Selasa wage, sore di 7 Desember 2010, hamdalah menggema dari lantai atas hingga bawah di rumah Tanjung Enim, 200 km ke arah selatan Palembang, Sumatera Selatan.
Tanpa google translate pun, tangisan pertama selaras dengan doa kami, “Hei, dunia! Aku datang meramaikan atmosfer, menceriakan bunda dan ayah, memberi manfaat bagi sesama!”
Semoga pula, kelahiran si ganteng Rakha Pramudya Gunarba yang tepat pada Tahun Baru Hijriah, 1 Muharram 1432 H dan diiringi adzan ashar itu, membumbungkan harapan orang-orang yang mencintainya. Sapaan akrab jagoan kami yaitu Kaka. Boleh pula mengambil dari nama depannya, Rakha.
Doa dan asa melekat pada makna ‘hidup nan menyenangkan’ yang tersemat pada ‘Rakha’ (kami serap dari kosakata di jazirah Arab), lantas ‘bijaksana’ dalam ‘Pramudya’ (bahasa Sansekerta) dan ‘Gunarba’ tentu nama ayahnya qeqeqe.
Semoga buah hati kami yang lahir dengan berat 3,3 kg dengan proses normal menjadi putra yang soleh, cerdas dan bijaksana dari hati, perkataan dan perbuatan. Amien! :D
Salam blogger...
(PS: di foto #3, ada benang di kening Kaka untuk meredakan cegukan. Bisa? Yup qeqeqe)
Foto tengah, kamar di belakang teras lantai atas rumah Flamboyan, tempat lahir Kaka |