Nah untuk kali ini, sepertinya harapan itu tinggal harapan, sampai sekarang saya masih ngantor. :)
Oya, hari ini tetap istimewa kok karena genap 1 (satu) tahun saya berhenti merokok :)
Lagi demen utak atik foto. Hasilnya, salah satunya, meme ginian :).
Kali-kali bisa buat manas-manasin yang bikin list resolusi 2015 :P
Btw sumber materi foto dari sini, http://goo.gl/kUeBf1
Lagi-lagi ini repost, copy-past, sumbernya ya antah berantah. Sekalian mendokumentasikan gojek kere yang hilir mudik di media sosial kayak Facebook dll.
Tapi tetep lho ya, si penggagas dan penulis pertama wajib diapresiasi, meski anonim :) #cheers...
Waktu itu pak big boss memanggil sekretarisnya sambil bilang,
"Besok meeting ke luar kota, siapkan apa aja yang dibutuhkan."
Sambil siap siap, sekretaris itu telpon suaminya, "Besok aku dinas keluar kota, jaga rumah baik - baik ya mas"
Sang suami langsung telphon selingkuhannya, "istriku besok keluar kota, kamu ada waktu gak?"
Selingkuhannya bilang ke muridnya yang lagi di kursus, "Nak, besok ibu repot, kursus diliburkan."
Anak kursus itu lalu bilang ke kakeknya, "Kek, besok kursus diliburkan, mancing yuk."
Kakek tadi itu trnyata boss di perusahaan terkenal td itu memanggil sekretarisnya, "Besok cucuku ngajak memancing, meeting keluar kota dibatalkan"
Sekretaris telpon ke suaminya, "Boss-ku ada acara keluarga, meeting dibatalkan. Aku gak jadi keluar kota."
Suaminya langsung menelpon selingkuhannya, "Besok jangan kesini, istriku gak jadi pergi."
Selingkuhannya bilang ke muridnya yang di kursus, "Besok tetep masuk kursus nak, ibu gak jadi repot."
Anak tadi itu langsung nelpon kakeknya. "Besok gak jadi libur kek, kursus gak jadi libur."
Kakek si boss tadi memanggil sekretarisnya, "Besok jadi meeting keluar kota, cucu saya gak jadi ajak mancing."
Sekretaris langsung telpon suaminya. "Maaf mas, jadinya aku besok meeting keluar kota."
Sang suami lalu telpon selingkuhannya. "Istriku jadi pergi, besok kesini ya?"
Selingkuhannya bilang ke murid yang di kursus tadi. "Besok jadi libur nak, ibu ada acara mendadak."
Murid tadi langsung telpon kakeknya, yaitu si boss tadi..
Terusin sendiri, aku capek nerusinnya…:P
Source: guyonan di Facebook.
Garis besar program ini yaitu bos besar sebuah perusahaan menyamar menjadi staf biasa dan bekerja di beberapa unit atau cabang perusahaan miliknya sendiri.
Selain mengetahui bisnisnya lebih dekat, juga mengenal kehidupan sehari-hari para karyawannya. Dari kinerja, tanggung jawab, stres, beban dan keluarga mereka.
Di ujung cerita, identitas asli si bos akan dibuka melalui pertemuan langsung dengan karyawannya. Satu lawan satu, one on one.
Kali ini, ceritanya tentang Mike Bloom, pendiri jaringan toko peralatan rumah tangga, Family Dollar.
Yang menarik di mata saya adalah si Chanel, manajer pelatihan dan ibu muda dari seorang anak lelaki.
Mike mengaku takjub dengan Chanel, karena dia bekerja penuh antusias. Lebih dari itu, mencintai pekerjaannya.
"Bersemangat? Inilah hidup," jawab Chanel ketika Mike bertanya mengapa dia selalu ceria.
Alih-alih berlatar belakang keluarga yang mapan atau masa kecil yang menyenangkan, Chanel kenyang dengan kehidupan pahit.
"Aku adalah anak asuh. Kau tahu, kehidupan di penampungan sangat tidak nyaman. Apalagi aku ketika punya anak di usia muda, menjadi orang tua tunggal dan sekarang tinggal bareng ibu mertua."
Menurutnya, justru ketika dia bisa mulai bekerja, hidupnya lebih baik dibanding ketika menjadi anak asuh. Keluar dari penampungan dan mandiri.
Lantas ketika hamil, jalan hidupnya masuk ke fase baru. Seperti mengalami lompatan.
"Menjadi orang tua membuatku dewasa lebih cepat."
Salah satu momen terbesar, dan ini membuat saya turut tertegun adalah ketika melahirkan anak laki-laki.
Akunya, ketika lahir si jabang bayi tidak menangis. "Dia hanya menatap saya. Lekat-lekat. Saat itu juga saya berjanji padanya, 'Ibu tidak akan mengecewakanmu Nak'."
Perjalanan hidup dan momen-momen seperti itulah yang membuat Chanel punya komitmen kuat. Dia bekerja keras dan tangguh, menolak menyerah. Dia juga kuliah di semacam Universitas Terbuka sehingga tetap bisa bekerja.
Semuanya demi si junor tumbuh berkembang lebih baik, mendapat pendidikan dan menikmati kehidupan menyenangkan sebagai anak-anak.
Di mata Mike, si bos besar, Chanel mewakili sosok yang selalu berpikir positif. Dan dia layak mendapat peluang lebih baik.
Mike memberi apresiasi berupa bantuan biaya sewa apartemen yang lebih lapang untuk ditinggali bersama anaknya dan ibu mertua.
"Selain itu, kau mendapat beasiswa untuk menyelesaikan kuliah. Tetapi aku berharap setelah lulus kau tidak keluar dari sini karena karakter seperti kamu yang menjadi inti Family Dollar," ujar Mike.
Tentu saja Chanel mbrebes mili sampai mengaku sambil cengengesan terharu, "Air mataku sudah habis. Thank you, thank you".
Chanel juga mengaku, hal terbesar dari pertemuan dengan Mike adalah sang bos memberinya peluang yang sangat berharga.
"Itu sangat berarti. Dia membuka pintu peluang untukku sendiri dan masa depan anakku," tutur Chanel.
So, keep on fighting and stay positive thinking :)
Selamat menikmati hari minggu siang dan menyesap manisnya hidup penuh semangat :)
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Katanya, ketika lagi kumpul-kumpul keluarga besar, mereka nyemplung ke kolam renang.
Di situlah terjadi bencana. Si jam tangan yang ori berembun dan angka menit-nya ilang :/
Sebaliknya, punya teman saya sehat wal afiat. Padahal punya dia itu KW, lha harganya cuma Rp 200ribu, belinya di online. Maksudnya online shop.
Lha punya saudaranya justru asli, banderolnya nembus Rp 1 jeti.
Saya lalu bercandain, "Jangan-jangan punyanya sampeyan yang asli dan dia yg KaWe..."
"Hahahaa... KaWe kok cuma dua ratus tambah ongkir sepuluh ribu. Kalau punya dia, aku yakin ori. Lha dulu belinya aku anterin ke tokonya sole-distributornya," katanya.
+++
Nah, kemarin saya mengalami sendiri mirip-mirip cerita di atas.
Saya belanja (cieee belanja...) jam tangan C*lumbia di online shop. Style-nya outdoor, display digital alias bukan jarum.
Harganya miring, lha wong KW. Rp 150ribu + ongkir Rp 8000 karena seller dan saya sama-sama di Jakarta.
Saya milih warna tali abu-abu sedangkan warna barrel hitam doff.
Klaimnya si seller, ini waterproof. Saya liat di laman FBnya, dia ngetes dengan nyemplungin ke air di gelas dan bak mandi.
Saya akhirnya beli meskipun bukan karena tertarik oleh klaim waterproof. Tapi ya karena desainnya yang simpel.
Malahan, kalau nanti kena hujan di jalan, jam tangan tetap akan saya lepas :)
Nah, kemarin saya renang di Manggala Wanabakti, Slipi, Jakarta dan sengaja memakai si C*olumbia. "Kalaupun ternyata nggak waterproof, ga bakalan terlalu nyesel. Biar nggak penasaran aja," batin saya.
Saya berenang full satu jam. Jam tangan saya pakai di tangan kiri. Dan aktif ngayuh gaya bebas dan gaya dada alias katak.
Beneran terbukti. Waterproof. Mengembun pun tidak apalagi kemasukan air.
Waktu masih di kolam renang, saya perhatikan betul-betul. Tetep enggak ada tanda-tanda masalah.
Lalu saya tunggu hingga sejam-dua jam setelah saya selesai berenang. Kali-kali efek buruk diajak berenang-nya pakai delay :)
Tetep bandel. Jam tangan tetap berfungsi.
Lantas saya coba menekan tombol. Deg-degan. Karena disinilah titik krusial-nya. #nggaya ''
Kali-kali bisa saja butiran air ngendon di sela -sela tombol dan merembes ketika tombol dipencet.
Tetep enggak ngaruh. Dengan resmi status waterproof-pun layak disandang si C*lumbia KW seharga Rp150ribu ini :)
#note: kata beberapa temen yang tahu banyak soal jam tangan, ada pantangan yang berlaku umum, bahkan untuk jam tangan asli/ original sekalipun.
Yaitu, meski diklaim waterproof, dilarang mengoperasikan atau menekan tombol jam tangan saat di dalam air.
Dikhawatirkan pengoperasian tombol akan memberi celah bagi air untuk masuk ke bagian dalam termasuk mesin. Begitu.
Makanya, pas renang kemarin, terus terang saya enggak memencet-mencet tombol.
Tapi, kalau jam tangan sampeyan ori dan ternyata tetep enggak tahan sama air, ya berarti senasib dengan saudaranya teman saya di atas :)
Nah daripada menangisi hadirnya kabut di jam tangan mahal, lebih baik main aman saja: lepaskan jam tangan berlabel waterproof, water resistant atau apapun namanya, saat bermain air ataupun hanya kena hujan.
Safety first :)
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Begitu juga dalam urusan ngeblog.
Ceritanya begini, hari minggu kemarin saya renang sore-sore di kolam renang Manggala Wanabakti. Lokasinya satu komplek dengan Kementerian Kehutanan, Jalan Gatot Subroto, deket Slipi, samping DPR Senayan, Jakarta.
Sudah lama saya absen main air di situ. Mungkin sudah dua bulan lantaran tempat kerja pindah dari Senayan ke Kebon Sirih.
Baru satu putaran dan mengapung di tepian, seseorang mencolek tangan saya. Ternyata mantan pelatih renang saya, panggilannya Pak Nung. Hehehe namanya memang mirip dengan saya, Inung :).
"Makasih ya," katanya.
"Oooh iya pak," saya melongo..
"Wah karena ditulis di blog, banyak yang nelpon saya. Nanya-nanya dan belajar renang kesini. Ada yang dari jauh-jauh..." ujarnya. "Makasih ya!"
"Siap pak," kata saya yang mulai paham maksudnya.
Obrolan pendek itu berawal dari postingan saya di blog ini pada April lalu. Judulnya "Belajar Renang di Jakarta".
Link-nya yang ini: http://halamansamping.blogspot.com/2014/04/belajar-renang-di-jakarta.html dan versi shrink URL yang disini :
http://bit.ly/1xFuAxR.
Di artikel itu saya ceritakan pengalaman mencari les atau kursus renang di Jakarta. Setelah kelamaan browsing dan nelpon sana-sini, pilihan jatuh ke kolam renang Manggala ini.
Di sini, saya beruntung dilatih pak Nung. Dengan jam terbang melatih yang tinggi, dia melatih sejak muda, punya sertifikat dan melatih banyak tim renang maupun individu, metode kepelatihannya efektif.
Dari 10 sesi latihan, saya sudah mulai bisa berenang di sesi latihan ke-4. Sisanya memperhalus teknik.
Nah, soal dorongan menulis artikel tersebut adalah:
1. Dari browsing dan chat, saya sering temui temen-temen yang kesulitan menemukan les privat renang di Jakarta.
2. Informasi biaya yang kurang jelas. Beberapa orang berbalik ragu dan urung berlatih lantaran menemukan les renang yang, bagi mereka, terasa mahal. Itungan temen-temen, biaya kursus 750-800ribu hingga 1juta ke atas terlalu tinggi. Itupun belum termasuk biaya atau tiket masuk ke kolam renang.
Di Manggala Wanabakti ini hanya Rp 300 ribu (10 sesi) + tiket masuk @Rp 30 ribu (atau beli voucer sekaligus untuk 10 kali masuk @Rp 25ribu) jadi totalnya hanya Rp 550-600ribu.
3. Di luar soal info tempat dan kalkulasi biaya, muncul juga keraguan soal metode latihan.
4. Terakhir, ya karena saya merasakan sendiri mudahnya belajar renang dengan dilatih pelatih yang mumpuni, dan enaknya bisa berenang.
+++
Balik ke pak Nung, sore itu dia juga sedang melatih anak-anak kecil setelah menyelesaikan sesi latihan untuk muridnya yang usia dewasa. Saat itu dia melatih bersama kakak kandungnya, Pak Roni.
Ada satu lagi saudara mereka yang melatih, namanya Pak Bambang. Beliau melatih di pagi hari.
Di sela-sela melatih, Pak Nung cerita. Dia heran, kok tiba-tiba banyak yang menelpon ke hapenya dan bertanya tentang bagaimana berlatih renang.
Apalagi, rata-rata pertanyaannya pun runtut. Misalnya sudah langsung memanggil namanya, lalu menanyakan tentang kolam renang Manggala Wanabakti dan konfirmasi ulang tentang hal ihwal latihan renang, termasuk sudah tahu kisaran biaya.
"Lama-lama saya penasaran. Lalu nanya balik, 'tahu nomer saya dari mana ya?', mereka bilang, 'dari blog. Yang nulis namanya Inung, halaman samping blogspot gitu."
"Langsung saya inget sampeyan. Pasti 'Inung' itu yang pernah latihan sama saya heheheeee. Apalagi pas diliatin artikel di blog," lanjut dia.
+++
Mendengar tuturan Pak Nung, saya tentu merasa senang. Ada kebahagian kecil, ada percikan rasa bungah karena telah berbagi cerita lewat blog.
Di luar sana, temen-temen yang ingin bisa renang untuk dirinya atau keluarga ataupun kawannya, mungkin terbantu dengan postingan saya.
Di sisi Pak Nung, mungkin postingan itu turut menderaskan rizki. Dari yang nanya-nanya, lantas berlatih beneran. Alhamdulillah :)
Nah, jika temen-temen ingin menghubungi beliau, menanyakan tentang les renang, jadwal dan sebagainya, nomer kontak ada di link artikel ini:
http://halamansamping.blogspot.com/2014/04/belajar-renang-di-jakarta.html
Atau versi shrink URL:
http://bit.ly/1xFuAxR
Salam. Sharing is always a good idea :)
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Supaya moment-nya makin nancep, selebrasinya pakai lari-lari sore di GBK, Senayan, Jakarta, hari minggu kemarin. #nggaya
Cuaca yang cerah dan udara yang lebih bersih (mobil-mobil lebih jarang karena Idul Adha), membuat lari lebih nyaman.
Hasilnya, jarak tempuh lebih jauh dari long-run sebelumnya. Yaitu 13,16 km, sedangkan dua minggu lalu 12km.
Lebih dari itu, waktu tempuhnya pun lebih lama. Minggu kemarin itu saya melahap trek seputaran GBK selama 2jam:10menit.
Catatan waktu paling dekat adalah 1jam:36menit, itupun enam bulan lalu.
Khusus kemarin, saya memang enggak ngejar kecepatan. Malahan pace keong, data di jam tangan Garmin ForeRunner 210 menunjukkan kecepatan lari rata-rata 9menit:55detik/km :D
Sebagai perbandingan, kecepatan saat ikut Sunday Fun Run 6km pekan lalu mencapai 6menit:40detik/km.
Sedangkan kecepatan orang berjalan santai sekitar 15-17menit/km.
+++
Air Minum + Cemilan
Oya, catatan dari lari sore kemarin adalah saya kurang banyak membawa air minum. Bekal 650ml dalam sebotol Reebok ternyata enggak cukup.
Itung-itungan saya, jika besok-besok long run lebih dari 1,5 jam maka perlu membawa air 1,5-2liter.
Itupun perlu juga membawa air selama lari. Biasanya sih saya bawa dua botol kecil masing-masing berisi +-300ml di tas pinggang Eiger khusus untuk lari.
Lalu, yang 1 s/d 1,5 liter ditaruh di motor. Kemarin, bekal 650ml tak bersisa dan saya masih kehausan :) dan geloyoran membeli minuman di minimarket sepulang dari GBK. Sebanyak 1 liter saya minum lagi + es campur di Rawabelong, dekat Palmerah.
Selain itu membawa cemilan sehingga dapat segera mengganti energi yang terkuras. Pilihan saya biasanya coklat batangan seperti Beng-beng, Top, dan Fitbar.
Kalau kemarin saya bawa kurma, lumayan buat ganjel perut. Korma juga dapat dimakan saat lari. Karbohidratnya mampu menyuplai energi, gampang dicerna, dan tidak memenuhi lambung sehingga tetap nyaman berlari.
Ke depan, mungkin saya perlu bawa kolang-kaling. Sekalian buat alternatif jika bosan dengan camilan sebelumnya.
Dari kolang-kaling, kandungan karbohidratnya yang kaya unsur galaktomanin diakui membantu pelumasan persendian. Detilnya dapat di-googling :)
Salam Oktober, salam sehat :)
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Kini, menyesap obrolan dengan kawan-kawan sesama pelari, saya kembali mensyukuri tinggal di tanah kelahiran.
Sebagai penghobi lari untuk hepi-hepi, asupan energi menjadi hal penting. Jenis makanan dan asupan pun sudah ada disekitar kita, bahkan ditanam disini dan ada di pasar-pasar serta penjual sayur keliling, yaitu pisang, madu dan kolang-kaling.
Jadi, tidak perlu membeli ekstrak makanan atau nutritition gel yang diimpor dari luar negeri. Sudah mahal, juga diolah dari makanan-makanan yang sejatinya mudah kita dapatkan sehari-hari.
Pisang:
Ini buah favorit sumber energi saya saat lari pagi dan sore. Memiliki kandungan nutrisi yang baik untuk tenaga, gampang dicerna dan tidak bikin begah.
Jika lari pagi, saya makan 1 jam sebelumnya. Jadi bangun jam 04.30, minum air putih, lanjut makan pisang. Lalu sholat subuh dan mulai pemanasan jam 05.15 lantas mulai lari 05.30. Pas satu jam
Madu:
Sudah jadi pengetahuan umum, madu merupakan gudang nutrisi dan protein. Bisa dikonsumsi langsung atau menjadi tambahan pada minuman teh hangat, pas untuk sehabis lari.
Kolang-kaling:
Lha ini, soal kolang-kaling merupakan pengetahuan terbaru yang saya dapatkan dari teman-teman komunitas lari.
Mengkonsumsi kolang-kaling ternyata mampu membantu pelumasan sendi, termasuk sendi-sendi di bagian kaki.
Saat kita berlari, sendi-sendi kaki paling banyak bergerak dan, seperti halnya kendaraan bermotor, bagian-bagian yang bergerak memerlukan pelumas.
Jika sedang berlari jarak jauh, kolang-kaling perlu menjadi bekal. Taruh saja di kantong atau tas pinggang kecil. Makanlah, misalnya saat memasuki kilometer 15, berlari lebih pelan dan disusul minum air.
Dua lagi asupan sumber tenaga yaitu coklat dan korma. Bahan baku coklat berasal dari tanaman kakao yang banyak ditanam di Indonesia. Berbeda dengan tiga asupan sebelumnya, coklat perlu melewati proses rumit sebelum kita konsumsi, entah berupa coklat batangan atau minuman.
Sedangkan korma, berasal dari Timur Tengah meski ada juga yang mencoba menanamnya di sini. Meski makanan impor, harganya masih terjangkau. Kemarin saya membeli korma setengah kg seharga hanya Rp 9000,-
Saya biasa makan korma sebelum lari. Jadi sekaligus untuk selingan pisang, supaya enggak bosen.
Korma juga baik untuk bekal saat lari jarak jauh. Agar praktis, saya membuang biji kurma dan menyimpannya di plastik dan taruh di kantong atau tas pinggang.
Kandungan nutrisinya yang kaya membuat korma bisa menjadi alternatif bagi coklat batangan atau nutrition-gel yang harganya lebih mahal.
Salam dari Palmerah, salah satu sudut ibukota Indonesia :)
@inung_gnb
Powered by Telkomsel BlackBerry®
|
League GTR
|
JakMar 2014
|
Hari/tanggal
|
Minggu, 19 Oktober 2014
|
Minggu, 26 Oktober 2014
|
Start
|
PRJ Kemayoran
|
Monas
|
Jarak
|
8K dan 15K
|
5K, 10K, HM 21K, FM 42K
|
Biaya pendaftaran
|
Rp 400ribu (mendapat sepatu lari Sportivo) - 500ribu (sepatu ZIP Run)
|
Rp 200rb (5K), 350rb (10K), 500rb (HM), 650rb (FM)
|
Fasilitas
|
- sesuai standar lari » medali
finisher, kaos, timing clip, water station/air dll
- disediakan bis antar-jemput dan
sarapan usai race.
|
sesuai standar lari » medali
finisher, kaos, timing clip, water station/air dll
|
KELEBIHAN
|
tiap peserta mendapat sepatu lari seri terbaru dari
League. Sepadan dengan biaya pendaftaran yang setengah juta rupiah itu :)
|
event lari bergengsi, massal, berkelas internasional,
prestisius. Event rutin tahunan.
|
KEKURANGAN
|
dari sisi level enggak seprestisius JakMar.
|
Dibanding dengan GTR, JakMar tanpa
pemberian sepatu.
|
Website pendaftaran, informasi rute dll
|
|
Sepatu ZIP Run untuk peserta GTR. Tersedia warna lain. |
Seperti kabar baik yang dituturkan media online National Geographic Indonesia: populasi banteng bertambah di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur.
Mungkin bagi pemerhati politik dll, berita semacam ini enggak menarik blas. "So what gituloh dengan banteng-banteng itu...," bisa jadi seperti itu penilaiannya. :)
Kebetulan, beberapa bulan lalu, saya sempat membaca di media lainnya soal program yang dilakukan pengelola taman nasional itu.
Jumlah banteng yang menyusut dari tahun ke tahun membuat mereka was-was. Upaya pengembangbiakan pun dilakukan, isitilahnya semi-alami, yaitu mendatangkan banteng betina dari taman nasional lainnya.
Harapannya, banteng pejantan di Baluran melakukan perkawinan dan ujung-ujungnya mendongkrak populasi hewan langka itu.
Syukurlah, merujuk berita dari NatGeo itu, upaya pengelola taman nasional Baluran membuahkan hasil.
Lain waktu, saya khidmat menyimak artikel di Kompas cetak, "Harum Arabika dari Kaki Kerinci". Laporan itu ditulis oleh wartawan harian nasional itu, Irma Tambunan.
Yang bikin saya mengapresiasi artikel itu adalah ternyata petani (atau tepatnya pekebun) kopi di kaki gunung Kerinci, Jambi itu merupakan bekas perambah hutan di taman nasional Kerinci-Seblat.
Melalui pendekatan sebuah lembaga, mereka tertarik dan akhirnya tekun menggarap komoditas kopi, sekaligus meninggalkan lahan garapan di hutan lindung.
Pekebun pun telah menikmati pendapatan dari kopi dan semakin banyak yang mengikuti jejak mereka. Alhasil, ekosistem pun terjaga dan kesejahteraan meningkat.
Dua berita tersebut mewakili kabar baik-kabar baik lainnya yang saya yakin banyak dituturkan di media massa lainnya.
Informasi semacam itu membuncahkan asa bahwa masih banyak orang yang baik di negeri ini. Harapan bahwa Indonesia bakal lebih baik pun layak untuk diamini.
-- kabar baik juga menyehatkan pikiran kita. Membuat selalu berpikir positif di tengah kepungan pikiran-pikiran negatif yang bersliweran --
:)
Note: sumber foto pengunjung di sabana TN Baluran dari sini http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/04/harapan-di-dataran-raya-baluran-1#
Powered by Telkomsel BlackBerry®