Tuesday, December 26, 2017
Desember
Ini bukan soal resolusi. Ini hanya selintas uneg-uneg saja karena sepertinya ada kebiasaan yang rada saya lewatin beberapa bulan ke belakang ini.
Apa itu? Lari. Ya frekwensi lelarian saya rada keteteran kemarin-kemarin. Alasannya macem-macem, saking banyaknya tidak ketahuan lagi mana alasan asli dan mana alasan yang dibuat-buat hehehee
Untunglah saya masih sempat lari indoor atau berlatih beban. Prinsipnya sih, gimana caranya tetap menjaga pola hidup aktif #yihaaaa :D
Latihan beban saya lakukan dengan sederhana saja. Yakni memanfaatkan dumble dan latihan push-up.
Sedangkan lari indoor dilakukan dengan hilir mudik dari ruang tamu sampai ruang tengah. Biasanya saya lakukan 30-45 menit.
Nah untuk awal tahun depan, saya bertekad untuk menggiatkan lari seperti semula. Semoga bisa kembali rutin 2-3 kali seminggu.
Salam aktif :D
Thursday, December 14, 2017
Belajar lagi
Wednesday, November 8, 2017
Playlist Lari buat November ini
Daftar putar lagu terakhir yang saya kumpulkan di HP adalah di bulan Juli kemarin, jadi sekarang sudah waktunya saya perbarui.
Kebetulan di bulan-bulan Oktober- November ini ada lumayan lagu baru yang ngebeat.
Buat saya yang demen interval running 30 menitan, 5K hingga 10K, deretan lagu ini bisa pas dengan pace yang tidak terlalu lambat namun juga tidak kencang amat.
Sebagian besar lagu anyar, meski nyelip juga lagu rilisan tahun-tahun sebelumnya.
This is it!
- Alexandra Stan - We Wanna
- Alexandra Stan - Lemonade
- Alexandra Stan - Mr Saxobeat
- Bebe Rexha - I Got You
- Bebe Rexha - No Broken Hearts
- Bebe Rexha Martin Garrix - In The Name of Love
- Camila Cabello - Havana
- Charlie Puth - How Long
- David Guetta Sexy Chick
- Inna - Ruleta
- Inna - 10 Minutes
- Inna - Amazing
- Inna - Bad Boys
- Inna - Be My Lover
- Inna - Cola Song
- Inna - Jadore
- Inna - Sun is Up
- Jennifer Lopez - Aint Your Mama
- Jennifer Lopez - On the Floor
- Jennifer Lopez - Papi
- LMFAO - Party Rock Anthem
- Maroon 5 - What Lovers Do
- Pitbull - Bob Bon
- Pitbull - Don't Stop The Party
- Pitbull, ft Shakira Get It Started
- Pitbull - I Know You Want Me
- Pitbull ft Marc Antony - Rain Over
- Pitbull, Pitbull - Exotic
- Shakira - Addicted to You
- Taylor Swift - Ready For It
Sunday, October 1, 2017
45
Surprise!
Kemarin malam saya berhasil melakukan push up 45 kali. Yeah seluruh dunia mesti tau ye #pamer :P
Padahal saya beberapa kali merasa muskil untuk sanggup push up hingga repetisi kepala 4.
Modal latihannya hanya sabar saja dan percaya pada proses.
Frekwensi latihan bahkan tidak tiap hari, bahkan JANGAN tiap hari, karena justru 'muscle build and get stronger on rest day'.
Periodenya adalah 2:1. Artinya, setelah dua hari push up, maka hari berikutnya istirahat total.
Setiap kali latihan melakukan 10-15 repetisi, sebanyak 5 set.
Misalnya,
-senin + selasa latihan, rabu off.
-Kamis + jumat latihan, sabtu off.
-lalu setiap hari Minggu waktunya sesi push up nonstop, saya merasakan sensasi eksplosif dari 'tabungan' endurance dan power selama latihan 1 pekan. Push up sampai repetisi maksimal.
Mengikuti saran para pelatih, saya juga memastikan melakukan peregangan sebelum dan sesudah PU. Supaya ga kecethit hahaha
Performa
Awal-awal ketika sesi weekend: saya push up mentok hanya 20x, pekan berikutnya lanjut 25x tapi itupun sudah menges. Lalu weekend berikutnya naik 30x, terus lima hari kemudian 35x.
Pas sudah bisa 35x di minggu lalu, saya merasa itu capaian maksimal. Yuakin tidak bakal kuat untuk nambah repetisi.
Lalu tetep istiqomah latihan PU, eladalah bisa tembus 40x.
Itupun lagi-lagi berasa mentok. Saya merasa tidak mungkin bisa nambah lagi.
Masih bersemangat, saya lanjutkan latihan tipis-tipis selama empat hari. Ngaso 2 hari off. Nah pas push up nonstop lagi hari ini, tembus sampai 45x hehehe.
Target berikutnya adalah bisa push up 50x, cukuplah buat saya yang sudah omm-omm gini hari :D
Latihan ini termasuk latihan fisik menggunakan beban berat badan sendiri alias body weight. Push up melatih otot dada, bahu dan core yakni punggung serta pinggul. Push up juga saya gunakan sebagai cross training serta pendukung olahraga kegemaran saya: lari.
Moral setori: percayalah pada proses, nothing is impossible.
Push up saya adalah push up modal kolor dan nyali. Kalau pakai nombok duit buat beli alat dan suplemen, saya mah kagak ikutan :D
Suck it up! #beatyesterday
Btw latihan saya lakukan dengan memodifikasi program latihan yang banyak di aplikasi playstore.
Kalau ingin mencoba, saran saya ialah tentukan target pribadi dan pilih salah satu "push up challenge" :)
Salam olahraga!
Sunday, September 17, 2017
September: bulan berlatih lari bersama
Jika terkait hal itu, saya sendiri akan membaca ulang artikel nan panjang mas Made Supriatma yang di unggah tanggal 29 bulan ini di tahun lalu. Semoga link-nya masih ada, meskipun beberapa pihak dan kawan baik bisa saja tidak merasa nyaman dengan artikel itu.
Di sisi lain, saya juga punya pilihan bagaimana melakukan selebrasi untuk September ini.
Saya merayakannya dengan mengingat kembali bahwa di bulan ini, 1-2 tahun lalu, merupakan puncak latihan beberapa kawan yang memacu dirinya sendiri dan sekaligus percaya bahwa dirinya mampu merengkuh target maksimal di bulan berikutnya.
Sebagian memiliki sedikit bekal lari, maksimal berlari hingga menit ke-12. Dan, setelah itu merasa 'engap' tak mampu berlari lagi meskipun semangatnya masih pada level tertinggi.
Ada pula yang berlatih dari nol. Murni dari pejalan kaki dan kemudian menjadi pelari, from walker to runner :). Dengan keyakinan dan kemauan keras, akhirnya mulai berlatih dan terus berlatih, hari ke hari.
Sebagian juga menyimpan memori cedera dari aktivitas fisik sebelumnya. Saya perlu pula menambahkan latihan tambahan yang mendukung performa fisik.
Syukurlah, semuanya berakhir happy ending. Bahkan kemudian rekan-rekan berkalung medali finisher alias medali penamat dari mengikuti acara lomba lari sebagai peserta pelari rekreasional.
Congratz for all. You rock! :D
Tiga seri artikel latihan lari:
- Program dan tabel latihan lari bagi pemula > https://goo.gl/arDSVQ
- Lari nonstop 30 menit pertama kali > https://goo.gl/PfEqZ3
- Next accomplish: sukses berlari 5 km pertama > https://goo.gl/pEf1XF
Saturday, September 16, 2017
Lari nyaman - bahu kekar berkat latihan beban :D
Treknya termasuk jalan raya alias road dengan aspal mulus meski di beberapa potong jalan mesti lari di trotoar yang kurang rata. Video tracking lari saya buat memakai aplikasi Relive. Anda juga bisa membuatnya karena mudah, urutan caranya ada di artikel tips membuat video lari.
Lari sesorean ini juga terasa nyaman. Berlari pada kecepatan 'natural', run at my own pace.
Ayunan lengan juga ringan, bahu tidak pegal. Punggung saya juga tidak membungkuk, tetap lurus. Begitu pula pinggul tak merasa kelelahan meski itulah bagian 'engsel' antara tubuh atas dengan kaki.
Saya yakin ini buah dari latihan strength dan latihan beban sederhana sebulanan kemarin: plank, push up, angkat dumble yang fokus melatih core dan bahu. Menu latihan penguatan ini juga saya sarankan kepada kawan-kawan latihan lari lainnya.
Latihan plank misalnya, pada dasarnya membantu memperkuat core atau inti tubuh. Jenis latihan ini memperkuat bahu, perut, paha depan dan terutama pinggul.
Sedangkan push up untuk melatih dan membentuk otot dada dan sebagian bahu. Saya juga melakukan chair dip untuk melatih tricep di lengan belakang.
Sedangkan latihan beban menggunakan dumble 4kg, 6kg dan 2 botol air yang disatukan, saya andalkan untuk memperkuat sekaligus membentuk otot lengan atas dan bahu. Sepertinya sekarang saya mulai 'memanen' hasilnya: lekuk garis otot lengan mulai terbentuk :D
Dan, sore tadi saya sengaja pakai kaos tanpa lengan, pamer biceps hehehe. Hasilnya, dilihatin oleh cewek boncengan motor di Permata Hijau. Awas meleng, dek! :D :P
#run #relive
Thursday, September 14, 2017
Cara Gampang Usir Bau Sepatu Tak Sedap
Sumber: efektips |
Saya juga pernah iseng-iseng bereksperimen kecil-kecilan dengan menaruh teh celup di sepatu Adidas sebelah kanan, sedangkan sepatu kiri tanpa teh celup. Hasilnya, pagi harinya sepatu kanan tidak berbau dan yang kiri masih berbau tidak enak.
Sumber: Bukalapak |
Sunday, September 10, 2017
Runner Jealousy, Kecemburuan Pelari :D
Benar juga kata orang, berpapasan dengan orang yang lari pagi atau sore itu (bisa) bikin iri. Jeles. Jealousy.
Saya nggak tahu teorinya. Yang pasti itu sering saya rasakan, terutama ketika saya lagi di hari yang sudah diagendakan untuk peplayon tapi batal.
Melihat orang lari berasa pengen segera ganti baju dan ganti sepatu. Maunya seh...
Tidak hanya di dekat tempat tinggal saya di Rawabelong Jakarta, ketika melihat pelari rekreasional di Cibinong sono, saya jeles. Pun begitu di perut Sumatera saat berpapasan dengan anggota TNI yang lari sendirian.
Di Jogja, ketika saya liburan dan tanpa membawa sepatu, timbul iri (tanpa dengki) ketika kawan pamit mau lari sore.
Di ujung timur, di ketinggian sekitar 2000 meter di atas permukaan laut di Tembagapura, saya berpapasan dengan beberapa runner cewek yang sepertinya karyawan Freeport, tengah berlari pagi mendaki ke arah area landasan helikopter.
Padahal oksigen mulai menipis di ketinggian itu. Saya salute dengan kerja keras paru-paru dan kerja keras dengkul mbak-mbak Freeport :) #jempol
Rasa yang sama dan juga bikin gatal kaki saya ialah ketika halan-halan nun jauh memakai duit negara (upss) ke Belgia. Saya mesti menahan luapan adrenalin saat mobil yang saya tumpangi melewati Cinquantenaire atau kalau tidak salah Royal Park Brussels.
Saat itu sudah beranjak sore di hari minggu, sudut mata saya mengikuti lalu lalang para pelari Eropah yang lelarian di taman. Ada yang di trotoar luar taman, banyak juga yang mengamplas konblok dengan sepatuya di dalam taman. Pengen juga sih turun dari mobil tapi kedua bahu lagi bergelantungan kamera DSLR dan ransel kerja, alasan! Ya sudahlah :P
Oya, sampeyan bisa jadi rada sulit untuk membayangkan bagaimana bisa lelarian orang lain bikin jealous. Ah, gapapa sampeyan kebingungan, karena memang: 'only runner will understand'
:D
- Program latihan lari bagi pemula, transformasi dari walker (pejalan kaki) menjadi runner, pelari :)
- Manfaat olah raga lari: dongkrak daya tahan, usir penyakit batuk pilek flu jauh-jauh!
Monday, September 4, 2017
Jalan-jalan ke Qindao, China: Menengok Pabrik Mobil Wuling dan TV Hisense
Perjalanan ke China ini merupakan perjalanan pertama keluar negeri saya. Bukannya berwisata, liburan atau belanja, ini dalam rangkaian tugas negara hehehe, meninjau pabrik mobil Wuling yang baru saja dipasarkan di Indonesia dengan merek Confero S. Di China, saya melihat proses produksi di pabrik elektronika Hisense yang menghasilkan beragam produk dari smartphone, televisi layar datar, mesin cuci hingga air conditioner.
Perjalanan ini juga "tiktokan" karena langsung ke dua negara sekaligus yaitu China dan diteruskan ke Korea Selatan. Untuk jalan-jalan ke Korea, akan saya tuturkan di artikel yang berbeda.
Berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta, rombongan saya menggunakan maskapai Korean Air dan transit dulu ke Incheon, Korsel sebelum lanjut ke Qingdao, China.
Setelah menggelar pertemuan dengan walikota, kami segera meninjau pabrik Hisense. Di sana ditunjukkan proses produksi HP hingga televisi. Juga mesin cuci dan pendingin udara.
Yang menarik, saat di bagian produksi dan display smartphone, diperagakan bagaimana kekuatan salah satu smartphone Hisense menghadapi benturan. HP tersebut dibanting ke lantai keramik! Bukan sekadar dijatuhkan, tetapi dibanting. Lalu diambil, tidak ada yang retak, layar tetap mulus, body kinclong dan tetap beroperasi.
Lain halnya di display AC. Perhatian saya segera tertuju pada unit-unit AC yang bergambar tokoh kartun dan lukisan untuk anak kecil. Sepertinya pas sekali untuk dipasang di kamar tidur bocil :)
Pabrik Wuling
Selesai dari Hisense, kami menuju pabrik mobil Wuling. Di China, merek ini menempati ranking penjualan nomor satu.
Teknologinya pun mumpuni, Wuling bekerja sama dengan raksasa dari Amerika Serikat: General Motors dan mendirikan perusahaan patungan SGMW, SAIC General Motors Wuling. Pantas saja jika banyak disebut mesin Confero dan Chevrolet Spin merupakan mesin yang sama.
Di sini, kami juga menjajal alias test-drive beberapa mobil racikan Wuling yaitu Baojun dan Hongguang. Hongguang-lah merek yang dipasarkan Wuling di Indonesia dan dinamai Confero.
Tentu saja, unit yang kami cicipi semuanya dengan stir kiri dan bertransmisi manual. Cerita test drive 3 mobil Wuling juga saya "bocorkan" di artikel yang ini.
Perhatian saya saat itu tertancap pada desain dashboard Baojun dan Hongguang yang elegan, modern dan memanjakan pengguna. Layar LED layar sentuh, panel-panel kontril AC, musik dan lainnya terasa kompak dan user friendly.
Kursi joknya juga lembut dan empuk, sepanjang kita tidak menumpahkan kopi dan anak kita tidak menumpahkan susu hehehe.
Test drive dilakukan di lingkungan pabrik, ada trek lurus sepanjang sekitar 300 meter dan belokan ke kawasan pabrik sebelum kembali ke titik start semula.
Dipacu dengan pijakan gas yang mantap, mesin Wuling terasa lembut, responsif dan berisi. Di tikungan pada kecepatan 30-40 km/jam (maklum di komplek pabrik), body mobil tidak terasa limbung, lengkapnya ada di cerita ini.
Kami sengaja menutup kaca jendela untuk menguji kesenyapan, hasilnya saya kasih jempol meski perlu diuji lagi jika melintas di tol Jagorawi dan Cikampek :D
Tentang Baojun, ini merupakan merek luxury-nya Wuling. Ibaratnya, Toyota dengan Lexus dan Nissan yang memproduksi Infinity.
Bagi saya, Baojun terlihat gagah dan kabin yang lebih lapang. Wajarlah karena mobil ini berkapasitas 5 penumpang, terbilang keluarga SUV, sedangkan Hongguang atau Confero merupakan mobil 7 seater dan termasuk MPV.
Bir Gentong
Malam harinya adalah acara makan malam. Selain dijamu dengan masakan China (yaiyalah, mosok ya masakan Itali LD ), kami disuguhi anggur alias wine dan anggur.
Uniknya, anggurnya disiapkan dalam kemasan gentong kecil. Kata si tuan rumah, "Ini bir kebanggaan kota kami yang sudah diekspor ke luar negeri termasuk Eropa dan AS. Namanya Tsingtao Beer."
Tsingtao Beer |
Bagaimana rasanya? bagi saya, hanya ada 2 rasa bir di dunia ini: enak dan enak banget :D
Soal makanan, ini juga kesempatan spesial karena saya berkesempatan makan makanan China di tempat asalnya. Tidak hanya makanan laut tapi saya juga senang sekali karena banyak disajikan makanan dengan banyak sayuran. Entah apa saja namanya karena bagi saya: lupa nama, ingat rasa :D
Selain itu, saya juga bertandang ke industri kereta CRRC Qindao Sifang, produsen kereta cepat milik BUMN China. Untuk pelesirannya, main ke Qingdao Laoshan National Park, sebuah tempat wisata yang didalamnya terdapat kuil berusia ratusan tahun.
Salam dari Qingdao, sukses untuk mobil Wuling, Hisense dan Tsingtao Beer :)
Tuesday, August 22, 2017
Pengalaman Menaikkan Berat Badan Tanpa Obat Tanpa Suplemen
Waktu itu zaman masih kuliah, segera saya mencari referensi di internet, majalah dan nanya-nanya. Dapatnya beberapa pilihan seperti minum obat, herbal, suplemen makanan, makanan tambahan dan akupuntur.
Semuanya saya tepis. Untuk obat, saya ragu karena mempertimbangkan kemungkinan efek samping. Minum obat herbal begitu juga. Kalau mengonsumsi suplemen dan makanan tambahan, kendalanya kantong tipis hehehe. Harga produk suplemen tahu sendiri kan... mahal. Baik yang berbentuk susu bubuk, susu cair maupun ekstrak makanan.
"Perburuan" saya akhirnya berakhir di sebuah artikel di majalah. Sejatinya, artikel itu tidak membahas secara langsung cara menaikkan berat badan, melainkan berbicara tentang asupan karbohidrat dan kebutuhan kalori. Baik, saya sarikan kembali menggunakan bahasa atau kata-kata saya sendiri:
- Intinya, tubuh membutuhkan kalori sebagai sumber tenaga untuk beraktivitas sehari-hari. Sumber kalori berasal dari makanan yang mengandung protein, karbohidrat dan lemak. Idealnya, asupan makanan yang masuk ke tubuh memenuhi kebutuhan tenaga. Gampangnya: yang masuk sama dengan yang keluar. Nah jika ada selisih, maka sisanya akan disimpan sebagai cadangan lemak.
Dengan bahasa yang simpel versi saya, maka untuk menaikkan berat badan, saya perlu memiliki cadangan lemak. Yang berarti, makanan yang masuk ke tubuh saya melebihi kebutuhan tenaga saya. Lebih gampangnya lagi: gimana caranya agar saya bisa makan banyak dan lebih banyak.
- Masalah orang kurus: nafsu makan rendah
Oke, penjelasan awal sudah jelas ya. Tetapi seperti yang saya rasakan, masalah orang kurus adalah rendahnya nafsu makan. Meski laki-laki, saya dulu makan hanya sedikit. Bahkan tiap makan kurang berselera, nasi hanya separo, makan sayur dikit, malah makan daging ayam dan sapi pun hanya secuil-cuil. Jadi ketika ingin makan lebih banyak, ya masalahnya disitu lah... bagaimana mau makan banyak jika nafsu makan minim? Anda yang termasuk korps si kurus juga merasakan kan? hehehe.
- Maka, kita perlu "merekayasa" tubuh agar menjadi lapar dan "rakus". Bagaimana caranya padahal saya ogah minum obat penambah nafsu makan dan kawan-kawannya? Merujuk ke artikel di majalah, yang perlu dilakukan adalah melakukan kegiatan fisik berupa olahraga yang nantinya merangsang rasa lapar. Dan, jenis olahraganya tidak sembarang, melainkan yang bersifat anaerobik, contoh konkret adalah melakukan latihan beban. Dan bukan olahraga aerobik seperti lari, sepeda, senam dan lain-lain.
Urutannya begini:
- latihan beban bikin capek dan letih > ketika capek dan letih maka kita lapar > ketika lapar maka kita ingin makan > apalagi jika kita lapar karena beraktivitas fisik yang intens, maka porsi makan kita juga menjadi banyak = inilah yang saya sebut "merakayasa" agar tubuh menjadi lapar :)
Latihan beban yang bagaimana?
Mungkin Anda akan bertanya, apakah mesti latihan beban di gym? boleh, asalkan kantong ada cukup untuk membayar biaya member perbulan yang bisa ratusan ribu saban bulan hehehe.
Jika belum ingin nge-gym karena faktor dana dan karena belum ada waktu, saya beri solusi yang esensinya sama saja. Lagian, saya memang tidak menyarankan latihan beban di gym jika masih bisa melakukan dan mendapatkan hasil yang sama jika berlatih di rumah.
Inti dari latihan beban di sini adalah gerakannya dilakukan pelan, pengulangan sedikit dan menggunakan beban maksimal yang mampu kita angkat.
Pilihan cara:
1. Prinsip wajib: lakukan pemanasan dan peregangan dengan berlari pelan di tempat 2-3 menit dan disusul peregangan ringan terutama di bagian tangah, lengan, bahu dan pinggul.
2. Berlatih beban dengan menggunakan berat tubuh sendiri.
- Push up sebanyak 5x, istirahat 1 menit (ini set pertama). Ulangi lagi (set kedua) dan ulangi hingga jumlah set 4-5 kali.
- jika sudah terbiasa, tambahkan pengulangan push-up menjadi 7-10x tapi pastikan istirahat tetap 1 menit dan jumlah set hingga 5 kali.
3. Tetap lakukan push up dan kombinasikan dengan latihan beban menggunakan alat sederhana, pilihannya begini:
- Beli dumble di toko alat olahraga sekitar rumah, ada juga di Mal. Bebannya 4 kg, 6kg-8 kg. Jangan terpaku pada merek, jika mau yang mahal ya monggo sih. Sebagai gambaran, merek biasa di toko olahraga pinggir jalan harga untuk dumble 4 kg sekitar Rp 50-60 ribu. Makin berat makin lebih mahal.
Tapi saya tidak terlalu mengharuskan beli alat yang berarti mesti ada pengeluaran kan? Untuk itu, ada tips membuat "dumble" memanfaatkan barang bekas di rumah. Begini:
- Ambil 2 botol minum air kemasan 600ml, isi air penuh dan tutup erat-erat. Masing-masing berat botol berisi air itu sekitar 600 gram. Satukan 2 botol tadi dengan isolasi. Jadilah "dumble" seberat 1,2 kg. Buat lagi sehingga Anda punya untuk melatih tangan kanan dan kiri.
Mau nambah berat "dumble"? isi dengan kerikil atau pasir. :)
Berlatihlah terus secara teratur 5kali seminggu, pastikan ada hari-hari istirahat. Jika makin lancar dan kuat push up dan latihan beban, lakukan push up dan angkat dumble sampai Anda tidak dapat mengangkat badan/ tubuh lagi. Itulah yang saya maksud dengan: mengangkat beban maksimal.
Selain push up, ada gerakan lainnya yang memanfaatkan berat badan sendiri (istilahnya: body weight) seperti chair-dip, leg swing, plank dll. Monggo googling untuk tahu pose/gerakannya.
Catatan:
Mungkin ada pertanyaan dari rekan-rekan perempuan: apakah latihan beban bisa bikin otot dan penampilan tubuh seperti lengan menjadi berotot seperti binaragawati?
Saya mahfum dengan pertanyaan ini, wajar kok jika ada yang khawatir otot lengannya "methekol", meminjam istilah jawa hehehe.
Saya pastikan tidak bakal seperti itu karena binaragawati mendapatkan otot begitu ya dengan bantuan obat dan sampai suntik hormon dan tentunya latihan beban extreme. Soal yang ini, silakan googling ya.
Nah kita kan tidak sampai begitu kan. Justru latihan beban ringan ini bikin lengan teman-teman cewek makin kencang dan ramping. Di jamin, tetep proporsional dan tidak sampai bikin tampilannya "ngeri" hehehe. peace.
Demikian tips cara menaikkan berat badan yang bisa kita lakukan tanpa mengonsumsi obat dan suplemen. Berat badan saya naik bertahap, aman dan natural menjadi 45 kg, merambat terus hingga tembus 50 dan bergerak sampai 60 kg.
Dampak positif dari menambah berat dengan olahraga ini adalah kita merasa segar, lebih bugar dan pikiran pun positif. Malah terpacu untuk menambah jenis olahraga seperti lari, renang dan bersepeda.
Salam sehat, salam olahraga :)
- Program dan tabel latihan untuk pemula di artikel ini.
- Program lari 5K di postingan yang ini.
- Nah kalau yang ini, tips membuat video yang 'mendokumentasikan' jalur trek lari kita :)
Sunday, August 20, 2017
Manado, Klapertart dan Kangen
Kaplertart (inung gunarba) |
Menengok isi hardisk laptop, mata saya segera terpaku pada folder 'Manado'. Isinya penuh dengan foto-foto plesiran dan kuliner ketika beberapa kali saya menyambangi kota cantik di Sulawesi Utara itu.
Di sana, saya menyambangi beberapa tempat wisata dan belanja. Tentu saja juga tempat makan. Manado memang kota tujuan wisata yang komplet. Banyak spot wisata alam dan ragam makanannya memanjakan lidah, dari masakan laut, makanan berbahan sayuran hingga kue, termasuk bubur manado.
Nah saya sungguh beruntung ke Manado menyempatkan diri menyantap kue ikonnya Manado: klapertart. Lidahnya saya segera mengecap gurihnya kelapa dan olahan terigu dan bahan lainnya.
Selain makan di tempat, satu kotak klapertart juga saya bawa pulang ke Jakarta, oleh-oleh untuk istri dan anak saya. Meski tidak ikut ke Manado, icip-icip kue enak jangan sampai terlewatkan :)
Untuk urusan makanan laut, tempat-tempat makan yang saya datangi juga istimewa. Meski lupa namanya, di antaranya ada di tepian laut dan di tengah kota.
Pada kesempatan yang lain, saya juga pergi ke kota lain di Sulut yaitu Tomohon dan Bitung. Masakan khasnya juga enak. Paling saya sukai adalah masakan olahan dari sayur, entah apa namanya. Lha wong saya tahunya enak dan enak banget :D
Tak terasa, hampir dua tahun saya tidak lagi jalan-jalan ke Manado. Melihat foto-foto perjalanan membuat saya teringat ramai kotanya, pemandangan teluk Manado dengan latar belakang Pulau Manado Tua dan Bunaken di kejauhan dan jajaran nyiur pohon kelapa di pesisirnya.
Kapan lagi ke Manado ya? :)
Sunday, August 13, 2017
Wajah Segar: media massa, narasumber dan keterbaruan
Image source |
Dua hari yang lalu, seorang kawan produser bertanya pada saya dan meminta informasi tentang nomer telepon narsumber. Televisi tempatnya bekerja ingin interview tentang analisis pasar modal.
Seminggu sebelumnya, teman lama saya yang kini menjadi editor di media online juga mengirim pesan Whatsapp serupa. Kantornya ingin menggelar diskusi tentang politik terkini.
Saya sodorin A, mereka bilang 'ada yang lain?' saya kasih B, mereka ogah.
"Wajah anyar! Layar gw butuh penyegaran. Kameramen gw sudah bosen. Reporter gw pengen dolan lebih jauh. Gw maunya wajah segar!"
Jadi, sekarang saya mau merayu dan memprovokasi rekan-rekan akademisi, periset di lembaga penelitian dan praktisi apapun, please, jika menyukai berbagi ilmu dan gandrung menyumbang pandangan, saat-saat ini rekan-rekan saya produser dan redaktur serta reporter membutuhkan panjenengan. Mumpung masih 2017.
Sunday, August 6, 2017
Relive: cara membuat video tracking lari, sepeda dan trail
My track, my adventure :)
Aplikasi relive ini memanjakan kita yang doyan lari, bersepeda dan aktivitas luar ruangan lainnya karena video racikannya menampilkan visualisasi 3D dan pemandangan "mata burung".
Lebih jelasnya, putar saja contoh video lari saya sore tadi. Jaraknya 5K alias lima kilometer di rute perkotaan, Jakarta.
Jika kita berlari lebih jauh dan di trek yang medannya naik turun maka video relive lebih cakep. Penggemar sepeda, lari jarak jauh dan trail running yang bakal lebih kepincut pada aplikasi ini, karena ada visualisasi tingkat ketinggian/elevasi (trek naik turun).
Cara membuatnya mudah:
1. Intinya, yang kita butuhkan adalah 2 aplikasi untuk diunduh yaitu relive.cc di Google Playstore atau iOS dan aplikasi sport tracker seperti endomondo, strava, garmin dll.
Nantinya, Relive bekerja dengan cara mengolah data trek di aplikasi sport tracker lainnya tersebut.
Aplikasi Relive |
Aplikasi Endomondo |
3. Pilih salah satu sport tracker yang biasa kita pakai. Biasa pakai Strava ya pakai Strava, begitu juga jika doyan endomondo :)
4. Berlarilah seperti biasa ditemani tracker kesayangan, endomondo, strava, garmin dll. Oiya, Relive menetapkan batas jarak minimal. Untuk lari, minimal 3 kilometer dan bersepeda 5 km. Sepertinya ini syarat yang mudah dipenuhi jika kita sudah doyan lari kan ya :)
Saturday, July 29, 2017
Membaca Cerita Lari Haruki Murakami
BUKU bergenre memoar ini menarik perhatian saya bukan hanya lantaran temanya yang bertutur soal lari, olahraga kegemaran saya, namun juga karena judulnya unik, "What I Talk About When I Talk About Running".
Apa sih maksudnya?
Awalnya saya menduga, penulis asal Jepang kelahiran 12 Januari 1949 ini menulis tentang uneg-unegnya ketika sedang berlari. Dugaan saya ternyata tak terlalu meleset, paling tidak menurut saya sendiri hehehe.
Oya saya sebenarnya sudah lama mengidamkan membeli buku setebal 198 ini. Setelah melihat pertama kalinya di Gramedia Citraland Grogol, Jakarta, akhirnya saya mengempit buku ini di toko buku Togamas ketika pulang ke Jogja minggu lalu, 25 Juli 2017.
Selama empat hari, memoar terbitan Bentang ini menemani saya ketika di ruang depan rumah, kamar, kedai Wikikopi dan akhirnya rampung pada penerbangan Jogja-Jakarta, Jumat malam.
MENGAPA MEMILIH LARI?
Haruki sepertinya memahami keinginantahuan saya, juga mungkin pembaca lainnya, apa sih yang ingin ia sampaikan, opo to yang pengen dia ceritakan. Dan juga pertanyaan mengapa dia berlari, apakah dia seorang penulis yang masa mudanya seorang atlet, hobinya lari, atau berlari sebagai terapi karena kondisi kesehatan?
Tuesday, July 4, 2017
GANYANG SAMPAI AKAR-AKARNYA :D
Wednesday, May 24, 2017
Lagi: ga semua pelari harus jadi marathoner :)
Tuesday, May 9, 2017
Aplikasi watermark foto LOGO LICIOUS
Pertama, bisa menggunakan logo custom baik jpg dan png. Kita bisa bikin di photoshop dulu. Simpan di HP dan tinggal load.
IG: inung gunarba
Wednesday, April 5, 2017
Playlist teman lari April 2017
Friday, March 17, 2017
Biru hijau Tembagapura
Tembagapura, Papua, Indonesia |
Selepas baling-baling racikan Rusia memenangi pertarungan melawan gravitasi, kami segera dilambungkan melompati barisan kabut yang mengapung di sekitar landasan.
Pemandangan segera beralih dari putih pekat, lantas samar-samar lanskap semakin membiru dan kemudian menghijau. Detail perbukitan yang memeluk Tembagapura dan tambang Freeport semakin jelas ketika kami menjauh dari selimut kabut.
Tak lama berselang hanya tersisa rona biru di ujung sana, mungkin itu bercak-bercak kabut yang terpapar sinar matahari pukul 07.45 yang mulai menghangat. Sebaliknya hijau rimba dataran tinggi Papua makin membentang.
Saya beruntung masuk ke kabin Mi-171 belakangan sehingga kebagian kursi paling pinggir dekat jendela kanan. Jadi, ketika si bongsor meliuk mengarahkan moncongnya menuju Mimika, saya segera bertatapan dengan Tembagapura di bawah sana.
Lensa Tamron sapujagad 18-270mm sigap menangkap citra lipatan bumi yang menyimpan cadangan jutaan ton emas. Juta. Ton. Emas. Gold, bukan pasir :). Juga tembaga alias copper.
Helikopter Mi-171 Turboshaft, Airfast Indonesia |
Menyukai pernak-pernik geografi pada kelas 4 SD, di benak saya kota ini sudah identik dengan pertambangan logam mulia meskipun belum pernah melihat seperti apa itu emas. Sedangkan tembaga, saya sudah tahu barangnya saat itu: untuk kabel listrik :)
Kini, isi perut bumi di sekitar Tembagapura dan siapa-siapa yang berhak menggenggamnya kembali menarik perhatian, mengundang pergunjingan dan dibawa ke meja perundingan.
Apapun itu, salam untuk Pak Jonan dan kawan-kawan pekerja di Freeport :).
FB https://goo.gl/XJR1Xe
Artikel perjalanan ke masjid bawah tanah Freeport di Kompasiana
#papua #freeport #aerial #lanskap #tembagapura #grasberg
Negeri di atas awan |
Thursday, March 16, 2017
Latihan itu nggak pernah bohong
Dulu, di umur 20-awal 30an - sebelum mengenal teknik lari yang baik dan benar, kecepatan lari saya mentok di pace 7 sampai 7:30 menit per km. Napas pun sering tersengal dan sehabis lari terasa capek.
Setelah gaul di komunita lari online seperti Indorunners, Run of Indonesia, Runner id dll, saya semakin banyak tahu dan mempraktekkan beragam teknik seperti posture, cara bernapas, langkah kaki, hingga jenis-jenis latihan lari.
Paling terasa ialah cara bernapas perut, strenght atau circuit training dan latihan interval running. Selain itu ialah pengetahuan, pencegahan dan penanganan cedera.
Itu semua memberi manfaat yang banyak dan konkret. Bahkan di usia yang justru bertambah, jarak dan kecepatan lari malah membaik.
Salah satu indikatornya ialah dengan mencoba lari effortless.
Lari ini dilakukan dengan run at my own pace. Misalnya, pagi tadi saya sengaja lari tanpa banyak melihat pencatat kecepatan, melaju dengan pace "natural" saya sendiri.
Larinya ya lari saja. Tidak terlalu pelan. Kuncian speed-nya adalah tidak sampai ngos-ngosan dan ikuti ayunan kaki. Itu saja.
Dan hasilnya, ini kecepatan lari effortless untuk jarak 5K = 33menit, pace 6:36 menit/km :)
Sepanjang lelarian saya bernapas dengan perut, bukan dada.
Pola napasnya ialah 2-3 yaitu menarik napas/ inhalebdalam dua langkah dan mengeluarkannya/ exhale dalam tiga langkah. Pengaruhnya, tidak tersengal, suhu tubuh stabil dan tidak lekas lelah.
Let's train smart, eat right (liberally wkwkwkk), sleep enough, fight hard, race fun :D
#proudindorunners #kagamarunners #prepareSegerRun #ancol16April
Monday, March 13, 2017
Menjajal truk bongsor di lipatan Papua
Ketika jalan-jalan sejenak ke kawasan tambang emas dan tembaga Freeport, Papua beberapa waktu lalu, salah satu perhatian saya segera tertuju pada sosok bongsor truk kepala kuning- berbadan oranye ini.
Monday, March 6, 2017
Juragan Roti :)
Dua hari lalu, di sore yang sejuk, bocah 6 tahun ini tiba-tiba bilang: "Kaka mau punya bisnis. Tiga bisnis: jualan es krim, juice dan roti!"
Entah dari mana ide itu. Mak bedunduk saja muncul.
Kami tertawa. Bukan menertawakan. Kami tertawa karena bersyukur dengan asertifnya Kaka. Dia punya keterbukaan dan keberanian say & act something.
Dan, tentu kami mendukung "business proposal" itu.
Pertimbangannya, kami mengapresiasi spontanitas Kaka. Juga kemampuan mengungkapkannya, ini sesuatu yang berharga.
Sebaliknya, jika tidak diakomodir, si bocah bisa malas untuk menghamburkan celetukan, imajinasi dan kata-kata ke depannya.
Nah, dengan 10 donat keju yang sehari-hari memang dibuat oleh bundanya, jadilah si bocil kami menjalankan bisnis pertama. Titip jual di warung nenek, berjarak dua rumah.
Lain hari mungkin roti labu kuning, bolu kukus, cake mocca dll sesuai "produksi divisi cake and bakery" Flamboyan Catering :D
Dan sore ini Kaka mengambil hasil dagangan. Dari 10 roti, sembilan terjual. Alhamdulillah :)
Untuk apa uangnya nanti?
"Ditabung. Beli Lego kapal selam."
He-he-he. Baiklah Nak! :)
https://goo.gl/2IXFo5
Friday, March 3, 2017
Cerita saya: berhenti merokok :)
Meski tak lagi jadi perokok, saya masih bisa mengingat nikmatnya Dji Sam Soe. Ingat nama, tak lupa rasa :D 😍
Ceritanya, saya mula berhenti pada Desember 2013 :). Secara "teknis", dulu spontan berhenti saja. Stop. Mak ceklik. Sudah :)
Tapi, kalau diingat-ingat, tetep ada prosesnya. Seperti halnya perokok yang akhirnya berhenti, jamak jika alasan dan latar belakangnya berbeda-beda tiap orang.
Saya sendiri lebih banyak didorong oleh pertimbangan risiko kesehatan ke depannya dan juga pengaruh buruk ke keluarga serta bocah. Meskipun tidak merokok di rumah, tapi residu di baju dll tetap terpapar ke mereka.
Sekali lagi, alasan seperti ini belum tentu berlaku untuk perokok lain. Bisa jadi perokok lain bisa menerima, bisa juga malah akan tersinggung :)
Sebagai mantan perokok, saya bisa memahami bahwa pembahasan soal habit merokok (dan wacana berhenti atau mendorong seseorang berhenti merokok) menyentuh hal ini: ego :)
Karena sudah terkait ego dan hal-hal lainnya yang (mungkin) sama rumitnya -medis dkk-, saya makin yakin hal ini butuh proses.
Salam kretek Indonesia ;) #lho
Ditulis ulang dari status FB saya https://goo.gl/ECgQ9t
Monday, February 27, 2017
#LATEPOST #THROW BACK #LAWASAN
Selain memosting foto terbaru, gress dan aktuil, ada juga yang sengaja memilih mengunggah foto setelah berselang beberapa bulan. Bahkan berjarak setahun lebih.
Sebagian kita segera berkomentar membabi buta: kok foto lama? Pamer ya? Ga bisa move on? ...
Sependek yang saya tahu, memang ada yang mengunggah foto lawas karena memang baru nemu file foto di antara 'timbunan' di hardisk atau memory card.
Selain itu, tak jarang pula yang menunda postingan karena persoalan sensitivitas. Misalnya, contoh konkret, kawan saya ketika main ke pabrik senjata di Bandung pas lagi ramai-ramainya kasus pembelian alutsista dari Eropa. Padahal pelor-pelor kaliber besar itu bisa dibikin di dalam negeri.
Sekilas tidak masalah memosting pose memanggul senapan serbu buatan Kiaracondong, tapi dia tidak melakukannya karena mempertimbangkan hadir sebagai siapa dan bersama siapa.
Nah mencermati momentum, dia hanya mengunggah secangkir kopi dengan latar booklet perusahaan pembuat senjata yang dibuat blur, bokeh, hitung-hitung lebih artistik dan motografis lah :). Itu saja sudah cukup untuk mengabarkan kegiatannya di sabtu sore itu.
Dalam beberapa kesempatan, saya juga melakukan hal yang sama. Pertimbangannya tetap by case tapi prinsipnya sama: sensitivitas dan berpikir lebih jauh.
Bagi yang belum familiar dengan kepekaan seperti ini mungkin bakal mengernyitkan dahi. Tetapi yang terbiasa dengan salah satu tool komunikasi massa dan media, yaitu Analisis Efek, saya yakin memahaminya.
Salam senin siang dari lipatan Indonesia :)
Sunday, February 5, 2017
Transformers! Bukan Superman.
Senang ketika seorang kawan lama mengirim kabar: baru saja wisuda lari 5K, pagi ini di trek ujung Jogja yang hiruk pikuk namun sejuk. Usianya seumuran saya, siap menyambut empatpuluh :D
Seperti pelari bijak lainnya, proses latihan yang sekitar tiga bulan menandakan seorang running-enthusiast bukanlah Superman, karena ini bukan kuat-kuatan. Ngotot-ototan. Bukan semalam ingin lari dan pagi ini nekat langsung ngibrit di trek.
Transformer.
Yeah seorang pelari yang bijak adalah Transformer.
Ini karena dengan sadar menjalani latihan terprogram, terukur dan bertahap untuk melatih seluruh bagian diri - jantung, paru-paru, metabolisme, otot, sendi, pikiran, ego, dan kepercayaan diri.
"Mereka" berbenah dan berubah seiring kebutuhan aktivitas fisik yang meningkat. Hasilnya 'sakses' melaju lima kilometer nonstop bahkan dengan pace yang lebih baik dibanding sesi lari sebelumnya yang jaraknya lebih pendek.
Finished strong, finish in one piece, all Transformers! :D
Image: Transformer angry bird :P
Thursday, February 2, 2017
Telemarketing
Ditawari aneka produk finansial seperti kredit tanpa agunan, kartu kredit, asuransi dll merupakan hal biasa. Wajarlah karena mereka sedang memburu penjualan produk dan menghimpun konsumen atau nasabah sebanyak mungkin.
Tapi kalau terlalu sering, sehari bisa tiga kali, ya kadang berasa terganggu. Tak jarang, kita sudah menolak tawaran Bank Anu, tapi esok hari telemarketer dari bank yang sama menelpon lagi. Hanya beda penelpon.
Nah kini adek-adek yang dulu nawarin pinjaman tanpa agunan, kartu kredit dll via nelpon... kini memperbanyak 'platform' dengan menghubungi lewat WA.
Nomor-nomor kontak dilihat dari sumber yang sama: database nasabah yang diperjualbelikan.
Bedanya, dulu nomor itu ditelponin. Sekarang nomor disimpan dan kirim WA penawaran pakai wifi kantor, kos-kosan, kantin dll.
Awalnya, agar mereka tidak berlama-lama memaparkan produk, maka saya menjawab bahwa saya tidak punya kartu kredit.
Btw, tawaran kartu kredit, tambahan plafon pinjaman, KTA dll lazimnya mensyaratkan kepemilikan kartu kredit.
Tapi sudah berkali-kali saya bilang saya nggak punya kartu kredit kok pada nggak percaya to? Artinya data saya belum dihapus dari database mereka.
Belakangan saya pakai cara paling jitu yang bikin mereka kapok nelpon. Jika mereka dari Bank XXX, ya saya jawab: "Lho saya juga kerja di Bank XXX cabang kota ABC!"
Sebut aja salah satu kota besar, Jakarta Bandung Surabaya Jogja Makassar Medan dll dsb.
99% persen nama kita akan dihapus dari database prospek mereka, di-blacklist, ndak ditelpon/WA lagi, karena SOPnya ndak boleh nawarin ke karyawan/internal. Sependek yang saya tahu lho :)
Kalau masih nelpon ya berarti masuk hitungan yang 1%, ingin ta'aruf ;) #uhuyyy
Monday, January 23, 2017
Interval running, cara jitu tingkatkan kecepatan lari
Pemahaman umum ttg interval running adalah "Secara spesifik, latihan ini meningkatkan ambang batas laktat (lactate threshold) yang penting bagi kemampuan kita berlomba secara cepat. Dan, karena dilakukan dalam sistem interval, latihan ini memberikan kita periode istirahat sehingga membuatnya lebih nyaman untuk dilakukan dibanding lari secepat-cepatnya (all-out) dalam interval yang lebih pendek dan lebih dinamis dibanding tempo run panjang yang membosankan." Sumber Dunia Lari, link di bawah.
Coba susun lagi jadwal latihan. Jika biasa lone-running, ambil 2-3 kali sesi weekday untuk speedwork dengan interval running.
Beberapa kawan ada yang pakai pola awal IR 3menit jogging dan 30detik faster run. Kita dapat membuat kombinasi lain. Monggo perbanyak referensi, banyak kok di Google.
Lalu gunakan sesi weekend utk longrun.
Contoh jadwal latihan seperti ini:
Senin rest day/off
Selasa IR
Rabu IR
Kamis Cross-Training https://goo.gl/bi95JC
Jumat IR
Sabtu rest day/off
MINGGU LONGRUN
###
Ini sedikit saya lampirkan referensi.
- interval running, apa itu?
- cara tingkatkan performa lari
- interval: metode piramida
- interval pendek/ short interval
- long interval
- menang Bali Marathon dengan latihan interval
- Circuit Training, efektif perkuat lari dan bakar kalori
Satu lagi: "Percayalah pada proses!" :)
Salam mari lari.
Postingan dan komentar di FB group Indorunners.
Saturday, January 21, 2017
Lari dengan hydrobag, perlu persiapan apa saja?
Pemenuhan kebutuhan hidrasi (sederhananya: air minum) saat berlari sangat penting dan wajib. Intensitas lari terutama jarak jauh sangat menguras energi, stamina dan cairan tubuh.
Pada event lari misalnya, standar penyediaan water station adalah tiap 2,5 km. Dari sini saja menunjukkan dengan gamblang bahwa hidrasi sangat diperhatikan.
Oleh karena itu, penyuka lari juga mesti menyiapkan bekal air. Salah satu caranya ialah dengan membawa hydroback, sering juga disebut hydropack.
Wujudnya tas punggung dengan desain compact, dilengkapi beberapa kantung untuk membawa kelengkapan lain seperti snack/nutrisi gel, HP, uang, kunci dll.
Saya sendiri juga memiliki hydrobag walaupun tidak selalu saya pakai tiap latihan. Jika hanya berlari jarak 5 km ke bawah dengan estimasi waktu tempuh 30-40 menit, saya tak membawanya.
Lain halnya jika lari 10 km ke atas seperti tadi sore. Bawaan saya ialah air putih 1 liter dalam water bladder/ kantung air, 1 botol kecil isotonik 330 ml (setara kaleng Pocari Sweat), snack, jas hujan kecil dan HP.
Alih-alih ingin berbagi tentang jenis-jenis produk hydrobag, kali ini saya ingin sharing tentang persiapan atau lebih tepatnya konsekuensi berlari dengan hydrobag. Saya sarikan poin demi poin.
1. Perlu latihan beban yang menyasar penguatan otot dada, bahu dan lengan.
Jangan terpaku hanya pada berat hydrobag ketika dalam keadaan kosong. Produsen atau brosur produk ini biasanya hanya mencantumkan berat hydrobag saat kondisi kosong.
Misalnya 350 gram untuk hydrobag mahal seharga Rp 1,5-2,5 juta), 450 gram yang impor dari China Rp 450 ribu atau hydrobag saya Nordend seri B271 Rp 198 ribu berat kosongnya 600 gram (termasuk water bladder kosong lho ya yang harganya Rp 80 ribu).
Kita harus memahami berat riil ketika dibawa lari. Saya timbang dengan timbangan digital dan mengisi hydrobag dengan 1 liter air (kapasitas maksimal 1,5 liter), 1 kaleng isotonik, HP, jas hujan tipis, snack BengBeng, kunci rumah, beratnya mencapai 2,6 kg. Hydrobag yang mahal pun juga saya coba, selisihnya tidak banyak: 2,3 kg.
Sekilas berat segitu terasa enteng. Ya enteng kalau sampeyan bawa dari ruang tengah ke ruang depan rumah sampeyan. Atau dicantelin di motor. Berat segitu itu ya mesti sampeyan bayangkan dibawa oleh punggung selama berpuluh menit bahkan berjam-jam.
Untuk itulah, saya sarankan melakukan latihan tambahan. Jika kita terbiasa lari maka sudah kenal dengan strength training atau circuit training.
Nah tinggal tambahin menu push-up, chair dip, bicep curl serta tricep curl. Dua yang disebut terakhir adalah latihan menggunakan dumbel.
Menu tersebut efektif mendongkrak kekuatan dan fleksibilitas otot dada, lengan dan bahu. Berat dumbel cukup 5-8 kg saja.
Santai saja, latihan 5-7 kali selama 2 minggu sudah cukup untuk mempersiapkan diri berlatih dengan membawa hydrobag.
2. Adaptasi.
Ada baiknya kita tidak langsung berlari jarak jauh jika pertama kali menggunakan hydrobag.
Sempatkan lari 5 km atau paling jauh 10 km untuk membiasakan diri.
Adaptasi ini juga untuk menemukan settingan yang pas seperti rentang tali pengait, tali bahu maupun membiasakan diri mengakses kantung-kantung sembari berlari.
Termasuk pula membiasakan diri minum dari water bladder menggunakan pipa selang :)
Selamat berlari! Salam sehat :)
Btw, artikel review produk hydrobag merek Nordend pada link ini.
Jelajah Morowali, Sulawesi. Jalur Darat dan Udara.
Matahari terbit di site SMI, Morowali |
Wednesday, January 18, 2017
Bekal traveling: 15 obat andalan
Salah satu bekal wajib yang mesti dibawa ketika melakukan perjalanan adalah obat-obatan.
Lantas bagaimana menentukan jenis obat? Simple saja, yaitu: obat yang biasa kita konsumsi.
Selain itu, bawa pula obat yang jarang kita minum namun tetap penting sebagai antisipasi. Untuk saya, jenis obat ini ialah obat untuk gangguan pencernaan dan alergi.
Lho kok pencernaan dan alergi? Apakah saya pernah mengalami dua masalah ini? Alhamdulillah belum dan tidak pernah.
Namun, spirit saya adalah antisipasi. Ini berangkat dari pemikiran bahwa kendala pencernaan (lugasnya saya sebut saja diare/mencret) tentu merepotkan di kala jauh dari rumah.
Tidak hanya saat jalan-jalan, ketika di rumah atau di tempat kerja pun, ketika sakit perut maka kita sangat was-was. Kalau meleduk pas lagi meeting atau ketemu pelanggan??? #jackpot #amsyong
Begitu juga dengan alergi. Perubahan lingkungan, cuaca, jenis makanan-minuman di tempat yang dikunjungi dan penurunan daya tahan karena perjalanan jauh, juga berpotensi kita terkena alergi.
Di luar itu adalah obat-obatan yang biasa kita konsumsi. Istilahnya: obat harian, seperti sakit kepala, masuk angin, dan flu.
Nah inilah obat yang lazim saya bawa, baik ketika keluyuran ke lekuk-lekuk cantik Indonesia maupun saat ke negeri seberang nan jauh.
Urut dari kiri ke kanan:
1. Tolak Angin
2. Bodrex Extra
3. Bodrex Migra
4. Puyer 16
5. Decolgen
6. Fatigon putih (untuk capek)
7. Vegeta (memperlancar BAB, begah)
8. Promaag
9. Sangobion
10. Cheng Sie Lung (obat sariawan)
11. Fresh Care
12. Balsem Lang
13. CTM (obat alergi)
14. Lopamid (obat diare)
15. Hansaplast / plester
BODREX DI JEPANG
Salah satu pengalaman bagaimana bermanfaatnya membawa obat ialah saat di Jepang. Ketika acara kantor selesai, masih di lokasi pekerjaan, tiba-tiba sakit kepala menerjang. Nyeri yang hebat terasa mencengkeram tengkuk dan kepala belakang. Leher terasa kaku. Kepala seolah dihimpit penjepit raksasa.
Untung agenda acara hari itu telah selesai. Di mobil sepanjang jalan hingga menjelang masuk ke hotel, saya terus menyandarkan kepala.
Di kamar, air dalam botol segera dijerang di water-jug untuk membuat teh hangat. Kantong obat warna hijau pun segera saya bongkar, satu biji tablet Bodrex Extra segera meluncur di tenggorokan.
Sambil istirahat dan menyempatkan mandi air panas, 20 menit kemudian nyeri sakit kepala mulai mereda yang mengantar saya tidur malam.
Paginya, saya bangun dengan segar bugar. Turun ke restoran hotel untuk sarapan dan tentu saja ngopi :)
Kambing dan Hujan. Tentang cinta dan NU - Muhammadiyah :)
Ini novel, roman tentang cinta anak muda, masa lalu yang menyesakkan dan pergulatan NU-Muhammadiyah di sebuah desa Jawa Timur yang diberi nama kisah, Tegal Centong.
Sudah lama saya tidak membaca novel, terakhir membolak-balik halaman karya sastra jenis ini ialah pertengahan 2015, "Anak-anak Revolusi"-nya Budiman Sudjatmiko.
Novel berikutnya ialah karya Mahfud Ikhwan ini yaitu "Kambing dan Hujan". Saya membacanya dengan bangga, pertama karena novel ini adalah pemenang Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta tahun 2014. Kedua, karena penulis adalah kawan saya di komunitas persma UGM, sedikit beda angkatan. Juga di media yang bertetangga, dia di Balairung, saya di Bulaksumur. Hehehe :)
Membaca novel ini, saya seperti tersedot di dalam alurnya. Yeahhh tentang dua anak muda yang bertaut cinta dan ingin menikah. Miftah Abrar dan Nurul Fauzia. Yang lelaki alumni jurusan sejarah dari perguruan tinggi di Jogja, si perempuan lulusan Fakultas Adab, kuliahnya di Surabaya.
Sayang, perbedaan paham agama yang dibalut pula dengan beda masjid, yang disebut Mahfud sebagai Masjid Utara (Muhammadiyah) dan Selatan (NU - Nahdlatul Ulama) menjadi penghalang dan sekaligus menggerakkan cerita menjadi berdenyut dan menghentak.
Sepanjang cerita, terus terang saya juga merasakan takut dan was-was, bagaimana jika hubungan mereka pupus dan gagal menikah.
Asemmm tenan. Di tengah cerita misalnya, ketika keluarga Fauzia kedatangan tamu seorang pengusaha dan politisi muda atau juga saat Pak Nashrullah bertamu ke keluarga Miftah untuk 'menjodohkan' putrinya.
Saya sempat khawatir, syukurlah Mahfud tidak memanjang-manjangkan drama ini :)
Semua memang berakhir happy ending. Namun tuturannya tidak datar. Saya suka ini.
Yang lebih saya sukai ialah momen pertemuan Pak Iskandar dan Pak Fauzan di rumah Pakdhe War. Dialognya mengalir deras, cepat dan 'nyata'.
Saya sempat merutuki dialog itu (hal 343-346). Saya merutukinya lantaran mengapresiasi jeniusnya Mahfud mengemasnya, juga (ini yang sebenarnya) karena saya lega kekhawatiran sepanjang membaca roman tidak terjadi.
KOPI
Ada beberapa kutipan yang bagi saya terbilang mengena. Seperti 'jangan menyuguhkan kopi dengan menyiramkan ke muka.' (Hal 167 dan ditegaskan lagi di hal 178).
Itu merupakan kiasan bahwa memberi nasehat pun mesti dilakukan dengan empati. 'Bukankah sebaik-baiknya nasehat adalah nasehat yang disampaikan dengan baik pula.'
Pada halaman lain juga dikatakan 'cara kadang tidak kalah pentingnya dengan tujuan' (hal 166).
PERSETERUAN dan DRUMBAND
Soal persaingan NU dan Muhammadiyah juga disajikan menarik. Alih-alih bergaya orasi dan jualan satu sama lain, Mahfud menuturkan perbedaan keduanya dengan lincah dan ringan.
Semua ikon perbedaan dituturkan dengan jenaka. Saya pun seperti diingatkan kembali pada olok-olokan khas seperti diucapkan kawan di kampung dan antar aktivis kampus.
Begitu pula tentang shalat subuh dengan qunut dan tanpa qunut, bacaan niat shalat, juga puasa, tahiyyat (kalau saya tidak keliru hehehe), tahlilan, shalawatan, kenduri, ziarah kubur, adzan dua kali saat shalat Jumat dll.
Ada pula tentang keberadaan bedug dan tongkat untuk khotib di masjid. Juga soal 'dikit-dikit bid'ah, dikit-dikit bid'ah' dan 'pendangkalan serta pembelokan akidah'.
Saya juga ngakak ketika olokan sampai juga pada sindiran menyoal sekolah di lingkungan paham yang berbeda itu: 'jangan sampai jadi murid yang tidak bisa berhitung dan lemah dalam ilmu pasti'. Yang lalu dibalas: 'jangan mau kalau bisanya cuma drumband'. Wkwkwkwkkkk... :D
RAMADHAN dan LEBARAN
Seperti yang saya ketahui dan rasakan, ikon perbedaan NU dan Muhammadiyah lainnya dan sekaligus menjadi hal klasik (dan berulang) ialah penentuan 1 Syawal sebagai penentu dari hari raya idul fitri dan sekaligus hari terakhir puasa, plus tarawih terakhir.
Sebagai ikon 'utama', soal lebaran ini ditempatkan dengan pintar sebagai alur cerita di ujung-ujung roman, mulai bab III hal 229. Kembali lagi hangatnya perbincangan penentuan 1 Syawal apakah dengan hisab Muhammadiyah) dan rukyat (NU) mengemuka.
Kegalauan perbedaan 1 Syawal juga dipoles secara personal. Ada kejujuran yang terpendam bahwa sebenarnya kedua 'kubu' lebih menyukai jika Lebaran jatuh pada hari yang sama.
Tentu sejuk kan jika gemuruh takbir yang meramaikan langit desa dikumandangkan sejak maghrib yang sama. Tak ada satu merayakan lebaran sedangkan saudaranya masih puasa. Tak ada sindiran haram karena masih berpuasa di hari raya.
Novel ini, roman terbitan Bentang Pustaka Yogyakarta ini, saya bayangkan memang cocok dibaca di bulan Ramadhan. Ada nuansa yang pas, atmosfer yang teduh dan hisapan cerita yang menjerat kita untuk terus dan terus meniti tiap kata tiap jengkal kalimat.
Saya sendiri merampungkan 373 halamannya dalam 3 hari. Awalnya mengira akan selesai selama sepekan dan menargetkan paling cepat dalam empat hari. Alhamdulillah, ternyata lebih lekas lagi :)
Nah, Anda ingin teman bacaan sastra yang cerdas, menghibur, membuka wawasan, pikiran terbuka, ringan tapi tidak enteng-enteng belaka?
Yang bisa membuat dada berdegub, merasakan sesak oleh himpitan cinta dan harapan yang digantung? Juga cerita yang nyaris membuat menangis dan sekaligus terbahak? Roman ini dapat menjadi sahabat Anda :)
#kambingdanhujan #roman #novel
Catatan: roman ini juga menjadi koleksi perpustakaan rumah kami, semoga kelak anak kami juga membaca-menikmati hasil karya kawan Ayahnya, aamiin :)