Ada semilir udara pagi ketika saya membuka pintu teras, jam 06.30 ini. Kepulan kopi panas menari-nari ditimpa semburat mentari dari sela ventilasi.
Duduk di lantai keramik yang sejuk, suasanannya bertambah adem.
Ternyata di tengah hiruk pikuk ibukota dan sesaknya Jakarta, masih bisa menikmati sepenggal keteduhan. Yaps, hanya sepenggal karena dalam hitungan satu-dua jam lagi, gerah bakal kembali menjarah kesejukan ini.
Selagi masih bisa menikmati, seduhan kopi berikut aromanya saya hirup puas-puas. Slrupppsss... :) Alhamdulillah
+++