Showing posts with label jakarta. Show all posts
Showing posts with label jakarta. Show all posts

Saturday, February 16, 2019

Bogor Jalan-jalan (3), Penasaran ke Hulu Ciliwung: Katulampa


Sering mendengar dan membaca tentang Katulampa setiap musim hujan, saya jadi penasaran untuk menyambangi spot yang identik dengan Sungai Ciliwung ini. Terletak di sudut tenggara Kota Bogor yang sudah dekat Ciawi, Katulampa merupakan hulu sungai Ciliwung yang membelah Jakarta.

Katulampa sendiri selalu disebut sebagai barometer aman tidaknya Ibukota dari banjir. Bagaimana ketinggian air di pintu air Katulampa, bagaimana debit air, bagaimana status siaga atau waspada, atau sudah level berapa di Katulampa. Begitu berita di media massa.

Akhirnya, pas mancing ikan di Sekolah Alam Katulampa, saya melipir ke Bendungan Katulampa.

Sampai di sana, kebetulan sedang hujan deras. Hawanya juga dingin. Debit airnya lumayan tinggi.


Berbekal payung, saya berteduh di jembatan. Begitu rada reda, segera njepret-njepret dengan kamera henpon plus bikin video pendek 30 detik.

Mau dengar suara derasnya air? Kencengin tuh volume :)

Mayan, terbayar lunas penasaran saya pada hulu Ciliwung ini. 'Ini to si Katulampa!' hehehe



Thursday, November 22, 2018

Peta dan Jarak Antar Stasiun KRL Commuterline Jabodetabek

Penumpang KRL Jakarta Kota - Bogor - Inung Gunarba

Saya menyukai informasi peta karena menyajikan informasi yang bermanfaat untuk mengenali lingkungan sekitar dan juga, tentu saja,  membantu navigasi sehari-hari. Karena itulah saya juga merasa terbantu dengan peta KRL Commuterline area Jabodetabek, apalagi tersaji pula info jarak antar stasiun kereta bagi penumpang KRL seperti saya.

Dari paparan peta yang kini banyak terpampang di stasiun-stasiun, kita bisa mengetahui jarak dari stasiun satu ke yang lainnya. Lengkap, baik dari dan ke Jakarta Kota, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Bahkan komplet pula stasiun dan jarak ke arah Banten, yakni Maja. 

Contoh informasi ialah jarak Bogor - Jakarta Kota totalnya mencapai +- 53 kilometer. Sedangkan jika dari Cilebut ke Gondangdia yakni 40 km.

Ini foto peta tapi resolusinya kurang tinggi.
Untuk jarak lainnya, kita tinggal menjumlahkannya jarak antar stasiun. Urutan stasiun yang dilalui juga mudah dipahami bagi pengguna KRL newbie hehehe.

Kelak, jika light rail train alias LRT Jakarta Depok Bogor yang lintasannya di sisi jalan tol Jagorawi, saya harap akan dibuatkan peta dan diintegrasikan dengan peta ini.

Sejauh ini, saya kurang tahu posisi stasiun pemberangkatan yang dari Bogor, apakah akan dibangun di Baranangsiang, Stasiun Bogor eksisting atau tembus sekalian di Tajur atau Ciawi. 

Salam roker dan anker :)

https://jakartabytrain.com/the-maps/commuter-line-route-map, resolusi fotonya gedean.




Wednesday, May 20, 2015

Selebrasi. Satu tahun bisa renang.




























Mei ini, tepat satu tahun saya bisa berenang :)

Lokasi "selebrasi" pun cakep, pas tugas luar kota ke Manado.

Hotel tempat menginap di Sintesa Peninsula yang punya kolam renang dengan panjang sekitar 50 meter. Selain itu, view dari kamar saya yang di lantai 12 bisa lepas menatap lekat-lekat Gunung Manado Tua di lepas pantai, arah Bunaken, pegunungan, pelabuhan dan proyek jembatan Manado serta kota.

Berenang di luar kota seperti inilah yang turut menjadi motivasi saya ketika memantapkan niat belajar renang di Jakarta. Motivasi terkuat ialah demi bisa mengajari dan menemani anak saya, si kecil Kaka kelak jika dia beranjak besar.

Jumat pagi di pinggir kolam renang Manado ini pulalah, setelah 30 menit hilir mudik dengan gaya dada dan bebas, saya selonjoran memandang tenangnya permukaan air, bayangan langit biru. 

Saat itulah saya mensyukuri sudah bisa berenang. Tak lagi ada cerita saya cuma memandangi kolam renang, danau dan laut di pesisir Tanah Air, tanpa bisa nyebur :)

Dulu, tak terhitung berapa kali saya hanya bisa manyun melewati kolam renang dan hanya bisa melongo di pasir pantai ketika ada kesempatan keluar kota :| Mungkin Anda juga pernah mengalaminya heheheeee. #toss

Kini, 'kerja keras' (yaelah...) dan kegigihan saya terbayar. Saya jadi punya banyak pilihan melakukan aktivitas luar ruangan alias outdoor ketika merayapi sekujur Nusantara: jalan-jalan, hiking, susur pantai, lari dan renang. Oya, tentunya selain nguliner hahahaaa

Sepadan pula, keengganan saya untuk menyerah terutama di empat kali pertama sesi belajar renang di Manggala Wanabakti, samping DPR Senayan, Jakarta satu tahun lalu.

Di empat sesi latihan itu, dari total 10 kali pertemuan, saya meneriaki diri sendiri bahwa: "Gw harus bisa. ‎Mau kelelep kek, nelen air, gelagepan, dan himpitan rasa malu-malu ga bakal ada apa-apanya dibanding nikmatnya bisa berenang! Yakin bisa!"

Di ibukota Sulawesi Utara, di bibir Pasifik, 4 jam terbang dari Jakarta, di kolam renang di atas bukit ini, saya bersyukur. :)

‎- cerita kala saya belajar, les / kursus renang ada di sini, termasuk info lokasi, telepon dan HP guru renang : http://halamansamping.blogspot.com/2014/04/belajar-renang-di-jakarta.html





Tuesday, July 15, 2014

Supermoon Run 6K


Sabtu malam minggu kemarin saya kembali lari di GBK, Senayan.

Setelah seharian hujan, dan juga karena memang puasa, saya memilih berlari usai buka puasa. Tepatnya setelah sholat taraweh.

Jadi, hitungannya ideal karena sekitar 2-2,5 jam setelah makan besar pas buka puasa jam 18.00.

Sekalian menunggu selisih waktu antara makan dan lari itu, saya sholat isya dan taraweh di Masjid Al Bina, Kompleks GBK.

Selain ibadah terpenuhi, juga hemat waktu dan lebih aman plus nyaman. Parkir motor juga di depan masjid yang dijaga sekuriti GBK. Cukup Rp 3000,- lebih terasa nyaman daripada motor ditaruh di sela-sela 'sirip-sirip' stadion tapi tidak ada yang menjaga. :/

Usai taraweh yang selesai jam 20.30, saya ganti baju juga di parkiran motor :) Posisi masjid yang di dalam kompleks GBK membuat saya tidak perlu memindah motor.

Dari parkiran, cukup jalan kaki 200 meter ke area ring-road Stadion Utama. Sekalian pemanasan dinamis (dinamic warming-up).

Saturday, June 28, 2014

Marhaban ya Ramadhan Run 8K


Menyambut bulan Ramadhan, saya mulai sabtu pagi ini lebih istimewa.

Jika biasanya lari 5 km, kali ini saya pasang target 8 km.

So, setelah sholat subuh jam 5, mulailah sesi pemanasan 10 menit.

Kelar memastikan settingan pengukuran jarak, kecepatan dan waktu di jam tangan ber-GPS si Garmin FR 210 #numpangpameerrr#, lanjut menuju trek langganan dekat rumah: jalan Berdikari, di Rawabelong.

Ruas jalan yang punya jalur lurus 1,3 km ini terbilang tetanggaan dengan Binus Kemanggisan, Palmerah atau Slipi. Bahkan kalau ingin berlari di GBK, Senayan Jakarta, jaraknya cuma 5 km. Naik motor hanya +- 15-20 menit.

Selama lari, beberapa 'teman' ikut menyemangati. Saya sebutin ya di antaranya :) : si American Author dengan "The Best Day of My Life", David Guetta feat Sia "Titanium", lalu Avicii "Wake Me Up, juga si Nicki Minaj "Starship" dll.

Monday, April 28, 2014

Jakarta, mendung menggantung dan akhirnya pelangi :)

Cuaca hari ini di sudut Jakarta lagi bagus-bagusnya, paling nggak di atas Senayan hehehe

Mungkin di Gambir atau di Pluit kebagian hujan deras.

Beberapa jepretan ini merupakan keberuntungan saya, menatap langit dari lantai 16 Senayan :)

Rainbow! :)


Mendung menggantung kayak kena PHP #eh

Dijejerin supaya akur +___+



Saturday, April 26, 2014

Kuliner di Rawabelong

Kawasan tempat tinggal saya ini, sebelumnya lebih dikenal karena pasar bunganya. Kini juga makin kondang dengan aneka kuliner.

Ada gula ada semut. Sepertinya tepat menggambarkan semakin riuhnya Rawabelong yang berada di Jakarta Barat. Meski resminya JakBar, tetapi sesungguhnya merupakan kawasan perbatasan tiga kotamadya sekaligus yaitu Jakarta Pusat, Selatan dan Barat sendiri. Rawabelong bertetangga dengan Palmerah dan Slipi yang masuk wilayah Jakarta Pusat. Juga bersisihan dengan wilayah Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Hadirnya kampus Binus di sini terbilang turut menjadi magnet bagi mahasiswa-mahasiswa untuk ngekos di seputaran daerah ini. Juga makin banyaknya perkantoran.

Dari situlah, lidah-lidah mereka perlu dipuaskan hehehe. Setelah sebelumnya lebih banyak kuliner khas betawi dan warteg, terus berlanjut aneka menu lainnya: seafood, steak, burger, varian pecel lele, aneka nasgor, hingga makanan tradisional seperi gudeg, soto madura, pecel madiun dan lain-lain.

Lantas, penanda lain yang makin menegaskan kawasan Rawabelong memang menjanjikan keuntungan dari bisnis kuliner adalah dibukanya cabang beberapa kuliner ternama sekaligus tempat nongkrong. Dimulai dari tiga gerai Seven Eleven di tiga sudut Rawabelong.

Pertama di simpang tiga seberang Kampus Binus, kedua simpang tiga Batusari-Kemanggisan. Jarak dua gerai itu hanya 600 meter. Lalu yang ketiga di mulut Jalan Berdikari.

Disusul kemudian gerai besar KFC, tak jauh dari Binus. Lalu untuk pizza telah dibuka Domino Pizza dan Pizza Hut di sebelah SPBU Batusari.

Link peta Rawabelong dan sekitarnya di sini.

Selain gerai-gerai franchise tadi, warung-warung makan tetap hidup dan ramai pengunjung. Bahkan makin bertambah.

Terus terang, empat-lima tahun tinggal di sini belum cukup bagi saya menjelajah semuanya :)

Untuk makanan khas betawi, sepanjang jalan Rawabelong (Resminya bernama Jalan Kebon Jeruk) berderet warung makan sejak lampu merah lalu belok kanan jika dar arah Palmerah. Penyuka nasi uduk, jeroan, jengkol dapetin surga disini :D


Wednesday, December 11, 2013

Desa, Kampung Halaman dan Indonesia

Aceh
















JIKA menempuh perjalanan udara, favorit saya adalah kursi yang dekat jendela. Jika menggunakan Boeing atau Airbus yang jajaran kursi penumpangnya enam-enam, maka saya request kursi ..A di sisi kiri atau ..B untuk sisi kanan.

Melalui jendela, pandangan saya lempar jauh-jauh ke horison, mentari yang ranum atau matahari senja yang meredup.

Juga menatap kebawah, seolah mengukur sejengkal demi sejengkal apa saja di bawah sana.

Jika masih di atas daratan, ketika baru saja lepas landas, pemandangan masih sangat jelas. Detail alam bujur-bujur jalan, rumah, pucuk pepohonan, liuk sungai terpapar gamblang. Makin menanjak pesawat, terbentang lanskap daratan yang meluas-melebar.

Saturday, September 22, 2012

Talok alias Cherry tree



Minggu lalu, kami menanam pohon talok. Kerennya, sering disebut pohon cherry atau ceri. Juga dikenal dengan sebutan kersen.

Sejatinya, kami bukan menanam. Lebih tepat, menancapkan batang cherry ke pekarangan rumah. Batang itu kami dapatkan waktu belanja ke Jameson, Srengseng. Sekalian makan di warung soto tangkar di samping supermarket itu, saya memangkas dua tiga batang sebelum pulang.

Tukang parkirnya bahkan menunjukkan, kalau mau ambil saja anak-anak pohon yang tumbuh sendiri di kiri kanan induknya. Di situ, sudah berjajar 5-6 pohon cherry besar. Belum terhitung pucuk-pucuk yunior.

Kami sempat khawatir, memangnya bisa batang itu terus tumbuh menjadi pohon lantaran tanpa akar. Apalagi pengetahuan biologi saya minim hehehe. Atau harus dicangkok? waduh, rempong bok +_O

Thursday, August 2, 2012

Selamat pagi Jakarta ...



Usai sahur, saya memilih menyalakan laptop. Hari-hari sebelumnya lebih sering kembali ke kasur dan bangun siang.

Pertama yang saya tuju ketika browsing ialah Picasa web album. Upload dan merapikan foto yang jumlahnya sudah bejibun di hardisk.

Kedua, baca-baca berita pagi versi online. Kebetulan, saya klik hariandetik.com dan tempo.co

Ketiga, ya posting blog ini setelah nulis terakhir kalinya pada sepertiga pertama bulan Juli. Upsss... terlalu lama bolos posting :)

Browsing dan nulis blog pun sambil nunggu proses unggah foto-foto ke Picasa kelar. Abis ini, agendanya beralih ke beberes rumah.

Bangun pagi ternyata bikin saya bisa mengerjakan beberapa hal :) Mungkin setelah beberes, lanjutin tidur yang tertunda #Lhaaa .... :D

Saturday, June 30, 2012

Jual :: Ipad 2 16 gb wifi Only - Jakarta

[ ini posting jualan pertama :) ]

Langsung aje:

SOLD!

Dah terjual ke agan dari Tanjung Duren, Jakarta pagi ini. COD deket Binus.
Trims Blogger n Kaskuser.

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

JUAL ::
Ipad 2 (seri 2) Apple
Harga : SOLD
Posisi Jakarta, Palmerah. deket Binus

Spesifikasi ::
- 16 gb
- Wifi only 
- Nggak 3G
- White

Kondisi: 
- 99 persen (mulusss)
- Belum dipakai, pernah dinyalain 2-3 kali
- Udah di buka
- Layar belum tersentuh sidik jari, masih terbungkus plastik pabrik
- Isi box lengkap bawaan pabrik, charger original

KENAPA dijual?
- Ga cocok buat kerja (saya lebih banyak ngetik/ nulis dalam waktu lama)
- Ini barang dapet dari hadiah gathering relasi sebulan lalu, Mei 2012

Tuesday, February 2, 2010

Selamat siang dari Batusari




Dari lantai 3 Batusari
















Langit (lagi-lagi) menyapa Jakarta dengan lukisan istimewanya...

Monday, October 12, 2009

Ciplak.Kalimalang.07.09

Boarding House Punye Cerite

Setiap alamat selalu menyimpan cerita, bukan sekedar sesuatu. Karena, cerita layaknya berita, peristiwa atau rangkaian kisah yang disampaikan *Vademekum Wartawan-nya Kompas*. edangkan sesuatu hanya menunjuk antah berantah.

Begitu juga dengan sebuah alamat tempat aku ngekos, di belakang SD Putra, sejajar dengan Jl Kalimalang. Jika kita naik mikrolet 09, 29 dan metromini 58 dari Cililitan atau 18 dan metromini 54 dari Kampung Melayu, sebutlah Pasar Ciplak pada kernet dan sopir, pasti langsung diangguki dan kita turun tepat di simpang tiga dekat SD Putra. Di situ juga segarnya buah-buahan dipajang di kios-kios yang berjajar rapi.

Kalau sampai terus hingga Futsal Gudang Seng, berarti kebablasan. Dari lampu merah Penas, gedung Wika- jl DI Panjaitan, cuma 400 meter.Rumah kos bercat putih itu sepertinya bangunan lama meski bukan rumah kuno. Paling cepat mungkin dibangun tahun awal 80an. Didepannya ada teras yang dipenuhi dengan tanaman dalam pot koleksi mBak Arni, induk semang kami. Setelah membuka pintu depan yang berdaun pintu kanan-kiri, tampak ruang tamu lebar dan memanjang, 4 meter kali 12 meter.

Di sisi ruang tamu, berjajar 3 pintu kamar yang dikoskan. Ruangannya lega banget untuk ukuran kamar kos di Jakarta, lebar 4 meter panjang 6 meter! Harga sewa sebulan Rp 400ribu. Bandingkan dengan kamar kawanku Tami di bilangan Karet yang cuma 3x2 meter dan harga sewanya Rp 600-800meter per bulan, itupun satu sisi berdinding triplek tanpa jendela. Di sana cuma 'menang' dekat dengan kawasan Sudirman.

Pantas saja, waktu Tami pindah ke rumah ini, ia bilang kamarnya jauh lebih manusiawi plus jendela lebar yang membawa angin dari arah komplek Halim leluasa mengirim oksigen.

Dua dari kamar itu dipakai oleh masing-masing Milo dan Joe, duo sobat sejati sejak masih TK di Jepara, Jateng hingga kini berkarier di Ibukota. Milo kini kerja di Mahkamah Agung dan Joe, dedengkot Grup Puisi Cinta di Facebook, manajer di sebuah perusahaan konstruksi spesialis menara BTS. Satu kamar lagi yang paling depan dekat teras lebih sering untuk keluarga mbak Arni. Sebetulnya juga dikoskan tapi belum ada yang mau.

Di lantai atas, ada 3 kamar yang lua snya bervariasi plus ruang bebas tempat kami ngobrol. Waktu aku datang pertama kalinya, Oktober 2007, kamar terlapang dipakai Aan, kerja di Mahkamah Konstitusi. Kira-kira 4x5 meter. Kini setelah Aan menikah dan tinggal di Utan Kayu, ditempati Veen.

Sebelahnya lebih kecil, lebar 3 meter dan panjangnya 5 meter juga. Kini dihuni Tabi, amtenar Pertamina :). Kamar ketiga, paling kecil. Lebar 2,5 meter dan panjang kurang dari 4 meter. Sebelum pindah ke Batusari Juni 2009 kemarin, aku sempat ngekos di kamar yang salah satu sisinya berdinding triplek. Sewanya Rp 275ribu per bulan. Ketiga kamar membentuk posisi 'L' yang di depannya terdapat ruang kosong yang memang untuk kongkow, mungkin dulu dimaksudkan untuk ruang tamu kos.

Di rumah bagian belakang masih ada satu kamar luuasss yang juga dikoskan, 4,5 x 7 meter plus kamar mandi dalam. Sekarang dihuni oleh dua bersaudara dari Sragen, Anto dan Eri. Yang pertama bekerja di BPS dan yang kedua sehari-hari di Datascript. Di depan kamar mereka ada halaman belakang yang lapang dengan pintu akses keluar rumah. Pintu ini sekaligus pintu belakang rumah besar ini.

Anak dan Menantu
Keluarga mbak Arni tinggal di rumah ini juga, tepatnya setelah dapur yang berada di antara ruang tamu dan rumah keluarga mbak Arni. Ia tinggal bersama suaminya, Ardi, dan tiga anak lelakinya.Sejatinya, pemilik rumah adalah orangtua mas Ardi. Kami memanggilnya
Pak dan Bu Shafi, pensiunan TNI AU yang memilih menghabiskan masa tuanya di Klender, Jakarta Timur, 30 menit dari rumah ini. So mbak Arni adalah menantu.

Nah didapuknya mbak Arni sebagai induk semang oleh sang mertua bukan karena ia perempuan yang punya stereotype lebih andal mengurus sektor domestik alias tetek bengek rumah. Juga bukan lantaran sang suami lebih sibuk di sektor publik bekerja di kantoran. Bukan itu sodara- sodara! Tapi karena prosesor yang tertanam di kepala mas Ardi tak lebih dari Pentium II ketika anaknya yang sulung kelas 2 Smp sudah beranjak bengal dengan prosesor Core 2 Duo hehehe, piss!

Next: mbak Arni dan Omm-omm Kos

--

Wednesday, June 17, 2009

Gerimis Romantis!

Siang ini, penanda sms datang nyaring berdering. Olala, dari Ade Titi Hanih:

Mas, di kantor lagi mati lampu hiks3 ujannya malu-malu, gerimis romantis…

Ah… gerimis romantis! Seketika kuterabas jendela kamar kos Kalimalang, tanpa ganti baju dan tetap bercelana pendek, di pertigaan Pasar Ciplak anganku meloncat menumpang Mikrolet 19. Ndak sampai 5 menit, aku sudah ganti moda dan segera terlena oleh kursi-kuris butut Mayasari Bakti P6 jurusan Kampung Rambutan-Grogol. Lepas dari Gedung MPR-DPR dan Manggala Wanabakti, aku berdiri bersiap turun.

“Mana?” tanya kernet lalu menebak, “Slipi?”

“Ya tapi mau terusan ke Kedoya!” tukasku yang bersaing dengan deru bayu dari arah selatan ketika bus melaju di atas flyover.

“Ohh, ntar turun Slipi, ganti M11 lalu naik Metromini 92 di pertigaan Relasi. Atau ikut aja sampe Grogol, naik 92 juga,” terang kernet layaknya Duta Tranportasi Jakarta 2009.

“Turun depan saja. Kalo naik 92 dari Grogol, ntar kelamaan!” kataku.

“Emang ‘napa buru-buru?”

“Menjemput cinta!”
***