Showing posts with label taman. Show all posts
Showing posts with label taman. Show all posts

Friday, March 13, 2020

Before after: taman rumput gajah mini rumah Bogor


Dua hari ini beberes (lagi) taman minimalis depan rumah Bogor, 12-13 Maret 2020. Agendanya merapikan jalur batu koral putih meskipun hamparan rumput gajah mini jadi kotor oleh timbunan tanah.

Setelah merapikan batu, kupasan tanahnya lalu disisihkan sekalian untuk leveling, menambah dan meratakan taman. Aslinya, rumput gajah mini sudah tumbuh subur dan cakep menemani koleksi tanaman hias antiribet lainnya.

Karena ada tanah baru, penampakannya jadi belepotan lagi. But its oke. Biasanya butuh 1-2 bulan untuk si rumput tumbuh dan kembali menutupi permukaan tanah.

So, foto 'after'-nya menunggu sebulanan lagi hehehe. Pas di bulan puasa Ramadan.

Oya, batu koralnya sudah menghuni taman sejak 2 tahun lalu. Saya beli di kios batu alam di pinggir Jalan Tegar Beriman Pemda Cibinong, harganya saat itu Rp30 ribu per karung. Karena saya beli 4 karung, setelah tawar-menawar, jatuhnya per karung Rp27.500.

Tadi iseng ngintip harga pasaran sekarang, banderolnya sudah naik jadi Rp35 ribu. Itupun paling murah, ada pedagang yang menjajakan di harga Rp40-50 ribu per karung berat 12 kiloram.

Nah batu koral ini bagus banget buat bikin ganteng taman kita. Saya sengaja tidak memilih diksi "bikin cantik", sekali-kali taman juga boleh lah dibilang ganteng kek yang punya taman ini. Beneran lho ganteng, ini testimoni istri dan anak saya hahaha.

Nah si koral ini bisa berkurang level ganteng dan elegannya jika kotor oleh tanah. Ini bisa terjadi saat kita beberes seperti pengalaman saya di atas.

Sedikit kiat membersihkan batu koral, caranya sederhana.
1. Pindahkan koral dari tempat semula yang bikin kotor, ke tempat terbuka yang bisa kena air hujan.
2. Lapisi dengan alas. Tidak harus beli terpal plastik, kita bisa pakai tas plastik kresek atau kantong asoi.
3. Tebarkan merata alias jangan sampai ada batu yang menumpuk satu sama lain.
4. Paparan air hujan dan panas matahari akan membersihkan batu secara alami. Bagaimana jika ada tanah liat yang menempel? Tenang, panas matahari akan membuat tanah merekah dan pelan-pelan lepas karena air hujan.
5. Usaha tambahannya, kita bisa menyirami dengan air selang. Tidak harus sampai bersih seketika. Setelah disiram, biarkan 2-3 hari juga akan bersih sendiri terutama kalau lagi hujan.

Salam berkebun dari Bogor :)

3 minggu setelah foto pertama

Friday, January 24, 2020

Tancap, Tumbuh, Berbunga: Ini 17 Jenis Tanaman Hias Gampang Ditanam


Di rumah Bogor, lumayan beragam tanaman hias yang saya pelihara. Persamaan mereka satu: mudah ditanam, gampang dibudidayakan, dan berbunga cerah ceria kayak bunga deposito dan return investasi saham hehehe.

Jujur, di tengah demam jenis tanaman hias ini itu yang harganya bikin geleng-geleng, alih-alih ikutan tren yang bikin boncos di kantong, saya malah memilih tanaman yang murah meriah, tidak manja dan bikin suasana rumah meriah.

Plus, bikin tetangga yang lewat pada menengok hijaunya halaman kecil si rumah mungil :). Alhamdulilah pula, kami di kompleks jadi berkesempatan berbagi tanaman alias barter sehingga tidak terasa koleksi masing-masing makin lengkap dan teras rumah pun asri.

Selain dari tetangga, beberapa tanaman saya beli dan sebagian lagi saya minta dari tempat wisata yang keluarga saya kunjungi. Seperti vinca tegak dari kafe tepi danau di Dramaga dan daun ungu ketika ngadem di Kopi Daong kaki gunung Pangrango-Salak.

Sesampai di rumah, lalu saya tanam dan setelah tumbuh lebat kemudian dipangkas. Dari batang hasil pemangkasan lantas jadi bahan untuk memperbanyak atau budidayakan dengan stek/tancap batang ke tanah. Beberapa jenis tanaman dibudidayakan degnan tabur biji dari bunga yang sudah mengering, seperti untuk bunga kancing dan zinnia.

Nah ini dia deretan 17 tanaman yang saya pelihara dan lolos screening ketat ala-ala cantik, hemat, anti manja ialah:

1. Vinca hibrida dan tegak


2. Miana


3. Zinnia


4. Melati jepang


5. Daun ungu


6. Puring





8. Spider plant



9. Lidah mertua


10. Lidah buaya



11. Peace lily


12. Sirih gading


13. Ginseng atau som jawa


14. Bunga kancing


15. Lantana camara atau tembelekan



16. Impatient Walleriana



17. Apa ya namanya? (2)



Media tanam
Tanaman hias, pada umumnya, membutuhkan media tanam (metan) yang porous atau mudah mengalirkan air. Lebih mudahnya untuk memahaminya, indikatornya ialah air siraman atau air hujan tidak menggenang.

Kenapa bisa tidak menggenang, ya karena air segera mengalir ke bawah. Jadi media tanam tetap dapat asupan air tapi tidak sampai berlebihan.

Komposisi campuran media tanam saya ialah 4 jenis yakni tanah, pasir, sekam bakar dan kohe alias pupuk dari kotoran kambing (yang sudah kering, matang, sudah tak mengeluarkan bau menyengat).

Rasionya semua 1:1:1:1. Dicampur dan rata. Kalau terpaksanya tanah halaman rumah berupa tanah lengket dan padat, saya biasanya mengurangi porsi tanah menjadi hanya setengahnya.

Idealnya, media tanam tadi dibiarkan 1 minggu sebelum ditanami. Meski kadang saya mah kurang sabaran hehehe.

Bagaimana kalau media tanamnya beli yang sudah jadi di toko pertanian? Bagus juga kok. Namun ada baiknya kita tambahkan pupuk kohe kambing dengan komposisi 1:1/2. Jadi kalau beli media tanam 1 karung, kohenya 1/2 karung.

Pupuk
Seperti halnya tanaman lainnya, tanaman hias juga membutuhkan pupuk sebagai nutrisi. Saya menggunakan pupuk kimia dan organik meskipun penggunaannya sebaiknya terpisah atau waktunya tidak bersamaan.

Untuk kimia, NPK mutiara menjadi andalan. Taburkan cukup 1/2 teh setiap 2 minggu.

Sedangkan untuk pupuk organik, saya membuatnya sendiri. Yang paling mudah adalah menggunakan bahan dari dapur yaitu nasi basi, air, dan gula. Caranya pernah saya tulis di sini. Mudah banget dan efektif meningkatkan mikroorganisme yang berfungsi menyuburkan dan menggemburkan media tanam dan tanah.

Salam berkebun dari Bogor :)

Wednesday, June 26, 2019

Proyek Tanaman Hias Gantung

Setelah lebaran kemarin, saya kembali pengen bikin proyek pertamanan yang anyar lagi berupa tanaman bunga gantung. Kalau kemarin kan sudah menanam pohon mangga chokanan yang kini sudah berbunga dan muncul bakal buah, maka sembari menunggu 'panen' (aamiinnnn...), saya mau lagi memperbanyak beberapa koleksi tanaman bunga.

Setelah ngaduk-aduk Google, grup bertaman dan berkebun dan nanya-nanya tetangga, terkumpullah 7 tanaman hias yang bakal saya perbanyak dan nantinya akan dipadu padan. Ada yang saya beli, ada pula yang bonusan alias gratisan dan minta ke rumah sebelah hehehe (makanya gaul dong ama tetangga xaxaxa...).

Alih-alih memilih jenis bunga berdasar kecantekannya doang, saya lebih memilih bunga yang ga genit-genit amat alias mencari berdasar kategori seperti ini:
a. gampang tumbuh
b. nggak rewel nuntut pupuk aneh-aneh
c. berbunga (kalau bisa) banyak
d. mudah dibudidaya dan diperbanyak sendiri (supaya nggak bolak-balik beli lagi demi ngirit duit)
e. tahan panas matahari, nggak perlu terlalu sering disiram.

Berbekal syarat mutlak dan tidak bisa diganggu gugat di atas, maka bunga yang lolos audisi untuk digantung di taman mungil rumah Bogor adalah sebagai berikut:

1. Tapak dara / vinca vinca gantung

src
Tips: tempatkan di luar ruang. Tanaman ini emang doyan dan tahan panas makanya suka pancaran dan mendapat sinar matahari sepanjang hari. Bahkan kalau mau bunganya cantek dan bahenol, pastikan kena sinar pagi siang sore.

Penyiraman ga butuh banyak-banyak. Sirami hanya ketika tanahnya kering. Jika musim hujan, tidak perlu dipindah ke tempat teduh. Cuman, pastikan saja air hujan yang di tanahnya tidak tergenang supaya akar dan batang nggak busuk.

Pokoknya, ini emang bandel dan anti rewel.

Jenisnyapun ada dua. Supaya gampang, saya menyebutnya ada vinca tegak dan vinca gantung. Budidaya atau cara memperbanyaknya bisa dengan semai biji dan stek batang. Nah untuk stek batang, kita bisa mencelupkan batangnya duluan ke cairan zat penumbuh akar seperti Rooton F dan Atonik.

2. Portulaka / krokot / moss rose


src
Dari segi jenis atau bentuk bunga, tentu macem-macem ye kan. Tapi untuk gampangnya, ada dua jenis jika dipilah dari bentuk daun dan ini terkait dengan beda perlakuan.

Singkatnya, portulaka yang daunnya runcing: taruh di tempat yang dapat matahari langsung, ini memang tahan panas, tahan cuaca. Kalau hujan, asalkan air tidak tergenang, gapapa. Bunganya bertumpuk dan gemuk.

Adapun saudaranya yang daunnya oval atau lebih bulat, tidak tahan panas dan maunya dapat air yang sedang aja. Ogah terlalu kering, ogah basah banget. Jujur, jenis ini memang lebih rewel. Maka, taruh di tempat naungan alias ga banyak kena matahari langsung. Bunganya ga bertumpuk, hanya selapis.

Saya sendiri punya dua jenis portulaka di atas, yah untuk ngomplitin koleksi bunga yang juga disebut bunga pukul sembilan ini.

3. Petunia
src
Bunga ini bisa diperbanyak dengan biji maupun stek batang. Catatan pentingnya, dia butuh air tapi jangan sampai menyiram air sampai kena batang dan daunnya. Jadi saat ngocorin, langsung ke permukaan media tanam.

Idealnya, pakai sekam bakar campur cocopeat, dan media tanam yang banyak dijual di toko pertanian.

4. Geranium
src
Untuk memperbanyaknya, bisa pakai stek batang dan biji. Jika mau bunganya banyak, rajinlah memotong cabang yang sudah panjang.

Doi juga tahan panas meskipun baiknya ada naungan seperti di teras atau di gantung yang kena matahari ga rada keras sinar dan panasnya.

Media tanamnya yakni cocopeat dan sekam bakar. Pupuknya NPK atau pupuk yang unsur P-nya lebih banyak untuk merangsang pembungaan.

5. Torenia
src
Lagi-lagi ini bunga tahan panas. Sukanya media tanam yang basah tapi jangan becek dan tergenang. Ini terbilang ga rewel, bisa pakai dominan sekam mentah, tambahkan sekam bakar dan pupuk yang unsur P-nya lebih banyak seperti menanam begonia.

Budidayanya bisa dengan biji dan stek. Banyakan pakai biji sih karena batangnya lumayan lunak, rada ringkih keknya kalau ditancepin ke media tanam. Biji-biji didapatkan dari kantung di bawah bunga yang sudah mengering.

Enaknya lagi, dia juga beranakpinak karena biji yang jatuh akan muncul tunas. Tunggu sampai rada gede atau ada 4 daun, baru pindah ke pot lain.

6. Sirih gading
hlmsmpg
Tanaman penyerap polutan dan racun ini mudah banget ditanam. Tinggal tancepin dan berdoa :)

Media tanamnya simpel. Bisa sekam bakar, tanah biasa yang ditambah kompos.

Sirih gading bisa ditaruh di dalam ruangan, di luar, gantung, maupun di bawah. Malah banyak yang memakai tanaman rambat ini sebagai penutup tanah atau ground cover.

7. Spider plant
hlmsmpg
Seperti sirih gading, spider plant mampu menyerap polutan, bisa di indoor, teras, tahan kering alias hemat air.

Catatannya, sirami hanya ketika media tanamnya sudah tampak kering. Kalau terlalu basah, dia akan menguning, daun serta akar membusuk, dan akhirnya mati. Sedangkan jika kekeringan, daunnya merunduk dan layu.

Idealnya, media tanam ialah paling bawah cocopeat tipis saja, disusul media tanam biasa yang dicampur sekam mentah.

+++

Sebagian foto bunga-bunga tadi saya comot dari dunia maya. Nanti jika sudah sakses diperbanyak, bakalan saya update artikel ini. Sejauh ini, bunga yang sudah berhasil saya budidayakan adalah portulaka, sirih gading dan spider plant.

Selain mereka, tanaman yang sudah duluan bergabung yakni zinnia, melati jepang, brokoli hias, bambu air, lidah mertua atau sansivera, kastuba, bunga kancing, vinca tegak alias tapak dara dan peace lily. Tentu saja wajib me-mensyien si penguasa taman yaitu hamparan 1 hektare 2m x 2m rumput gajah mini yang nggak bawel, tahan cuaca dan irit perawatan.

Satu lagi, dari berburu kemarin, saya baru tahu kalau ada dua jenis vinca jika dilihat dari fisiknya. Ada vinca tegak yang lebih untuk herbal dan berkhasiat dan ada pula vinca hias atau sering disebut hibrida atawa vinca gantung, namun kandungan khasiat herbalnya kurang. Dua-duanya berbunga cakep kok.

Menurut saya mah, duo vinca yang berbeda ini nunjukin kuasa Allah SWT yang menciptakan mahluk hidup dengan aneka ragam dan saling melengkapi. Ada yang lebih untuk estetika serta keindahan dan ada yang diciptakan untuk memberi manfaat bagi umat manusia hehehe. Subhanallah :)

Salam bertaman dari Bogor :)

Tuesday, October 16, 2018

Jogging Track PTBA, Jalur Lari Asik di Tanjung Enim


Kabar bagus untuk penggemar lari dan jogging di Tanjung Enim. Di kawasan tambang batu bara di Kabupaten Muara Enim, Sumatra Selatan itu, kini sudah disediakan jalur lari atau jogging track. 

Lokasinya tak jauh dari Kantor Pusat PT Bukit Asam Tbk (PTBA), disamping persis masjid jami dan seberang taman. Buka tiap hari dari pagi hingga petang, masyarakat umum bebas masuk dan gratis. 

Jalur joggingnya variatif dengan kelokan kanan kiri dan juga tanjakan serta turunan yang masih ramah dengan dengkul :). Permukaannya dari paving block alias konblok. Rapi dan rata, bebas bikin kesandung. 

Kemarin saya dan keluarga ngeluyur kesini pagi jam 09.00. Matahari yang meninggi, tidak terasa terik karena dedaunan pohon sudah memayungi pengunjung. Rindang dan teduh. 

Selain memanjakan pelari dan pejalan kaki, trek ini juga dibuka untuk pesepeda. Tetap hati-hati ya karena kita tetap kudu berbagi dengan pengunjung lainnya. 


Jika lelah, beberapa kursi besi nan kokoh dapat menjadi tempat rehat sejenak sambil makan minum. Pastikan buang sampah di kantong plastik sementara, pasalnya - sampai Sabtu 13 Oktober 2018 - belum ada tong sampah di sini. Atau, bisa juga sampah kita bawa pulang. Ingat kan, kebersihan sebagian dari iman :)

Di beberapa sudut juga ada kandang hewan seperti kelinci, ayam dan merpati. Kabarnya, kelak ada lagi koleksi binatang lainnya karena tempat ini bakal ada semacam kebun binatang atau mini zoo. 

Pengen jogging di bawah naungan pohon rindang? Lari di sini saja: Tanjung Enim, Zoo & Jogging Track :)

Ayo dukung Tanjung Enim sebagai kota wisata!

ARTIKEL LATIHAN LARI
Program latihan lari bagi pemula, transformasi dari walker (pejalan kaki) menjadi runner, pelari :)
- Latihan pendukung, lari lebih cepat, lebih lama: Strength / Circuit Training ...
- Program latihan lari 5K
- Pemanasan dan peregangan sebelum lari dan olahraga