Showing posts with label aerial. Show all posts
Showing posts with label aerial. Show all posts

Monday, January 28, 2019

Heli Diary (2): dari ujung ke ujung Korea Selatan



Nasib baik dapat kesempatan naik baling-baling besi juga saya dapatkan di negeri orang. Waktu ada agenda kerjaan ke Korea Selatan.

Begitu mendarat di Bandara Incheon selepas menyeberang dari Qingdao, China, saya bersama rombongan langsung meneruskan terbang ke Gwangyang menggunakan helikopter warna kuning, Sikorsky seri S-76C.


Heli ini termasuk helikopter komersial multi guna yang diproduksi Sikorsky Aircraft Corporation, Amerika Serikat. Seingat saya, kami berlima belum termasuk pilot dak kopilot.

Perjalanan lumayan lama untuk ukuran naik heli, sekitar 1 jam 30 menit. Kalau naik pesawat sih ya 55 menitan sampai 1 jam. Selain itu, berasa lama karena berangkat dari Incheon yang di sisi utara Negeri Ginseng ini menuju pabrik baja milik Posco di Gwangyang yang berada di pesisir selatan. Alias dari ujung ke ujung.




Di perjalanan, terhampar lanskap Korea Selatan dari perkotaan, perdesaan dan dataran tinggi. Di pucuk-pucuknya, lembaran salju menyelimutik puncak gunung gemunung. Maklumlah, saya ke sana di bulan Desember menjelang pergantian tahun. Pas di musim dingin.


Di beberapa bagian, terlihat pula ruas-ruas jalan raya dan bebas hambatan. Di sebagian jalan, terlihat menembus gunung dengan terowongan yang lumayan panjang.


Satu hal yang membuat saya bersyukur memiliki negeri cantik Indonesia adalah pantai-pantai negeri Kpop ini ga ada apa-apanya dengan pantai di Tanah Air. Meski sebatas yang saya lihat dari helikopter, tapi saya yakin banget dah hehehe.

Oya, yang bagus dari Korea ya Blackpink #eh. 100% itu menurut saya seh :) 


Terlebih, bagaimana bisa menikmati pantai di musim dingin seperti ini. Mending mantai ya di daerah khatulistiwa seperti di Indonesia. Ye kan? pokoknya harus setuju ye. Demi NKRI!


Salam dari negeri utara :)


Nyang sebelumnya, keliling bersama awannya di negeri sendiri: Surabaya - Kediri pp :)







Monday, January 7, 2019

Heli diary (1), Surabaya - Kediri PP

Kokpit helikopter, menuju Kediri.

Dua hari sebelum berangkat ke Surabaya, saya sudah diberitahu kalau rombongan kami akan diterbangkan menggunakan helikopter. Meski sudah tahu, tetap saja dag-dig-dug karena nantinya itu akan menjadi pengalaman pertama terbang bersama si baling-baling besi.

Akhirnya, Hari-H pun sampai juga. Kami berangkat dari bandara Halim, Jakarta ke Juanda, Jawa Timur menggunakan pesawat komersial. Rehat hanya 15 menit di ruang transit VIP, kemudian diarahkan ke helipad.

Helikopternya berwarna merah dan putih. Pilot menyambut kami dan para kru membantu memasang sabuk keselamatan serta headse over the ear. Itu lho, headset yang menutupi seluruh telinga agar suara bising mesin heli tidak terlalu memekakkan telinga.

Kami berenam. Ditambah pilot dan kopilot, jadi total 8 orang di dalam heli.

Benar saja. Begitu mesin dihidupkan dan baling-baling berputar, suaranya memang keras. Cenderung kering.

Jadi kalau kebayang suara heli itu seperti di film-film action yang kedengarannya ngebas... uwuuk uwuuk uwwwuuukkk ... ezeekkk zheekkk zheekkkkk.... itu tidak pas dengan aslinya yang cempreng banget. Kasar malahan.

Helikopter take off dengan nungging terlebih dulu ke depan. Rada bergoyang-goyang ke kiri kanan pula. Saya yang pertama kali naik heli (dan mungkin beberapa penumpang lainnya), berusaha memasang ekspresi tenang meskipun juga nahan napas, tentu saja berdoa :)

Setelah 10 meteran atau ketinggian dua lantai rumah, mulai deh stabil dan makin tinggi makin stabil. Selanjutnya terbang bergerak maju meninggalkan helipad. Tampak di bawah para protokoler dan pengantar mendongakkan kepala memastikan kami berangkat dengan lancar. Syukurlah.

Helikopter terbang di ketinggian sekitar 200-300 meter. Mula-mula lansekap perkotaan Surabaya dan Sidoarjo tampak jelas dan berangsur pedesaan.



Lumpur Sidoarjo
Lintasan terbang melewati pula kawasan Lusi, Lumpur Sidoarjo. Belasan jepretan dari Canon merekam gambar yang dibidik lensa Tamson 18-270mm.

Zoom in zoom out bekerja sempurna. Gambaran lansekap terekam di memory. Saya menjadi makin paham betapa luas lahan terdampak.

Rel kereta dan lalu lintas jalan di samping Lusi juga terlihat dari helikopter. Ya, aktivitas warga berjalan terus.

Laju helikopter terus mengarah ke selatan, atau tepatnya barat daya. Pemandangan sawah semakin banyak mendominasi.

Di mana-mana tampak hijau. Berselang-seling dengan hijau kebun dan tera kota atap rumah-rumah.

Makin mendekati Kediri, kota tujuan kami, helikopter berangsur terbang rendah. Di pabrik rokok legendaris dan yang menjadi ikon kota ini, kami pun mendarat dengan selamat. Alhamdulillah. Hari itu saya jadi tahu bagaimana rasanya naik heli hehehe

Usai 2 jam di pabrik itu, kami kembali menggunakan helikopter yang sama ke Juanda. Kali ini saya tidak deg-degan lagi hehehe.

Oiya, rombongan lain yang menggunakan jalur darat ke Surabaya memerlukan waktu 2,5 jam. Sedangkan kami cukup 30 menit. Itu hanya sekadar untuk komparasi sih hehehe.

Salam dari udara :)

Yang berikutnya, numpang baling-baling besi di Koreaaa... dari Incheon ke Gwangyang.