Showing posts with label palet. Show all posts
Showing posts with label palet. Show all posts

Wednesday, September 4, 2019

Bikin sendiri kursi teras dari kayu bekas palet


Beberapa bulan lalu saya mosting soal tutorial membuat kursi kayu yang disarikan dari channel youtube-nya teteh Empo. Lalu kemarin beneran bikin dibantu tetangga.

Bahan utama kursi ini adalah kayu papan bekas palet. Biasanya bongkaran dari palet atau tatakan barang yang dikirim melalui peti kemas.

Untuk mencari bahan kayunya, terbilang mudah karena toko kayu spesialis bekas palet makin banyak. Setahu saya, kebanyakan penjualnya dari Madura. Langganan saya di Cilebut, Bogor.

Untuk proyek kursi terbaru ini, yang saya suka dari hasil jadinya antara lain:

  • Gampang, antiribet. Proses pembuatannya terutama join antar kayu tidak memerlukan pasak. Hanya sekrup gipsum ditambah plat siku L untuk menahan beban. 
  • Spek kursi santai ini pas buat orang kita yang tingginya 160-170cm. 
  • Cucok ditaruh di teras dan bisa di ruang tamu. 
  • Kaki-kakinya ceper sehingga ketika kita duduk berasa nyelonjor. Dapat dah feel lagi nyantai di lounge :D. Kan arti dan asal muasal 'lounge' memang bersantai-santai, begitu sih yang saya pernah dengar CMIIW. 
  • Tinggi alas dari lantai yakni 30 cm. Ini pas buat saya. Bisa juga mematok tinggi 33-35cm. Saran saya, jangan lebih dari 35cm ya karena nanti kaki kita berasa menggantung sehingga tidak berasa nyantai lagi.
  • Begitu juga dengan sandaran tangan. Pas dan nyaman untuk menopang tangan ketika pegang HP, balesin chat WA grup, twitwar eh main FB di laptop dan mabar main bareng PUBG, ML dan malah main PS4 :)

Gimana proses dan cara pengerjaannya? Setelah pada sore belanja kayu bekas palet jati belanda di Cilebut, Bogor, langsung lanjut eksekusi malamnya bakda isya. Total dibutuhkan waktu 3 jam hehehe, maklum newbie. 

Mengikuti tutorialnya, bahan dan ukuran kayu yang dibutuhkan adalah:
  1. Papan kayu janda eh jati belanda sebanyak 8 lembar, ukuran (minimal)  panjang 90cm, lebar 14cm dan tebal 2cm. Kalau dapatnya ukuran kayu dengan panjang dan lebarnya lebih dari itu, gapapa, nanti tinggal potong. Harga di Bogor Rp17ribu sudah diserut atau ketam, jadi sudah bersih tinggal pakai. 
  2. Sekrup gipsum (di kemasannya tertulis 'sekrup drywall')  ukuran 4cm minimal 50pcs dan ukuran 2 atau 2.5cm sebanyak 20pcs. Di toko material, ada yang dijual per kotak Rp 70an ribu isi 300pcs. Kebetulan saya dapat yang diecerkan Rp10ribu isi 50 pcs, pas banget lah.
  3. Plat siku L sebanyak 8pcs harganya Rp2000 - 5000 tergantung tebal tipisnya. 
Total belanja sekira Rp170an ribu. Di luar mampir ke ayam geprek ya. 

Sedangkan peralatan alias tools utamanya cukup bor dan gergaji listrik (jig saw). Alat yang lain mah standar seperti penggaris siku, meteran,  waterpas, pensil dll. 

Bagaimana dengan finishing? Saya ntar minta pelitur dan cat glossy Propan seri 05 ke tetangga yang kemarin juga bebikinan meja dari kayu palet :)

Selain opsi finishing yang sederhana tadi, bisa juga nanti finishing yang lebih cakep kali ya. Misalnya  didahului dengan membalurnya lebih dulu dengan di-sanding sealer memakai Impra NC, ini untuk menutup pori-pori. Lanjut dikuasin atau kalau ada semprot Woodstain Impra Walnut Brown, dan biar kinclong di-clear memakai Dana Gloss PU X2.

Soal cara step by step, bisa disimak di link artikel di atas ya. Di sini, langsung deretan foto penampakan ganteng ya he-he-he 


Belum difinishing


Si Lenov sudah nangkring

Friday, May 3, 2019

Main kayu


Dalam hobi main-main kayu, saya berusaha istiqomah untuk tidak tergantung pada kelengkapan alat. Maksudnya, saya nggak mau bebikinan dengan nunggu sampai punya set alat yang komplit plit plit. Adanya alat yang tersedia, ya pakai saja.

Syukurlah, sudah 5 pernak-pernak yang saya bikin. Proyek pertama adalah rak buku, meja tulis, lanjut yang kedua rak tanaman bunga, ambalan naruh kunci-kunci dan terbaru adalah 2 ambalan gantung di teras rumah.

Pembelian alat juga tidak sekaligus. Malahan, mesin bor yang pertama kali saya pakai merupakan pinjeman dari tetangga. Mereknya Krisbow 1 set lengkap dengan mata bor dan alat pertukangan. Saya juga dapat pinjeman gergaji yang membantu banget ketika bikin rak buku di ruang baca dan musala rumah.

Sedangkan alat kecil-kecil seperti tang, meteran, besi siku, palu, waterpass, saya beli jauh hari sebelumnya. Malah sudah ada yang umurnya 6 tahunan yaitu tang dan palu hehehe.

Ketika kemudian saya nambah koleksi alat main kayu, prinsip yang saya pegang adalah segera bebikinan rak-rak kayu yang memang dibutuhkan. Seperti rak buku, meja tanaman, rak bunga, dan lain-lain.

Mengapa demikian? Karena saya merasa wajib mengoptimalkan peralatan yang nominalnya relatif lumayan buat saya. Seperti mesin gergaji dan bor yang keduanya merek NRT PRO. Jangan sampai, alat-alat yang notabene aset itu rusak tanpa pernah terpakai. Buat saya, itu rugi besar dan mubazir.

Hal ini juga tercetus dari celetukan teman yang mengaku belum bikin apa-apa meski peralatan main kayunya terbilang lengkap. Ketika saya tahu apa-apa yang dia beli, itu mah bukan sekadar lengkap tapi sangat-sangat lengkap.

Lha wong dia sudah punya gergaji potong CS alias circular saw, malah juga table saw, gergaji listrik yang matanya turun naik alias jig saw, planner, trimmer, bor atawa drill, kompressor buat main semprot dan finishing, sander, jangan tanya soal stok clamp aneka rupa dari F dan C, mungkin juga clamp pipa. Belum lagi perkakas dan alat-alat bantu woodworking lainnya.

Ke depan, saya berencana bikin rak bumbu di dapur, rak sepatu, dan rak sudut sederhana yang ditaruh di musala. Mungkin untuk menaruh pot tanaman sirih gading penyerap polutan.

Oya, satu lagi jenis karya kriya yang coba saya selalu terapkan: rak kayu Cs mesti mudah untuk dipindah-pindah. Ini kali-kali kalau saya dan bundanya Kaka sedang ingin mengubah variasi tata letak interior rumah.

Tentu rada susah kan kalau rak kayu sampai harus dipaku permanen ke tembok. Makanya, model rak yang saya bikin lebih banyak polanya ialah rak sandar. Ini seperti yang saya bikin untuk rak tanaman.

Cara membuatnya pun mudah, yakni mengandalkan teknis jepit antar kayu sekaligus meminimalisir penggunaan paku dan baut. Suatu saat saya ingin mengecat ulang atau mengganti papan rak, hal itu relatif mudah dilakukan.

Salam main kayu :)

Monday, April 1, 2019

Ambalan Kunci dan Hotwheel

Ambalan naruh kunci-kunci
Ini proyek doityourself yang kedua. Sebelumnya saya bebikinan rak tanaman bunga untuk di teras.

Ambalan ini untuk naruh kunci-kunci. Pernak-perniknya pakai hotwheel-nya anak bujang :) 😍

Ambalan sengaja dibuat menanjak karena ditongkrongin truk, fire rescue,dan kendaraan berat, so kesan bertenaga perlu dipertegas dengan uphill. Plus, arah laju ke depan dan nanjak tuh berasa dinamis dan ga standar datar abis :P #beingnormalisboring

Kenapa hotwheel? Karena kunci-kunci identik dengan kendaraan. Selain itu ya karena lebar excavator, mobil damkar, dkk pas ama lebar kayu palet yang 4cm. Alasan terakhir sih yang paling pas, narasi panjang lebar di depan mah buat ngebual-bual biar sok serius, sok iye, sok hokya-hokya 😀

Oya, berapa budgetnya? Kali ini beneran nol rupiah :)

#doityourself





Friday, March 29, 2019

Main kayu dan tetangga

Rak tanaman handmade

'Modal' bikin rak susun ini Rp30 ribu. Duapuluh lima ribu untuk kayu palet 3 meter, baut-baut lima ribu perak dan triplek sisa-sisa tebal 12mm.

Sengaja saya main-main doityourself #DIY . Di lapak online, beginian perlu ditebus dengan selembar duit merah dan biru.

Lebih dari itu, rak ini disokong oleh suasana pertetanggaan, hangatnya tegur sapa, dan jamaknya ngopi ngeteh antar rumah di kompleks kami. Gaulnya kami membuat saya dikasih pinjeman bor listrik dan gergaji he-he-he

Hematnya dapat, silaturahim makin lekat.

Indah bukan? 
(maksudnya, guyubnya pertetanggaan ya. Kalau raknya dibilang cakep, terima kasih juga seh 😀 )

#diy #tetanggabaik #kenalitetangga #saudaraterdekat #guyub #bogor

Thursday, February 14, 2019

Ngintip Teteh Empo Bikin Kursi Janda

Hehehe... jangan terpesonah ama judulnya ya, ini tentang tutorial di channel youtube mbak Empo (keknya dari negeri berbahasa Spanyola atau Portugal) cara bikin kursi santai dari kayu bekas palet jati belanda alias janda :)

1. Kayu yang dibutuhkan dalam satuan cm dan semua tebalnya 2cm.
  • 10 papan 14 x 45
  • 2 papan 7 x 45
  • 2 papan 7 x 49
  • 2 papan 6 x 60 untuk sandaran tangan
  • 2 papan 14 x 60 
+ 4 braket L, sekrup gipsum dan alat pertukangan standar seperti, dan gergaji, obeng, amplas dll




2. Buat alas kursi dari 2 papan ukuran 7 x 49 dan 3 papan 14 x 45


3. buat lagi untuk sandaran punggung dari 2 papan 7 x 45 dan 3 papan 14 x 45


4. Bikin kaki sekaligus dudukan sandaran tangan, kanan dan kiri. Kebutuhan kayu tiap sisinya adalah 2 papan 14x45 dan 1 papan 14 x 60

5. Perhatikan posisi sekrup ya


6. Yang ini posisi kaki meja dan persiapan memasang sandaran tangan (kayu 6x60cm)


7. Pasangkan sandaran tangan ke kaki dengan sambungan lubang kayu atau bisa juga sekrup gipsum + lem Crona

8. Pasang dudukan alas ke kaki-kaki. Pakai braket L


9. Ini tampilan setelah alas terpasang

10. Pasang sandaran punggung dengan braket L juga

11. Perkuat alas dan sandaran dengan sekrup gipsum

Selesai dah!

Lebih lengkapnya simak video Youtube cara teteh Empo bebikinan kursi yang keknya simpel, semoga gw juga bisa hehehe, pan janda banyak di Bogor #eh jati belanda ding :D 

Gw narasikan di blog karena akhir pekan ini mau ikutan bikin kursi cakep ini. Ntar taruh di teras atau buat di ruang tengah nonton Liga Inggris di beIN Sports. Semoga lancar, aamiin :)

Update:
... akhirnya, gw jadi juga bebikinan kursi ngikutin tutorial tante Empo. Tanpa berpanjang kata, biarlah foto yang bicara he-he-he (dibantu tetangga dan guyubnya lingkungan Bogor)

Detail bahan, ukuran papan janda, dan toolsnya, nyusul dah :)