Monday, February 9, 2009

Drive!

Soal ambisi, drive dalam hidup dan dalam bekerja kadang dan malah sering, aku se[erti kehabisan bensin.

Yeah I’m lack of it, konyol memang karena sering mengulur waktu memulai kerjaan, gamang mau mulai dari mana but ketika lantas aku mendobrak kegamanganku, toh semua baik-baik saja. Dead line terlewati dengan sukses, hasil evaluasi oke dan nggak jarang dapet compliment.

Dan tanpa aku sadari, ketika sedang kerja aku begitu menikmatinya dan lupa blass dengan keraguanku sendiri sebelumnya. Tanpa suplemen, tanpa minuman eletrolit kerasa banget kalo semangat mengalir deras dari ujung rambut, sel-sel otak seperti teraliri listrik tegangan rendah, semriwing, mengembangkan senyum di bibir, meronakan wajah memupus pucat, menggerakkan jemari di keyboard dan kemudian kata demi kata, analisis demi analisis menari dari data dan transkrip interview sebelumnya.

Sayang, ketika kau memulai menulis artikel atau edisi yang baru lagi aku kembali mulai dari level terendah: minim mood dan negatif thinking, ragu gape nggak dapet hasil baik. Macem-macemlah dan nggak pengen berpanjang-panjang soal ini karena perasaan negatif lebih kerasa sebagai candu, bikin males bangun pagi, enggan memulai langkah kaki pertama dan membekukan otak serta mematikan rasa.

Kata kuncinya emang satu, ambisi! Yup, ini emang pemasok semangat nomer satu, ngalahin kecap nomer satu manapun dan bikin yang nggak enak-enak menyingkir karena penetrasi rasa optimis. Hmm, aku mencium kesegaran sekarang. Selain karena kini hujan deras yang kata BMG bakal seharian dan merata di penjuru Jakarta, juga lebih karena I have drive dan nggak sekedar tahu soal ambisi secara kognitif. Detik ini juga, ngerasain banget secara afeksi dan bertekad mengisi jadi hari-hariku.

Jadi inget kata-kata penuh semangat dari anak-anak Gaul: tetap semangat mas, apapun yang terjadi dan dimanapun kita berada! Plus, inget betul sama sobatku, NC Kartiman, yang mampu bangkit karena punya determinasi liat ketika satu fase hidupnya menggelinding deras terbentur tebing. Oya, masih terngiang jelas, seorang Nino berujar pendek: “Ayolah, kita semua bisa lebih baik!” Ya dia hanya berujar lima kata itu dan aku tahu banget konteksnya. Drive!*

2 comments:

  1. Gak ada kata terlambat kan sayang? I'm happy for you.

    *hugs*

    ReplyDelete
  2. salam kenal pak

    jadi ikut baca ampe abiis
    asyik juga ya

    ReplyDelete