Friday, May 3, 2019
Main kayu
Dalam hobi main-main kayu, saya berusaha istiqomah untuk tidak tergantung pada kelengkapan alat. Maksudnya, saya nggak mau bebikinan dengan nunggu sampai punya set alat yang komplit plit plit. Adanya alat yang tersedia, ya pakai saja.
Syukurlah, sudah 5 pernak-pernak yang saya bikin. Proyek pertama adalah rak buku, meja tulis, lanjut yang kedua rak tanaman bunga, ambalan naruh kunci-kunci dan terbaru adalah 2 ambalan gantung di teras rumah.
Pembelian alat juga tidak sekaligus. Malahan, mesin bor yang pertama kali saya pakai merupakan pinjeman dari tetangga. Mereknya Krisbow 1 set lengkap dengan mata bor dan alat pertukangan. Saya juga dapat pinjeman gergaji yang membantu banget ketika bikin rak buku di ruang baca dan musala rumah.
Sedangkan alat kecil-kecil seperti tang, meteran, besi siku, palu, waterpass, saya beli jauh hari sebelumnya. Malah sudah ada yang umurnya 6 tahunan yaitu tang dan palu hehehe.
Ketika kemudian saya nambah koleksi alat main kayu, prinsip yang saya pegang adalah segera bebikinan rak-rak kayu yang memang dibutuhkan. Seperti rak buku, meja tanaman, rak bunga, dan lain-lain.
Mengapa demikian? Karena saya merasa wajib mengoptimalkan peralatan yang nominalnya relatif lumayan buat saya. Seperti mesin gergaji dan bor yang keduanya merek NRT PRO. Jangan sampai, alat-alat yang notabene aset itu rusak tanpa pernah terpakai. Buat saya, itu rugi besar dan mubazir.
Hal ini juga tercetus dari celetukan teman yang mengaku belum bikin apa-apa meski peralatan main kayunya terbilang lengkap. Ketika saya tahu apa-apa yang dia beli, itu mah bukan sekadar lengkap tapi sangat-sangat lengkap.
Lha wong dia sudah punya gergaji potong CS alias circular saw, malah juga table saw, gergaji listrik yang matanya turun naik alias jig saw, planner, trimmer, bor atawa drill, kompressor buat main semprot dan finishing, sander, jangan tanya soal stok clamp aneka rupa dari F dan C, mungkin juga clamp pipa. Belum lagi perkakas dan alat-alat bantu woodworking lainnya.
Ke depan, saya berencana bikin rak bumbu di dapur, rak sepatu, dan rak sudut sederhana yang ditaruh di musala. Mungkin untuk menaruh pot tanaman sirih gading penyerap polutan.
Oya, satu lagi jenis karya kriya yang coba saya selalu terapkan: rak kayu Cs mesti mudah untuk dipindah-pindah. Ini kali-kali kalau saya dan bundanya Kaka sedang ingin mengubah variasi tata letak interior rumah.
Tentu rada susah kan kalau rak kayu sampai harus dipaku permanen ke tembok. Makanya, model rak yang saya bikin lebih banyak polanya ialah rak sandar. Ini seperti yang saya bikin untuk rak tanaman.
Cara membuatnya pun mudah, yakni mengandalkan teknis jepit antar kayu sekaligus meminimalisir penggunaan paku dan baut. Suatu saat saya ingin mengecat ulang atau mengganti papan rak, hal itu relatif mudah dilakukan.
Salam main kayu :)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment