Showing posts with label tanaman. Show all posts
Showing posts with label tanaman. Show all posts

Friday, January 24, 2020

Tancap, Tumbuh, Berbunga: Ini 17 Jenis Tanaman Hias Gampang Ditanam


Di rumah Bogor, lumayan beragam tanaman hias yang saya pelihara. Persamaan mereka satu: mudah ditanam, gampang dibudidayakan, dan berbunga cerah ceria kayak bunga deposito dan return investasi saham hehehe.

Jujur, di tengah demam jenis tanaman hias ini itu yang harganya bikin geleng-geleng, alih-alih ikutan tren yang bikin boncos di kantong, saya malah memilih tanaman yang murah meriah, tidak manja dan bikin suasana rumah meriah.

Plus, bikin tetangga yang lewat pada menengok hijaunya halaman kecil si rumah mungil :). Alhamdulilah pula, kami di kompleks jadi berkesempatan berbagi tanaman alias barter sehingga tidak terasa koleksi masing-masing makin lengkap dan teras rumah pun asri.

Selain dari tetangga, beberapa tanaman saya beli dan sebagian lagi saya minta dari tempat wisata yang keluarga saya kunjungi. Seperti vinca tegak dari kafe tepi danau di Dramaga dan daun ungu ketika ngadem di Kopi Daong kaki gunung Pangrango-Salak.

Sesampai di rumah, lalu saya tanam dan setelah tumbuh lebat kemudian dipangkas. Dari batang hasil pemangkasan lantas jadi bahan untuk memperbanyak atau budidayakan dengan stek/tancap batang ke tanah. Beberapa jenis tanaman dibudidayakan degnan tabur biji dari bunga yang sudah mengering, seperti untuk bunga kancing dan zinnia.

Nah ini dia deretan 17 tanaman yang saya pelihara dan lolos screening ketat ala-ala cantik, hemat, anti manja ialah:

1. Vinca hibrida dan tegak


2. Miana


3. Zinnia


4. Melati jepang


5. Daun ungu


6. Puring





8. Spider plant



9. Lidah mertua


10. Lidah buaya



11. Peace lily


12. Sirih gading


13. Ginseng atau som jawa


14. Bunga kancing


15. Lantana camara atau tembelekan



16. Impatient Walleriana



17. Apa ya namanya? (2)



Media tanam
Tanaman hias, pada umumnya, membutuhkan media tanam (metan) yang porous atau mudah mengalirkan air. Lebih mudahnya untuk memahaminya, indikatornya ialah air siraman atau air hujan tidak menggenang.

Kenapa bisa tidak menggenang, ya karena air segera mengalir ke bawah. Jadi media tanam tetap dapat asupan air tapi tidak sampai berlebihan.

Komposisi campuran media tanam saya ialah 4 jenis yakni tanah, pasir, sekam bakar dan kohe alias pupuk dari kotoran kambing (yang sudah kering, matang, sudah tak mengeluarkan bau menyengat).

Rasionya semua 1:1:1:1. Dicampur dan rata. Kalau terpaksanya tanah halaman rumah berupa tanah lengket dan padat, saya biasanya mengurangi porsi tanah menjadi hanya setengahnya.

Idealnya, media tanam tadi dibiarkan 1 minggu sebelum ditanami. Meski kadang saya mah kurang sabaran hehehe.

Bagaimana kalau media tanamnya beli yang sudah jadi di toko pertanian? Bagus juga kok. Namun ada baiknya kita tambahkan pupuk kohe kambing dengan komposisi 1:1/2. Jadi kalau beli media tanam 1 karung, kohenya 1/2 karung.

Pupuk
Seperti halnya tanaman lainnya, tanaman hias juga membutuhkan pupuk sebagai nutrisi. Saya menggunakan pupuk kimia dan organik meskipun penggunaannya sebaiknya terpisah atau waktunya tidak bersamaan.

Untuk kimia, NPK mutiara menjadi andalan. Taburkan cukup 1/2 teh setiap 2 minggu.

Sedangkan untuk pupuk organik, saya membuatnya sendiri. Yang paling mudah adalah menggunakan bahan dari dapur yaitu nasi basi, air, dan gula. Caranya pernah saya tulis di sini. Mudah banget dan efektif meningkatkan mikroorganisme yang berfungsi menyuburkan dan menggemburkan media tanam dan tanah.

Salam berkebun dari Bogor :)

Tuesday, May 14, 2019

Spider Plant. Pemasok Oksigen, Antiribet, Rumah Auto Ganteng

Spider plant

Satu lagi penghuni baru rumah Bogor, tanaman hias spider plant. Saya beruntung akhirnya memiliki koleksi ini karena tanaman ini mampu menyerap polutan di dalam ruangan rumah, memasok oksigen, perawatan mudah alias tidak ribet dan tentu saja bikin interior lebih asri, segar dan ganteng :)

7 Tanaman Gantung Pilihan: Berbunga Banyak, Budidaya Cepat, Perawatan Mudah

Adalah tetangga sebelah yang kemarin  memberi 3-4 tanaman bernama latin Chlorophytum comosum ini. Kebetulan kami sederetan yang memiliki hobi "nggak bisa lihat lahan nganggur".

Spider plants saya taruh ke pot-pot kecil. Media tanamnya campuran tanah, kompos dan sekam kering atau sekam mentah. Ada yang ditaruh di teras dan lainnya di rak pajang di ruang tamu.

Manfaat tanaman bercorak daun kombinasi putih dan hijau ini ialah sanggup menyerap beberapa jenis polutan yang lazim ada di rumah. Formaldehyde, xylene,  karbonmonoksida, nitrogen dioksida dan toksik pencemar udara lainnya.

Zat-zat yang bisa menjadi sumber kontaminasi udara itu datang dari produk-produk perawatan rumah tangga kita lho.

Formaldehyde misalnya, dilepaskan oleh furnitur, perabotan, karpet, tirai dan kayu olahan yang dipakai dalam pembuatan meja belajar, kursi makan,  rak buku serta lemari baju dll. Malah, pewangi ruangan juga menghasilkan toksik ini.

Sirih gading 

Adapun karbon alias CO2 banyak digelontorkan oleh kendaraan bermotor kita dan kompor. Maka spider plants cocok banget ditaruh dari depan hingga belakang rumah.

Taruh dan komposisikan tanaman ini di garasi, teras, ruang tamu, ruang nonton tv, dapur, ruang belajar dan kamar tidur. Ruangan-ruangan itu banyak terdapat perabotan yang bisa menjadi sumber polutan.

Kita memang tidak bisa menghindarkan diri dari konsumsi sabun, deterjen, alat masak dan furnitur. Untuk itu, pemanfaatan tanaman dalam ruangan menjadi ikhtiar kita untuk meminimalisir dampak produk-produk itu.

Saya sendiri memadu padan beberapa tanaman hias penyerap polutan dan pemasok oksigen. Sebelum ada spider plant, sudah ada barisam sirih gading, lidah mertua, dan peace lily.

Salam berkebun dari Bogor :)

Wednesday, September 12, 2018

September

Sampai di bulan September ini, beberapa proyek sedang saya lakukan. Proyek pengadaan lahan untuk apartemen, jual beli buldozer, atau jualan planet?

Proyek rumah saja kok. Nanam rumput gajah mini, nambahin tanaman buah di halaman mungil kami, nambahin adukan semen depan garasi, ngecat list tembok dan beberes rumah sehari-hari.

Nah, yang namanya proyek rumahan. ternyata nagih bener. Setelah selesai yang ini, muncul keinginan untuk nambah lagi yang lain. Bisa karena sejenis alias berurutan atau bener-bener lain daripada sebelumnya.

Seperti minggu lalu ketika kelar nanam pohon mangga chokanan, eh pengen nanam pepaya. Lalu lanjut anggur karena si Kaka meminta ditanamin tanaman rambat itu. Lha ini juga masih ada yang belum dipenuhi: nyari pohon apel hehehe.

Terus, setelah urusan nanam-nanam di halaman depan, maunya nerusin ke lantai 2: bikin tanaman sayur pakai hidroponik sederhana atau pakai cara biasa dengan memanfaatkan kaleng cat bekas.

Jadilah menebar benih sawi, pakcoy dan cabai rawit minggu lalu. Sekarang ketiganya sudah spread, sudah pecah kecambahnya. Bahkan tadi pagi, bakal daunnya sudah makin mengembang. Alhamdulillah :)

Kembali ke depan, barisan tanaman juga nambah lagi dengan daun ungu. Sebelumnya sudah ada tanaman hias brokoli, melati jepang, lavender, bambu air dan erfa. Sedangkan tanaman buah, selain mangga, pepaya dan anggur, ada pula jambu kristal tanpa biji sebagai tanaman pertama di rumah Cilebut :)

Salam berkebun dari Bogor. Salam nikmatnya udara sejuk dan pemandangan Gunung Salak :)