saya sesuaikan untuk dia. Biasanya satu hari sebelum lari, dia BBM saya untuk memastikan bahwa esok hari dia jadi lari.
Begitu juga sesudah lari, dia "laporan" :). Selain itu, diskusi bergulir via BBM tentang beberapa hal soal lari misalnya pemanasan, peregangan, pencegahan cedera, postur ideal saat lari, langkah kaki dan lain-lain.
Oya, Dee berlatih menggunakan tabel jadwal lari yang saya sesuaikan untuk dia. Biasanya satu hari sebelum lari, dia BBM saya untuk memastikan bahwa esok hari dia jadi lari.
Begitu juga sesudah lari, dia "laporan" :). Selain itu, diskusi bergulir via BBM tentang beberapa hal soal lari misalnya pemanasan, peregangan, pencegahan cedera, postur ideal saat lari, langkah kaki dan lain-lain.
Dee juga ikut event race Borobudur Run 10K November 2015 dan sukses finish strong. Masih penasaran, dia kembali lelarian di Candi To Candi 10 K beberapa bulan kemudian.
Kini, Oktober 2016, Dee tetap berlari rutin. Pola latihannya dengan interval running, kombinasi jogging dan sprint, yang dilakuan di hari Selasa dan Kamis. Lalu ketika weekend giliran menggarap long-run.
Bulan-bulan ini dia mulai berlatih mendongkrak speed dan memompa endurance karena mengincar target anyar: lari 15 kilometer. Desember nanti, Dee akan liburan ke Bali dan ingin menjajal trek berpasir: pantai Kuta 10K :)
Kini, Oktober 2016, Dee tetap berlari rutin. Pola latihannya dengan interval running, kombinasi jogging dan sprint, yang dilakuan di hari Selasa dan Kamis. Lalu ketika weekend giliran menggarap long-run.
Bulan-bulan ini dia mulai berlatih mendongkrak speed dan memompa endurance karena mengincar target anyar: lari 15 kilometer. Desember nanti, Dee akan liburan ke Bali dan ingin menjajal trek berpasir: pantai Kuta 10K :)
Semoga berhasil kawan! Amien :)
# tekad kuat
# percaya pada proses
# sabar
# gigih
Just do it. Nothing is impossible.
UPDATE:
Selain Dee, ada cerita menemani kawan sepelarian - Vevi di Jogja - dari proses full jalan kaki, kombinasi lari-jalan sampai berhasil lari nonstop 30 menit pada 9 Oktober, ada di cerita ini dan postingan FB.
Selanjutnya, dia tekun melahap tahapan latihan menargetkan mampu lari 5K selama 3 minggu. Cerita 'wisuda' berlari lima kilometer pertamanya yang dilakukan pada 30 Oktober, saya tuturkan di artikel ringan ini. Semoga menginspirasi :)
# percaya pada proses
# sabar
# gigih
Just do it. Nothing is impossible.
UPDATE:
Selain Dee, ada cerita menemani kawan sepelarian - Vevi di Jogja - dari proses full jalan kaki, kombinasi lari-jalan sampai berhasil lari nonstop 30 menit pada 9 Oktober, ada di cerita ini dan postingan FB.
Selanjutnya, dia tekun melahap tahapan latihan menargetkan mampu lari 5K selama 3 minggu. Cerita 'wisuda' berlari lima kilometer pertamanya yang dilakukan pada 30 Oktober, saya tuturkan di artikel ringan ini. Semoga menginspirasi :)
bit.ly/LatihanLariMudah
ARTIKEL LATIHAN LARI
- Latihan pendukung, lari lebih cepat, lebih lama: Strength / Circuit Training ...
- Program latihan lari 5K
- Pemanasan dan peregangan sebelum lari dan olahraga
Inung Gunarba | Dikirim dari PC perjuangan :D
ARTIKEL LATIHAN LARI
- Latihan pendukung, lari lebih cepat, lebih lama: Strength / Circuit Training ...
- Program latihan lari 5K
- Pemanasan dan peregangan sebelum lari dan olahraga
Inung Gunarba | Dikirim dari PC perjuangan :D
Pak, saya pernah latihan lari tapi brenti 2 bulan yg lalu. sempat bisa 5 menit tapi ngos-ngosan. apa ya sebabnya? dada dan leher, tenggorokan panas. ada tips/cara nafas yang baik pa?
ReplyDeletesiapppp...
Deletecoba pola napas 3-2, artinya tarik napas dalam 3 langkah dan keluarkan napas dalam 2 langkah.
misalnya:
tarik napas: bersama langkah kanan, kiri, kanan.
keluarkan napas: langkah kiri, kanan
dan seterusnya.
ini membuat paru-paru tidak tersengal-sengal, ibaratnya: memanjangkan napas :)
Memotivasi sekali artikelnya pak, sy sdh bisa berlari pelan selama 30 menit paling jauh 2.5 sampai 3km. Tapi ya sudah, mentok disitu terus. Hehe.
ReplyDeletekira2 sy bs mulai programnya dr mana ya pak? Terimakasih..
Hallo mbak Putri,
DeleteGreat, mbak sudah mulai berolahraga. Jika sdh bisa lari pelan 30 menit, mbak sudah bisa mengincar target berikutnya yaitu 5 km.
Untutk itu, mbak perlu meningkatkan daya tahan. Caranya dg metode interval running dg durasi Tak lebih 20 menit.
Lakukan saja lari lambat 3 menit dan cepat 20 detik. Ini dilakukan pada weekday misalnya selasa dan kamis, sedangkan saat weekend lakukan lari 35 menit.
Kemudian lakukan lagi IR pd pekan berikutnya dan lari 40 menit pada weekend. Begitu terus hingga minggu-minggu berikutnya sampai mampu lari 50 menit. Setelah itu saya yakin mbak bisa berlari 5 km. Mohon abaikan durasi lari dan kecepatan, fokus saja.
Secara durasi, dengan pace atau kecepatan mbaj sekarang, maka jarak segitu akan dicapai dlm waktu 45-50 menit. Tapi dont worry, jangan terbebani dengan durasi segitu hehehe karena latihannya tidak semata dengan menambah durasi.
Anda dapat menggunakan metode interval running untuk meningkatkan endurance. Cara paling umum ialah berlari selang seling antara lambat dan cepat dengan durasi total
Misalnya
Wah cepet banget responya! ThankYou mas Inung, hehe..
DeleteSy coba praktek ya mas, InsyaAllah mulai besok. Nt sy tanya2 lagi boleh ya mas, maturnuwun..
Alhamdulilah setelah hampir putus asa, beberapa hari yang lalu sdh berhasil 6kilo dlm waktu 53menit.. sy terharu sekali, terimakasih byk tips nyaaa mass!!
ReplyDeleteSelamat mbak, congrats! Saya turut senang mbak berhasil 6K. It's reward yourself sekaligus memotivasi saya dan kawan-kawan untuk terus berbagi :)
DeleteTrain smart, eat right, sleep enough, run full of fun. Keep running!
Ka, minta program latihan dong untuk saya
ReplyDeleteDalam 3-4 minggu saya pengen fisik saya kuat, pengen dalam waktu 12 menit bisa lari cukup jauh (untuk akpol)
Saya udh bisa lari 30menit non stop cuman ga jauh, soalnya jogging pelan
Hallo... Ok. Sebelumnya ini sedikit info: test lari 12 menit merupakan tes untuk mengetahui tingkat kebugaran dan endurance. Aslinya disebut sbg cooper test. Ok itu soal nama. Nah berikutnya adalah program latihan lebih lanjut dlm waktu 3-4 minggu.
DeleteKarena program latihan ini memiliki tujuan khusus (lulus tes) dan berbasis kondisi individual maka program latihan perlu disusun dengan matang.
Untuk itu kita perlu mengetahui lebih lengkap perihal pencapaian lari Anda, 30 menit itu brp km, sudah berlatih berapa lama, seminggu berapa kali, usia dll.
Untuk itu, ada baiknya kita berkomunikasi lebih lanjut. Bisa via FB messenger atau WA. Akun FB saya inung gunarba. Salam :)
Haloo mas inung boleh tau nomer WA nya? Ingin konsultasi masalah running mas, Terimakasih
ReplyDeleteHallo Mbak Kiki, monggo :). nomor WA saya 081296701137
DeleteMas, aku nanti mau WA ke mas yah.. no WA ku di 082122287877, mau sharing soal masalah lari... ada yg ga paham sedikit soal IR dll
DeleteSiap, monggo mas Muliadi :)
DeleteArtikelnya mantab bang..sangat menginspirasi.. mau tanya.. program yg abang kasih untuk 8 minggu ya. Tp temen abang td bisa 1 bulan aja..pembagian jadwal latihannya gimana ya? Trus kalo saya mau latihan pake treadmill.. speed untuk jalan - lari menggunakan speed berapa ya yg idealnya.. ? Terima kasih
ReplyDeleteHallo,
DeleteUntuk temanku Dee yang hanya latihan 1 bulan dan bisa lari nonstop 30menit, karena dia sudah bisa lari 12 menit meskipun itu durasi maksimalnya, alias mentok. Sudah nggak sanggup lari lagi.
Jadi, dengan "modal" lari 12 menit, aku konversi dan aku kasih menu latihan mulai minggu ke 5. cek lagi di tabel.
+++
Bagaimana jika latihan dengan treadmill? bagaimana pengaturan speed?
Kebetulan saya pernah latihan lari dengan treadmill ketika dulu pernah kesulitan lari sore karena kesibukan kerja. cielah hehehe
Jadi gini, pada dasarnya tidak ada penentuan angka nominal speed. Di treadmill kan ada fitur setingan kecepatan kan ya? Nah itu kita abaikan.
Justru, kita pakai patokan pada diri sendiri.
patokannya ke Mas Martedy sendiri saja. Berapa biasanya speed ketika jalan? nah itulah yang dipakai.
Lalu berapa speed saat mas Martedy lari? tidak harus kencang. Lari semampunya saja dulu, lambat gapapa. catat speednya.
Pada tahapan ini, kita tidak fokus ke speed dulu. Kita fokus bagaimana membangun endurance dulu.
Speed akan membaik seiring latihan endurance dan rutinitas. Percayalah pada proses.
Nah, kembali lagi ya. Perhatikan berapa speed jalan kaki secara alamiahnya mas Martedy, begitu juga berapa speed lari Mas. Itu saja yang dipakai.
Jika ada pertanyaan lagi, monggo diskusi lagi. Semoga saya bisa membantu :) Salam lari.
brarti patokannya pada gerakan larinya ya Om? dengan speed sama asalkan tubuh ada jeda kaki terangkat sudah d anggap lari ya? thanks informasinya.. doakan lancar nanti mulai start program
DeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletehallo Eca,
Deletesalam kenal juga.
bagus banget hobimu yang naik gunung. aku dulu juga suka nanjak, sekadar hobi zaman kuliah. dulu bareng kawan ke Gunung Sumbing di Temanggung, Jawa Tengah :) #toss
Btw, untuk lari, Eca sudah punya motivasi dan bekal fisik yang bagus, tinggal penyesuaian saja dengan latihan teratur dan terpola.
Pola latihan nantinya bergantung juga dengan target Eca saat ini: apakah ingin bisa lari nonstop 5K tanpa diselingi jalan kaki?
jika begitu, aku perlu tahu dulu: berapa maksimal Eca bisa lari nonstop, apakah 4 menit? 5 menit? atau berapa?
dari situ, kita bisa lanjut diskusi soal pola dan jadwal latihan yang customized utk Eca.
Salam gunung :)
This comment has been removed by the author.
DeleteNoted untuk kemampuan lari kontinyu maks 15 menit. Nah dari info atau kerennya "data" ini, kita bisa bikin tabel customized untuk Eca. Jika nyaman dengan WA, nanti aku share tabel dan latihan pendukung lainnya seperti yang paling PENTING adalah pola pemanasan dan peregangan, ini nomerku 081296701137
DeleteUh.. seneng banget ketemu blog ini. Halow mas Inung, salam kenal, aku Rizki. Aku simpan nomor hp mas Inung ya.. ntar aku konsulnya lewat WA aja, konsul ttg lari.. makasih..
ReplyDeleteHallo +Kie
Deletesalam kenal Rizki,
salam lari :)
siappp, lanjut ke WA.
DeleteSelamat Malam mas inung... mau cerita dikit.. 23 september lalu saya nemu artikel ini... dan langsung saya praktekan ikutin baris demi baris panduan tabel larinya.. Alhamdulillah per malam ini saya dah finish 30 menit non stop bang... thanks bang artikelnya... ternyata saya mampu... hehehe
ReplyDeletesama-sama.
Deletemantaps, selamat ya.
Lanjut ke 5K nih? hahaha
today's record is tomorrow's motivation :)
This comment has been removed by the author.
ReplyDeletesangat informatif. Ketemu artikel ini saya jadi ingin mencoba olahraga lari. Sekarang ini aktifitas olahraga saya lompat tali (skipping). kalau boleh ntar saya mau konsultasi lewat WA mas inung.. untuk peralihan dari skipping ke lari atau malah dua2nya.. terimakasih.
ReplyDeletesiap mas +Tri Wib,
DeleteBtw, saya dulu juga skipping, sekarang mulai jarang.
Skipping juga bagus dan bahkan bisa jadi olahraga pendukung lari. Istilahnya, bisa jadi cross-training bagi lari, seperti halnya renang, bersepeda, futsal dll.
Benefit skipping yang utama adalah melatih kardio, melatih kerja jantung dan paru-paru, fat-burner dan memperkuat otot kaki terutama betis, lutut dan paha depan belakang. Juga membantu memperkuat hips dan core (punggung bawah). Putaran tali juga melatih lengan dan bahu.
Jika tertarik berlatih lari, saya yakin kegemaran skipping jadi bekal bagus untuk mas Tri Wib ke depan.
WA saya 081296701137
salam :)
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSelamat pagi mas Inung, salam kenal nama saya pandu, sebelumnya terima kasih banyak untuk artikel mas Inung yg benar2 informatif dan banyak ilmunya, kayaknya jarang2 ada orang yg membagikan ilmu begitu detail dan pro secara gratis..hehe,
ReplyDeleteBegini mas inung saya mau jujur aja, saya masuk tipe orang yg kuat lari hanya di bawah 1 km saja, bahkan sering kurang dari 1 km. untuk lebih 100 mtr aja saya sdh mau pingsan dan kehabisan nafas.
Bagaimana agar saya bisa berlari lebih lama dan lebih jauh ya mas..ya minimal bisa lari 30 menit tanpa jeda.dan meningkatkan endurance saya. kalau bisa untuk berkonsultasi dengan mas inung..terima kasih
Halo mas Pandu,
DeleteTerimakasih sudah mampir, btw saya sekadar berbagi pengalaman saja hehehe, alhamdulillah bisa bermanfaat :)
Pertama, soal keluhan yang dialami mas Pandu merupakan hal yang wajar. Banyak kok teman-teman yang mengalami hal yang serupa, lha wong saya aja dulu juga begitu hehehe.
Kedua, masih lanjutannya, jadi mas tenang saja. Ini bisa disiasati dengan pola latihan sederhana. Modalnya hanya percaya pada proses :)
Ketiga, sependek yang bisa saya ketahui, berdasar cerita mas Pandu maka untuk memperbaiki performa dan kemampuan lari adalah dengan meningkatkan endurance atau daya tahan.
Caranya bagaimana? berlatihlah dengan pola Interval Running/IR. Untuk tahap sekarang adalah selang-seling antara jalan kaki dan lari. Nantinya akan sampai ke tahap lari pelan dan lari lari lebih cepat.
IR ini bermanfaat untuk menstimulai tubuh agar mampu menghadapi beban aktivitas fisik (lari). Dengan pola selang-seling jalan-lari, maka secara bertahap akan beradaptasi dan menguatkan dirinya sendiri.
Pola latihannya bisa mengikuti tabel.
Mungkin mas Pandu bertanya? mulai latihannya dari yang mana jika sudah bisa berlari (meskipun maks 1 km atau kurang)
Untuk itu saya perlu tahu lebih dulu, mas bisa berlari nonstop selama berapa menit secara effortless? artinya, berapa menit berlari sampai sebelum merasa ngos-ngosan?
Dari situ, nanti saya bisa sesuaikan.
dont worry jika baru bisa 3-5 menit atau malah kurang dari itu. Ada kok beberapa kawan lari yang saya dampingi (melalui WA hehehe) mulai latihan dari awal banget alias dari full jalan kaki sampai bisa 30 menit, 5K dan malah 10K nonstop.
Demikian mas Pandu, boleh diskusi lewat blog ini atau WA saya 081296701137
Salam lari
sore mas inung, saya terbantu sekali dg artikelnya. kebetulan saya secara ga sadar pake juga IR selama 30 menit, tapi jeda antara lari dan jalan yang belum teratur. kalo boleh tau mas, perlu ga sih interval hari kita latihan. misalnya senin saya latihan, selasa libur dulu, rabu mulai lagi gitu. soalnya kata temen jeda itu perlu untuk memulihkan kondisi tubuh. lalu yg kedua, saya olahraganya pake treadmill, apakah pengaruhnya sama? soalnya kayaknya kalo pake treadmill kan daya tolak ke tanah sama beban tumpu ke kaki dan lutut beda kalo dibandingin sama lari di atas tanah langsung ya? mohon infonya, makasih...
ReplyDeleteHalo,
DeletePertama, senang sekali artikel pendek ini bisa membantu kawan-kawan. Terimakasih ya :)
Kedua, soal interval hari latihan. Hal ini memang diperlukan dan bahkan disarankan. Pada dasarnya, kita justru harus memiliki atau mengagendakan hari istirahat/ rest day. Tujuannya, tentu untuk pemulihan.
Selain itu, ini yang kadang kala perlu kita ketahui, rest day justru merupakan momentum kita dan tubuh untuk memperkuat dirinya. Mengembalikan metabolisme, struktur dan jaringan sel yang "terkuras" saat latihan.
Dan, saat pemulihan, tubuh merecovery dirinya menjadi lebih bagus/kuat/ sehat dibanding sebelumnya. Artinya, latihan fisik berguna juga untuk menstimulasi tubuh membangun dirinya lebih baik dibanding sebelumnya.
jadi, dari sisi lain, rutinitas latihan tanpa istirahat SANGAT tidak disarankan karena tidak memberi kesempatan tubuh membangun dirinya. Istirahat di sini termasuk tidur cukup, makan cukup dan harus ada jeda/interval hari latihan.
kita bisa ambil rest day satu hari setelah latihan misalnya Minggu lari, senin OFF, Selasa latihan, Rabu- Kamis OFF, Jumat latihan, Sabtu OFF dan minggu latihan. Atau diatur untuk berlari 3 kali dalam 1 pekan (secara tidak berurutan) dan hari-hari di antaranya merupakan hari istirahat. Boleh juga memodifikasi.
Catatan pentingnya: jika seandainya memang ingin latihan pada 2 hari yang berurutan, maka hari ketiga harus OFF untuk istirahat.
Ketiga, latihan lari menggunakan treadmill juga bagus. Sarana itu menjadi upaya kita untuk tetap hidup aktif :)
Apakah ada beda antara TM dengan lari di outdoor? tentu ada. karena ada gaya gravitasi, angin, udara yang lebih segar maupun lari di outdoor menawarkan antibosan hehehe
Di sisi lain, TM juga menjadi solusi jika cuaca hujan, kesorean/kemalaman atau ada kendala lain seperti tidak ada trek outdoor yang memadai di sekitar kita.
jika ingin memberi challenge atau sedikit tantangan saat menggunakan TM, ada beberapa trik. Salah satunya dengan menaikkan elevasi kemiringan landasan TM 1-1.5 derajat. Kan ada tuh biasanya di settingan TM.
menurutku, settingan kemiringan 1-1.5 sudah cukup untuk memberi challenge bagi kita. jadinya rada menanjak tapi nggak curam banget-banget. Boleh juga ambil elevasi 2 tapi opsi ini dipakai setelah kita terbiasa dengan elevasi 1-1.5 dulu.
Salam lari :)
Salam kenal mas inung, saya ijin save no wa nya ya, ingin konsultasi via wa , terima kasih mas inung.
ReplyDeleteSalam kenal mbak Ani,
DeleteSiap, terimakasih sudah mampir :)
halo mas, kalau ada waktu luang share gimana teknik nafas ya. sy msh bingung apakah baeknya ambil pakai hidung atau mulut.
ReplyDeletepernah denger jg, tknik nafas juga ada hitungan dg langkah kaki. maksudnya disesuaikan dgn langkah kaki agar bisa lari lbh jauh.
oya salam kenal jg, belum kenal kok langsung minta tips nafas qeqeqqee. sy ade dr lampung.
siapppp
DeletePada umumnya bernapas via hidung dan mulut sama-sama oke. hanya saja banyak disarankan juga menggunakan mulut atau kombinasi keduanya.
Misalnya,
Pola 1. a) tarik napas melalui hidung b) keluarkan melalui mulut.
Pola 2. a) tarik napas lewat mulut dan b) keluarkan juga melalui mulut.
Ini memang perlu adaptasi, dont worry jika belum lancar dan masih lupa-lupa. Biasa itu mah :)
Untuk ritme napas yang disesuaikan dengan langkah kaki, kita biasanya menyebutnya pola 3-2 atau 2-2.
Tarik napas dalam 2-3 langkah dan keluarkan dalan 2 langkah kaki. Intinya, ini adalah trik bagaimana kita memanjangkan napas agar tidak bernapas pendek-pendek.
Bernapas pendek-pendek itulah yang menyebabkan kita ngos-ngosan. atau dengan kata lain, pola 3-2 merupakan upaya mencegah kita ngos-ngosan dan menghindari kecapekan.
Oya, satu lagi. Bernapaslah dengan napas perut, maksudnya masukan udara yang kita hirup ke perut dan bukan dada. Ini karena rongga dada lebih lapang dibanding paru-paru. Tujuannya agar volume udara/ oksigen yang kita hirup lebih banyak, maka: gunakan napas perut.
Lebih detailnya, nanti aku rapikan dalam artikel berikutnya ya. Thanks, salam :)
halo mas inung, saya 35 tahun keseharian kerja di depan komputer sama sekali ga pernah olah raga (sama sekali)..
ReplyDeletemendadak kemarin entah bisikan dari mana saya pengen olah raga lari sampai sampai meluangkan beli sepatu lari baru..
setelah malu malu pergi ke tempat trek outdoor yang masyaallah isi nya cewek cowok muda muda pada lari kayak setan, akhirnya aku ikut lari dan hasilnya jreng jreng cukup setengah putaran atau sekitar 200m udah megap megap ga sanggup lagi, akhirnya tak teruskan jalan agak cepat sampai 6 putaran ato sekitar 2,4 km..
setelah melihat tabel anda saya tahu harus mulai dari tahap minggu pertama..
tapi yang jadi masalahnya mas, sekarang kan saya lagi hot hot nya nih (meski harus jalan bukan lari hehehe), kalo saya mulai sekarang kan bentar lagi puasa nih saya takutnya kalo programnya kepotong besok setelah lebaran udah males lagi, gimana tuh mas ada solusinya ga?
apa boleh olah raga di sore hari mendekati jam jam buka puasa gitu??
hallo Nesfi
ReplyDeletemaaf banget baru bales. karena kemarin rada susah akses dari PC kantor.
Pertanyaannya soal latihan di bulan puasa ya? duh lagi-lagi saya menyesal telat njawab. karena momentum puasanya sudah lewat nih. tapi pada dasarnya latihan lari di bulan puasa bisa kita atur.
Opsinya, 30 menit sebelum buka puasa atau setelah buka puasa. Nah karena buka puasa sekitar jam 18, maka larinya baru boleh setelah jam 8 malam atau kelar tarawih.
Salam.
alo mas inung, artikelnya menarik sekali...
ReplyDeletedari dulu saya ingin bisa berlari-lari kayak yang lainnya...
ada nggak tips atau program latihan untuk yang berkaki bebek/datar (flat foot) setiap saya berusaha lari kaki sangat sakit sekali... jadi bisanya paling jalan kaki doang...
terima kasih, btw aku belum tahu dan belum paham benar kiat lari untuk rekan-rekan dengan flat foot :)
Delete