Showing posts with label Diary keluarga. Show all posts
Showing posts with label Diary keluarga. Show all posts

Friday, August 17, 2012

Jajan


Berbuka puasa di warung bakso Pak Kumis di ruas Wakhid Hasyim, Jakarta Pusat, duduk di seberang meja seorang anak kecil 7 tahunan bersama Ibunya. Saya membayangkan, apa yang saya rasakan ketika pada usia yang sama dijajanin bakso oleh Ibu almarhum.

Kalau merunut-runut serpihan memori, kayaknya yang saya rasakan tentu suka cita menyantap kuah dan butir-butir Bakso. Langganan kami kala itu, warung bakso di pojok simpang empat Toko Maga, Jalan DI Panjaitan, Jogja. Waktu itu, toko Maga masih sebatas toko kecil dan sekarang sudah menjadi toko swalayan.

Kami jajan disitu, biasanya tanggal gajian Ibu. Beliau mengajar di SDN Gading II di Jl Mayjen Sutoyo. Disitu juga saya dan empat kakak bersekolah.

Keduanya hanya berjarak sekitar 600 meter dr sekolah, Ibu cukup mendudukkan saya di boncengan sepeda anginnya dan mengayuhnya pelan-pelan.

Wednesday, August 15, 2012

Mudik



Sabtu kemarin saya mengantar istri dan si kecil Kaka mudik ke Tanjung Enim, Sumatra Selatan. Dengan Lion Air berangkat dari Cengkareng, Bandara Soekarno-Hatta tujuan Palembang, ini penerbangan pertama bagi mereka berdua. Ada kekhawatiran pada awalnya, juga antusiasme.

Sejatinya, kami ingin pulang kampung seminggu lebih awal. Lantaran mesti beberes rumah usai pindahan, akhirnya mundur satu pekan.

Persiapan kami bukan sekadar memesan tiket dan memastikan jemputan di bandara. Bukan teknis seperti itu. Malah kami, terutama Bundanya Kaka, sempat was-was bagaimana dengan Kaka yang masih setahun 8 bulan untuk terbang dengan pesawat.

Yang kami tahu dan dengar, mengajak anak kecil apalagi bayi mesti hati-hati. Pertama, kalau boleh mengurutkan, soal pengaruh tekanan udara di pesawat terhadap gendang telinganya. Tekanan udara yang berbeda, dikhawatirkan berdampak pada pendengaran si kecil.

Saturday, May 14, 2011

Pagi di Asofa


Let's go!






















Kluyuran pagi-pagi, silaturahim dadakan dan tentengan.

Di sabtu pertengahan Mei ini, di ujung pekan menemani istri merayakan cuti kerja, saya memulai hari dengan mengajak dia dan Kaka (5 bulan) jalan-jalan pagi. Tidak seperti pagi atau sore sebelumnya, kali ini rutenya jauh berbeda.

Kami blusukan lewat gang kecil yang memaksa orang yang berpapasan mesti memiringkan badan. Terjepit di antara rumah petak dan bedeng dengan jalan separuh konblok setengah tanah lumpur.

Monday, May 2, 2011

Foto dan kita

Simpel: eksplorasi warna-warni matras dan kredo 'sepertiga bidang'















  



Broken-English summary:
Just click our cellular-camera or pocket, we could be a photographer. Don't mind on how much or where you buy it. Simple camera is enough to capture anything, at home, at work, street or else. Start it, ordinary moment could be golden moment when we frame it.

++

Haree gene, semua orang bisa menjadi fotografer.

Sampeyan tidak mesti berkalung kamera SLR, menyangklong tas pinggang berisi flash atau terhuyung-huyung oleh beratnya ransel bermuatan kamera kedua dan lensa tambahan.

Wednesday, April 27, 2011

Vitamin Kehamilan #3

Dramasine












Broken-English summary:
When my wife was pregnant, there're three additional vitamines as her suplemen: Dramasine, Elkana dan Nulacta Plus. Of course, we get them under our doctor supervision.

++

Ngubek-ubek file foto di kompy, tak sengaja nemuin lagi jepretan vitaminnya Bunda Kaka. Ada tiga lagi setelah vitamin yang saya posting sebelumnya, Vitamin pertama dan kedua.

Wednesday, April 20, 2011

Pijat / Urut Bayi Mak Matsuroh

Ralat: seharusnya tertulis 'SD Grogol Utara'

Broken-English summary:
Near by our neighbourhood, we have a baby-specialist massager for our Kaka, 4 months. Her name is Mak Matsuroh, abouts 70 years old..

Her house on little-street named Gang Tanah Baru that between the Indopos Building and Sekolah Dasar (SD) Grogol Utara. If still confused, just ask if you near Indopos or that elementary school. Mak Matsuroh is a popular grandma :)



Tuesday, April 12, 2011

Tentang Hari Ini...

by natika












Terbangun dengan perut mulas dan sisa-sisa masuk angin semalam, saya memulai pagi ini dengan badan lemas dan kuyu. Tubuh sedikit dehidrasi karena masalah perut, sedikit segar setelah menenggak oralit dan sebutir Colidium.

Dibeli di apotik, obat itu sejatinya bukan yang saya inginkan. Kepada penjualnya, awalnya saya minta Imodium. Ini senjata pamungkas nan efektif. "Waaa... kita nggak punya. Tapi ada juga yang lain, sama kok. Lebih murah malah," kata si penjual.


Sunday, April 3, 2011

Bercak Putih pada Bayi

UP-DATE  3 Maret 2015
Alhamdulillah, Kaka sudah berusia 4 tahun 3 bulan, dan hingga kini tidak ada lagi bercak putih seperti ketika dia bayi :)

UP-DATE Agustus 2011: 
Alhamdulillah, setelah kami memeriksakan Kaka ke Bu Dokter Ari Muhandari Adhie, spesialis kulit di RS Ibu dan Anak "Harapan Kita", Jl S Parman/Slipi, Jakarta, bercak putih di wajahnya akhirnya hilang. Beliau adalah dokter ketiga tempat kami memeriksakan putra kami itu. 

"Berikut info RS Harapan Kita, no. telepon direct Klinik Kulit dan Kelamin: 
021-5668284, terus ekstension: 1118
http://www.rsabhk.co.id/lain-lain/telepon-penting.html"


Tentu saja ini melegakan karena pengobatan di dokter pertama tidak berbuah hasil. Dokter itu memberi masukan agar kami mengoleskan Setelah kami mengoleskan Shampo Selsun Blue yang sejatinya untuk ketombe.

Bagaimana kami akhirnya ke dokter Ari? Referensi dokter ramah ini kami dapatkan dari dokter anak yang praktik di Kemanggisan. Beliau memberikan resep salep Ezzera Cream dan body lotion untuk bayi. Hasilnya, bercak di badan berangsur hilang.

Sayangnya, bercak putih pada wajah tetap bergeming. Enggan menyingkir dari alis, samping hidung dan depan kedua telinga. Kami mulai khawatir (lagi).

Nah untuk yang di wajah, dokter yang kedua ini memang memaparkan beberapa kemungkinan. Artinya, obat-obatan sebelumnya belum tentu bukan tidak manjur tapi mesti ditelisik penyebab pasti bercak putih. Karena selama ini lebih cenderung berupa hipotesa.

Oleh karena itu, dengan bijak beliau juga memberi referensi agar kami memeriksakan Kaka ke teman sejawatnya, ya bu Dokter Ari itu yang di Harapan Kita..

Selang semingguan, kami periksa ke Dokter Ari di rumah sakit milik pemerintah itu. Beliau memaparkan dengan gamblang. Sederhananya, bercak putih pada bayi dimungkinkaan karena alergi yang nantinya terkait dengan exim.

EXIM dan ASMA
Exim kelamin? Eits, nanti dulu, exim ada macam-macam, memang ada yang berhubungan dengan exim kelamin dan kasus pada bayi kebanyakan lebih ke non-kelamin.

Nah kecenderungan exim non-kelamin juga beragam, ada yang implikasi ke pernafasan dan menjadi asma atau ke gangguan kulit kayak bercak putih.

Disini, faktor genetik banyak berperan, nggak mesti lewat jalur langsung orangtua kandung, bisa ditengarai dari saudara kita, nenek kakek sampai paman bibi.

Dokter Ari bilang, karena faktor genetik, maka kita mesti menyadari hal ini dan upaya penyembuhannya mesti cermat.

Beliau bilang, karena faktor inilah maka secara medis hanya bisa melakukan upaya pengurangan, syukur sembuh atau bercak hilang total. Kerajinan dan ketekunan ortu sendiri menjadi kunci.

Beliau itu juga menuturkan, beberapa hal yang perlu kita cermati apakah garis keluarga kita membawa faktor genetis exim, bisa dilihat dari salah satu atau gabungan tanda-tanda fisik.

Paling kentara, adakah kerabat kita yang menderita asma? Juga, apakah ada yang sering bersin di pagi hari. Lalu, bulu alis yang jarang juga menjadi penanda.

Benar juga, kakak kami salah satunya terpapar asma, keponakan kami juga. Seorang yang lain rajin bersin di pagi hari. Jelas sudah dan kami mengangguk-angguk :)

Pada bayi, selain bercak di beberapa bagian wajah secara acak, biasanya bercak melingkar di sekitar/depan kedua telinga. Persis seperti pada Kaka.


KEBERSIHAN RUMAH
Beliau juga mengingatkan, agar kebersihan rumah dijaga terutama rajin-rajin menyingkirkan debu. Periksa sudut-sudut rumah dan ventilasi udara yang biasanya debu tidak begitu terlihat.

Untuk bayi, jangan biarkan air mata dan keringat menempel terlalu lama. Sering-sering ganti bajunya jika sedang banyak keringat. Bulir keringat dan airmata ternyata juga menjadi media bercak putih menjalar.

Pula, segera seka dengan kain kering dan bersih. Pastikan pakaian si dede diseterika tanpa pewangi/pengharum setrika usai dijemur kering, jangan hanya dilipat.

Saturday, December 18, 2010

Kaka, my daily sunshine


Selasa wage, sore di 7 Desember 2010, hamdalah menggema dari lantai atas hingga bawah di rumah Tanjung Enim, 200 km ke arah selatan Palembang, Sumatera Selatan. 

Tanpa google translate pun, tangisan pertama selaras dengan doa kami, “Hei, dunia! Aku datang meramaikan atmosfer, menceriakan bunda dan ayah, memberi manfaat bagi sesama!”

Semoga pula, kelahiran si ganteng Rakha Pramudya Gunarba yang tepat pada Tahun Baru Hijriah, 1 Muharram 1432 H dan diiringi adzan ashar itu, membumbungkan harapan orang-orang yang mencintainya. Sapaan akrab jagoan kami yaitu Kaka. Boleh pula mengambil dari nama depannya, Rakha.

Doa dan asa melekat pada makna ‘hidup nan menyenangkan’ yang tersemat pada ‘Rakha’ (kami serap dari kosakata di jazirah Arab),  lantas ‘bijaksana’ dalam ‘Pramudya’ (bahasa Sansekerta) dan ‘Gunarba’ tentu nama ayahnya qeqeqe.

Semoga buah hati kami yang lahir dengan berat 3,3 kg dengan proses normal menjadi putra yang soleh, cerdas dan bijaksana dari hati, perkataan dan perbuatan. Amien! :D 

Salam blogger...
 (PS: di foto #3, ada benang di kening Kaka untuk meredakan cegukan. Bisa? Yup qeqeqe)



Foto tengah, kamar di belakang teras lantai atas rumah Flamboyan, tempat lahir Kaka

Thursday, August 12, 2010

Kabar baik


AWAL-MULA identik dengan harapan baik. Juga, antusiasme dan nikmat-keceriaan. Pun, di awal Ramadhan kali ini.

Pertama, minggu lalu kangen saya terobati setelah menelepon kakak-kakak yang kini tinggal di Bandung, Indramayu, dan Yogya. Sekalian menanyakan tanggal lahir mereka termasuk para keponakan dan membuat daftar list ultah agar tak terlewat

Monday, August 9, 2010

Ramadhan dan Pesta Blogger 2010


My broken English Summary :) : We welcome Ramadhan! I want to enjoy it. It's our first Ramadhan after we married on March 2010. Its our first too after we life in Asofa, Betawi neighbourhood in West Jakarta.

In this area, we can enjoy to shopping snack and fresh drink at afternoon. Not just one shop but long away the street :) 

Btw, after lebaran, there is big event: Pesta Blogger 2010 in October, it take a theme Celebrating Diversities. So have a nice fast and enjoy the PB 2010, Cheers...

***

TINGGAL hitungan jam, saya dan Anda bakal menikmati bulan Puasa.

Sengaja saya memilih menikmati ketimbang menjalankan atau sekadar (bukan 'sekedar') memasuki. Karena saya ingin berpuasa dengan nikmat, ikhlas dan tetap beraktivitas dengan riang gembira bak Pramuka berbaris nih qe3


Tuesday, August 3, 2010

Daftar Ultah Keluarga


English Summary: "Big-Family Birthday List" - Sometime, we forget to say 'happy birthday' to our brothers and sisters. On the contrary, we more care about our friensd's birthday and write on their FB wall.

This is simple way so we can remember and keep in touch to our big family. Let's start build a simply database of fam's birthday calendar. Make it integrated in our celullar phone and write down in
computer.

Get it more personal by write a letter, not just short message or email. We consider, traditional way is unbeated in intimacy and more surprisingly.

***

Dekatkan yang (Semestinya) Paling Dekat

SIAPA kerabat yang paling kita ingat tanggal ulang tahunnya? Adik, kakak, ibu, ayah, suami, istri? Semuanya? Welldone! Sebagian? Ah, Anda seperti saya kalau begitu :)

Itupun saya mengandalkan fitur pemberitahuan ultah di Facebook. Malah
kalau boleh lebih jujur, saya lebih sering mengucapkan panjang umur
pada teman-teman lewat sebaris dua baris kalimat.

Friday, July 30, 2010

Teman


English Summary: I feel  lucky that not depending on Tweeter just to say-hello to my friends. I'm surrounding by friends in my office, neighbourhood and internet socialmedia, such as Facebook, Blog and by email.

We can spread friendship by simple way: just keep open our mind, emphatic and be egaliterian. My family, particularly mother who has past away, learn me how to communicate and show the meaning of friendship.

Manything we can learn from friends.: knowledge, daily tips, business, sharing and inspiration. :) keep in touch, pals...


***

"Kenapa saya sering nge-Tweet? Karena saya tidak punya teman!" kata Tilla vokalis Tequila, seperti dikutip Reader's Digest Indonesia, edisi Agustus 2010.

Ah, betapa bersyukurnya saya memiliki teman-teman di dunia darat maupun maya. Tanpa harus tergantung oleh kelahiran teknologi social-media semacam Tweeter itu.


Sunday, July 25, 2010

Nge-blog Santai alias Easy Blogging


English Summary : This time, i want to write an article for my  blog so easy. Like a easy-listening song, maybe we could call it 'easy blogging' hehehe. So ia just tap all fingers on keyboard without tend to write a complex post. 

Sometime we get a writer's block, "Ouch... there's no idea this day!" Wanna to break it, we could find idea from others, such as call a friend and chatted, read magazine, wahtching tv, and blogwalking too here :D

Or, use a help tool that provide trend-keyword searching. Just click Google Trend or news.google.com or news.google.co.id. Of course, take it easy, find a topic that we have enthusiastic on it. Happy blogging and blogging wth smile :)

***

Mungkin padanan kata di atas nggak pas. Maksudnya sih, malam ini pengennya nulis santai.

Kalau saya tempeli kata Enggres, 'easy', ya minjem dari istilah musik: easy listening. Kategori lagu yang gampang dicerna dan enak didengar plus nggak njelimet. Ukurannya apa? Embuh… qeqeqe

Nah, di malem minggu ini, eh udah lewat tengah malam ya? Ndak pa-pa lah kalau terhitung Minggu dini hari. Saya maunya ngeblog yang nggak njelimet tadi itu.


Saturday, July 10, 2010

Vitamin Kehamilan (2)

















Jumat malam kemarin, 9 Juli, aku mengantar istriku untuk periksa kehamilan. Seperti bulan lalu, kami ke Rumah Sakit Yadika, Kebayoran Lama.

Setelah menunggu kurang dari 10 menit, perawat memanggil di depan ruang periksa. Dokter yang memeriksa pun sama, Dr Didi SpOG, yang ramah dan menjelaskan hal ihwal kehamilan istriku dengan jelas dan gampang dicerna.

Melanjutkan postingan kemarin, kali ini, vitamin yang ia berikan sebelas-duabelas dengan kunjungan kami sebelumnya. Yaitu,

Saturday, July 3, 2010

Vitamin Kehamilan (1)












Bulan Juli ini, kandungan istriku menuju bulan ke empat. Perutnya sudah mulai terlihat buncit. Pas banget dengan status BuMil-nya, Ibu Hamil qe3

Periksa atawa cek kehamilan pertama ketika usia kandungan 2 minggu di salah satu RS Ibu dan anak di bilangan Seskoal, Kebayoran Lama. Ini beberapa vitamin yang diberikan dokter:

1. Folamil, untuk memperkuat kandungan. Elemen pentingnya adalah asam folat. Ada juga kalsium di dalamnya yang penting banget bagi ibu hamil.

Thursday, June 17, 2010

Jangan merem!

Usai mandi pagi, aku menyeruput kopi menemani istri yang sudah rapi siap berangkat kerja. Sambil terus menatap layar kaca, dia menggamit lenganku. Katanya, "Yah, ingetin ya, kalau nanti lahiran, ingetin agar aku jangan merem kalau pas mengejan!"

Why mommy? Eh sejatinya aku bilang, kenapa Bunda? :D

Istriku yang sekretaris redaksi di tabloid remaja ini lantas bertutur, mengutip info kesehatan di tivi barusan, memejamkan mata saat seorang perempuan  mengejan pas konstraksi, berisiko pembuluh matanya pecah. Meski tidak berdampak fatal, tapi membayangkannya sudah serem banget.

Apalagi, katanya, seorang ibu yang mengalaminya, seperti terlohat di tipi, pelupuk mata sebelah kanannya tampak bengkak kemerahan. Selaku ibu yang baru saja berjuang melahirkan si buah hati, tentu saja ini hal yang sebaiknya tidak terjadi karena mesti berbagi perhatian antara si babby dan merasakan perih di pelupuknya.

"Ingetin ya Yah?"

"Okay deh Bunda," jawabku sigap.

***Asofa

Tuesday, April 13, 2010

Strip ganda, garis dua


Bangun siang jam 08.17
Matiin lampu depan, buka korden.

Duduk di sofa, menyobek kemasan kuning.
Istriku, Aneka Suryanti ke belakang, ambil sampel

Balik ke depan, berdua celupin stik ajaib.
Tunggu punya tunggu, setengah menit cukuplah

Hitungan detik, tik-tak-tik-tak, dag-dig-dug
Empat mata tak berkedip begitu strip ganda, garis dua melintang

Alhamdulillah!!! Yipiiii :D

Wednesday, March 31, 2010

Rumah Baru

Maret ini aku pindahan ampe dua kali karena punya rumah baru

Pertamax, ingkang kapisan. Dari kos di Batusari, JakBar bergeser 2 kilometer ke Asofa, Sukabumi Utara. Masih sama-sama di Kebon Jeruk, West Jakarta.
Ini setelah mengingat, mempertimbangkan dan akhirnya memutuskan. Lha wong just married je koq isih ngekos bareng para lajang :)
Keduax, kaping pindonipun. Dari rumah lama ke apartemen yang baru ini. Dua-duanya aku bayar kontan masih kontrak lha wong numpang di ruko yg punya hosting n server qe3
Oya, alasannya sih pengen ganti suasana ciee… Tentunya, rumah lama tetep sering aku tengok. Yah, aku sempetin-sempetin beberes dah, siapa tau ada yang bertamu. Trus aku ajak main ke apartemen kwek-kwek-kwek.
Oitss, sempetin mampir-mampir ya qe3 Salam dari nDalem Asofa dan Grha WordPress, prikitiuwww… :D

Wednesday, March 17, 2010

Atia dari Linggau

Atia, putri dari kakak laki-laki istriku, berambut kriting. Itu musabab tante dan budhenya memanggil mesra anak 4 tahun itu, Kriwil. Mukanya lucu, saking lucunya jadi lutu, boleh juga anak gaul nyebut: lutyu. Ih lutyuna... kwek kwek kwek!

Atia si perajuk manja. Datang di Rabu sore bareng bapak-ibunya bermobil Suzuki Vitara. Langsung dari Lubuk Linggau, 4 jam dariTanjung Enim, 8-9 jam dari Palembang ke arah Bengkulu. Hari pertama mengenalku selalu berlindung di balik ibu dan tantenya.

Atia malu-malu, menjerit kencang begitu tanganku terulur menawarkan gendongan. Makin histeris ketika aku mengedipkan mata sebelah. Genggaman tangannya mengerat-ogah mendekat tapi mata binarnya penuh ingin tahu.

Atia melengking kegirangan ketika aku gendong tinggi-tinggi sore harinya setelah tiba-tiba ia nemplok di pundakku. Dasar bocah balita, tadi pagi emoh sekarang minta gendong.


Atia seperti prangko. Lengket padaku yang nyaris jadi amplopnya. Minta gendong tiap melihatku, mencari-cari sampai ketemu. Ssttt... jangan coba bilang aku lagi pergi, kalau kau tak bisa meredam tanyanya.

Atia, bak sarapan batre alkalin, lithium atau malah polimer. Layaknya laptop mutakhir, Core II Duo dengan RAM 2 Giga DDR 3. Bibir dan polahnya beriringan lincah tak berjeda. Kalau kau punya Handycam, siapkan 10 kaset Mini DV. Kalau kau bawa kamera digital, kartu memori 16 giga hanya cukup untuk 3 hari merekam tingkahnya.

Atia tetaplah Atia. Pagi-pagi itu di rumah simbah Sami di Tanjung Enim, ia sudah melengking manja. Merajuk ke ibu-bapaknya segera main ke bawah. Mereka di lantai dua Rumah Bagus, sebutan tetangga kanan kiri simbah Sami.

Atia menapak cepat di tangga menurun. Bukan menerebas dapur mencari roti-fresh-from-the-oven bikinan Budhe Tuti, bukan pula menghambur ke teras bermain bareng Ando sepupunya.

Atia tanpa menoleh di ujung tangga langsung belok kiri, lalu ke kanan dan menjentikkan jari mungilnya di badan pintu. Pintu kamar kami, omm dan tantenya yang pengantin baru belum ada 2 kali 24 jam.

Atia sejatinya tidak mengetuk. Jejarinya masih terlalu lemah untuk mencipta suara ketukan. Pertemuan ujung jarinya dengan pintu cuma berbuah tik-tik-tik bukan tok-tok-tok.

Atia merengut. Cemberut.

Atia tak sabar menunggu gendang telinga kami memerintah tangan membukakan pintu. Dara kecil itu segera menarik gagang pintu tepat ketika kami yang di dalam kamar ngobrol menoleh ke pintu. Gagang pintu bergeming, per-nya masih terlalu liat dibanding otot lengan Atia.

Atia alih-alih tertawa. Berbalik badan meski Simbahnya membantu membuka pintu. Kami hanya bisa menatap punggungnya yang merajuk di kuping Simbah Sami.

Atia bilang, gara-gara jadi penganten ommnya tidak sayang lagi padanya. Ommnya selalu dekat dengan tantenya.

Atia cemburu. Matanya berkaca begitu menangkap basah omm-tantenya ngobrol. Tak ada Simbah dalam jangkauan tangannya, ganti ia curhat ke ibunya. Uneg-unegnya sama saja: Omm-nya sudah lupa pada Atia.

Atia kembali tertawa jelang berangkat ke Palembang. Menjenguk kerabat dan jalan-jalan: beli baju, pamitnya. Minta gendong lagi sambil foto-foto.

Atia tak mau lepas. Pelukannya merenggang ketika seisi rumah sepakat koor: Omm-Inung-akan-nyusul-Atia-pakai-mobil-Panther-merah. Nanti-ketemu-di-Palembang-yaaaa...!


Atia mengangguk. Terbayang sudah. Potret-potret di Jembatan Ampera, mencelupkan Pempek Candy di mangkok cuka dan belanja baju di Pasar 16 Ilir. Omm Inung pasti datang. Passsti datang.

Atia tak henti bertanya sesampai di kota terbesar Sumatera Selatan itu: mana Omm-nya? Jangankan di Palembang, sampai Atia terbang piknik ke Jogja, kota tempat kuliah Ayah-Ibunya dulu, Omm-nya tak juga menyusul. Atia balik ke Linggau-pun, tak ada kabar berita.

Atia mengadu pada ayahnya. Ayah menelpon Tantenya. Laporan langsung dari Linggau: Atia bilang, Omm-nya ndak nyusul ke Palembang, Omm Inung pembohong!

Atia tak tahu. Kami sudah balik Jakarta. Di rumah Asofa, Kebon Jeruk, omm-nya ini cuma bisa nyengir heran: kok masih ingat aja ya? Tantenya bilang: Atia anak pintar, memorinya kuat.

Atia dapat doa Omm dan Tante, pintar-pintarlah kau, Nak, sampai kuliah di Jogja kayak Ayah-Ibumu. Tapi bolehlah kau lupakan kalau Omm-mu ini pembohong, he-he-he.

*** Cipaku-Kebayoran Baru, Asofa-Kebon Jeruk, 17032010 ***