Showing posts with label trail. Show all posts
Showing posts with label trail. Show all posts

Thursday, October 6, 2016

Berburu hydropack untuk lari



‎Dari pengalaman sering latihan lari relatif jauh, terasa sekali saya membutuhkan bekal air minum.

‎Saya pernah membawa botol minuman dengan digenggam tapi capek juga jika larinya di atas 1 jam. Pernah juga dengan tas pinggang tapi "bouncing", atau terasa banget berguncang-guncang.

Lantas saya coba berburu hydropack. Ini tas punggung berisi kantong air plus punya beberapa kantong untuk HP, uang, dompet dll asalkan ringkas.

Di pasaran, saya lumayan ternganga karena harga hydropack lumayan mahal. Merek Ultimate Direction, Salomon, Ultra Light harganya Rp 1 juta lebih bahkan 2juta. Ada juga Eiger yang sekitar Rp 450rb dan Consina "Mountain Runner" Rp 600ribu, meski saya lihat ada yang menawarkan harga diskon Rp 510 rb.

Hehehe bagi saya harga segitu masih muahal. Ancer-ancer sih kalau bisa sesuai budget Rp 300rb.

Ngeluyur sana sini, akhirnya saya nemu Hydropack Nordend B271 seharga Rp 198rb tanpa water bladder/kantong air.

WB saya beli terpisah Rp 80ribu di toko outdoor. Jadi totalnya Rp278ribu, masih masuk bujet :)


Yang saya sukai dari Hydropack Nordend ini, selain soal harga, desainnya cukup fungsional, kantong air depan sdh di-update, skrg jadi dua.

Banyak kantong yang bisa utk HP, snack/energy gel. Bahkan bisa bawa jas hujan ringan jika lari/gowes musim hujan.

Secara riil saya sdh timbang dg timbangan digital. Berat kosong dg water bladder (bladder dibeli terpisah ya): 720 gram.

Lalu saya simulasikan jika isi air 1,5 liter (kapasitas max bladder saya 2 l), lalu bawa 2 botol kecil di depan, HP/smartphone 2, power bank, snack 2-3 buah, jas hujan/light rain coat: beratnya: 3,3-3,5 kg. Beratnya bisa jadi akan lebih ringan jika saya mengurangi bawaan.

Berat ini masih rasional utk trail/hiking/ sepedaan saya yang ga terlalu ngejar speed/sprint.

-- Berlari menggunakan hydropack/bag juga perlu persiapan dan latihan tambahan, apa saja? Simak artikel ini. --

PERTIMBANGAN HARGA
Tentu ada pertanyaan, bagaimana dg harga? Dg harga Rp 198rp (tanpa bladder), saya nilai produk ini sepadan dan fungsional serta sesuai utk sy yang suka lari/gowes hore-hore/rekreasional sambil bawa bekal ringan dan bbrp gadget. Bahkan sy bisa menyelipkan payung kecil di belakang.

Terus terang, sy membeli produk ini krn pertimbangan kebutuhan, pemakaian dan karakter olahraga saya yg rekreasional dan memakai hydropack tidak di setiap sesi latihan.

Sekali lagi, ini untuk ukuran saya lho. Plisss tahan emosi untuk nggak buru-buru komentar galak jika sampeyan tipe pelari ultra/trail/ marathon yang ngejar speed :D. Saya mah pelari hore-hore :)

Sy memakai hydropack max 2 minggu sekali saat jadwal longrun di atas 10km yg butuh hidrasi cukup. Jika latihan lari biasa yg berlatih speed / interval running yg hanya 20-30menit tentu saya memilih minimalis, tanpa hydropack bahkan tidak bawa botol minuman.

Sekali lagi, Nordend B271 ini fungsional dan layak menemani longrun saya :). Saya kasih 4 bintang hehehe. Teruslah berinovasi dan menjaga kualitas produk. Viva Industri Kreatif Indonesia :) #kemenperin banget nih

Masukan nih, mungkin jika bisa pilihan warna lbh variatif. Stoknya hitam dan merah, mungkin tambahan oranye dan hijau bisa menarik konsumen :)

Review ini juga saya tuliskan di "ulasan" pada laman produk di Bukalapak :: 

‎ADA UANG ADA BARANG
Tentu saja, kualitas dan kenyamanan harga Rp 198 ribu dengan yang jutaan ‎yang terasa lah.

Dari segi bahan, Hydropack jutaan ‎sangat ringan. Beratnya hanya separo, 300gr.

Sifat bahan juga membuatnya "tidak menyimpan air" jika kena hujan sehingga ringan. Beda dg yang saya beli, kalau kehujanan ya bahannya meresap air sehingga berat.

Tapi... ini tergantung tipikal lari. Lha wong saya kan tidak sampai lari di hutan. Saya lari di jalanan biasa yang kalau hujan ‎ya neduh hehehe.

Semua kembali ke kebutuhan dan penggunaan.

Sstttt... saya sering nemuin kawan yang nawarin perlengkapan lari seperti hydropack yang harganya Rp 1,5 jutaan di FB, alasan dijual karena jarang dipakai. 

Lhadalahhhh... kalau saya mah ga bakal‎ beli barang mahal-mahal kalau porsi penggunaannya jarang-jarang... ya mending beli barang relatif murah daripada beli mahal tapi jarang digunakan dan malah lantas mau dijual... jualnya susah lagi kecuali ikhlas nawarin dari harga ketika beli Rp 1,5 juta jadi Rp 300 ribu hihihi... pasti gampang ngejualnya :D


Artikel:
- Program Latihan Lari untuk Pemula ... https://goo.gl/5npAoR

- Latihan pendukung, lari lebih cepat, lebih lama: Strength / Circuit Training ...
https://goo.gl/KEpQaR

Wednesday, August 27, 2014

Mengapa Interval-Running?



Sudah setahun ini saya mengenal lari interval atau interval-running (IR).

Di banyak referensi, jenis latihan ini efektif mendongkrak kecepatan.

Bahkan, dipadu dengan program dan kombinasi latihan lainnya, turut menopang performance lari berikutnya: endurance atau daya tahan yang terasa ketika lari jarak jauh (long run).

Selain itu, membantu meningkatkan kekuatan atau strength. Ini bermanfaat saat lari di medan yang memiliki tanjakan seperti perbukitan. Pas untuk para trail-runner. Juga bagus untuk latihan temen-temen pendaki gunung.

IR, yang saya pahami, ialah berlari dengan variasi kecepatan: lari cepat dan lari dengan kecepatan lebih lambat.

Keduanya bisa dengan patokan waktu atau juga bisa jarak.
Misalnya: lari cepat 30 detik, jogging/lari ringan 2,5 menit. Dan dilakukan berulang-ulang hingga, misalnya saja, 8-10 kali.

Itu hanya contoh lho ya. Variasi lainnya bisa saja lari cepat 1 menit, jogging 4 menit dan lain-lain.

Atau juga, lari kenceng 100 meter dan yang lebih lambat sejauh 400 meter. Referensi program latihan IR bertebaran di om Google.

Dari IR ini, yang saya rasakan memang persis dengan uraian para pelatih dan pakar atletik: speed makin bagus dan kekuatan lari juga membaik.

Selain itu, IR juga lebih banyak membakar kalori dibandingan dengan lari biasa (jogging, kecepatan merata).
Saya coba bandingkan untuk jarak yang hampir sama, lari sekitar 5 kilometer.

Terlihat di dua foto data lari di Garmin FR 210 di atas,

Yang pertama (IR pagi tadi):
Jarak: 5,07km
Waktu: 35menit : 27detik
KALORI : 324 cal

Kedua (jogging sabtu pekan lalu):
Jarak: 5,21km
Waktu: 41menit : 17detik
KALORI : 298 cal

Jadi, meski jarak tempuh lebih pendek dan waktunya lebih sedikit, ternyata pembakaran kalori saat IR justru lebih tinggi.

Btw, catatan waktu saya itu sekadar contoh saja lho, jarak dan waktunya terbilang pendek. Maklum bapaknya si Kaka ini sudah kepala 3 ^^

Pelari lainnya yang lebih muda dan lebih rutin lari tentu berlari interval-running lebih jauh, lebih lama dan lebih cepat. :)

+++

IR juga lazim dimasukkan dalam program latihan untuk mencapai target tertentu. Misalnya program lari pemula, atau yang ingin berlari 5K, 10K, 10 mil (16km), Half Marathon (21K), FM (42K) hingga lari ultra (50/60/100K).

Dalam chart atau tabel latihan, IR berselap-selip dengan tempo-run (lari cepat, jarak menengah sekitar 4-6K) dan juga long-run.

Lagi-lagi, kita dengan mudah mendapat panduan lengkap tabel lari seperti di atas di internet.
Masukkan saja kata kunci, misalnya 'schedule training exercise running 5K 10K 21K' dst.

Masukkan pula variasi lainnya dengan keyword IR seperti 'interval running schedule chart training exercise running 5K 10K 21K'

Salam #marilari, kali-kali ketemu di Independence Day Run / IDR 2014 hari minggu 31 Agustus besok :)

@inung_gnb

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Thursday, July 17, 2014

Begini cara mencuci dan membersihkan sepatu olahraga [yang benar] :)


Membersihkan sepatu yang baik dan benar (kayak EYD aja nih), ternyata diluar yang saya tahu selama ini.

Sejak dulu, malah semenjak jaman SD dulu hingga jadi bapak-bapak beranak satu, istri juga satu, mencuci sepatu selalu menggunakan air. Dan ternyata itu salah. Cerita soal membersihkan sepatu yang keliru ada di postingan ini.

Lantas bagaimana mencuci dan membersihkan sepatu olahraga seperti sepatu bola, futsal, lari, basket, badminton, tenis, hingga sepatu gunung dll?

Pakailan cairan khusus pembersih sepatu. Ini dibuat dari bahan yang tidak merusak bahan atau materi sepatu.

Kandungannya dari bahan alami seperti minyak kelapa (coconut) dan jojoba.

Saya sendiri sudah memakainya. Kapan? Ya kemarin, 16 Juli 2014, puluhan tahun setelah saya 'menyiksa' para sepatu saya dengan direndam dalam air plus deterjen :)))

Hasilnya piye? Sepatu adidas AX 1 trail series kembali bersih. Sebelumnya, sepatu yang menemani saya lari itu tidak pernah dicuci sejak dibeli 8 bulan lalu, Desember 2013.

Debu dan noda sudah banyak menempel lama. Selintas saja, sudah terlihat kucel karena melintasi banyak medan (cieeee...) Dari yang berdebu, pasir, genangan air maupun jalanan tanah yang becek.

Nah, yang saya pakai adalah cairan khusus untuk sepatu. Ada banyak merek di pasaran.

Kebetulan yang saya pakai adalah merek Reebok "shoe cleaner & conditioner". Saya membelinya kemarin di Sport Station di lantai 2 Mall Ciputra, Grogol, Jakarta.

Saya yakin pembersih seperti ini juga tersedia di tempat lain seperti di Athlete Foot, supermarket dan juga toko peralatan olahraga.

Sedangkan untuk menghilangkan bau tak sedap pada sepatu, kita bisa gunakan teh celup. Caranya juga mudah seperti sudah saya tulis di artikel sebelumnya.

HARGA
Soal harga, relatif cukup terjangkau.

Friday, July 4, 2014

Cara keliru membersihkan dan mencuci sepatu



Sudah sejak lama, cara saya membersihkan sepatu ternyata salah.

Kekeliruan itu berlaku untuk semua jenis sepatu yang saya pernah miliki, baik sepatu lari Adidas, New Balance, Spalding, sepatu bola, hingga sepatu gunung Eiger dan Rei.  Termasuk juga sepatu formal untuk kerja.

Poin utama kesalahan adalah selalu menggunakan air untuk mencuci sepatu. Beberapa cara yang salah seperti ini:

1. Sepatu direndam di air yang telah dicampur deterjen. Ini karena persepsi menyamakan alas kaki itu dengan baju.

Apalagi terbuai dengan slogan deterjen: nih deterjen yang mampu mencuci sendiri, rendam dan bilas. :(((

2. Sepatu dicuci dengan air mengalir.

Ini juga tidak tepat. Tindakan ini lantaran kita tidak tega merendam sepatu. Dan "kayaknya lebih manusiawi kalau dibersihkan dengan air mengalir ya..."

Balik ke asal, pada dasarnya air bukan "temannya" sepatu.

Sebagian jenis sepatu memang berbahan serat kain, seperti sneakers dan sepatu kets. Tapi ada unsur lainnya seperti karet dan lem yang menyatukan bagian-bagian sepatu. Nah, air dikhawatirkan mempengaruhi keliatan dari karet maupun lem.