Friday, January 29, 2016

Daftar Produk Reksadana Rp 100 ribu


Satu hal yang menarik buat saya soal investasi reksadana adalah memulainya cukup dengan duit Rp 100 ribu dan setoran berikutnya juga senilai duit segitu. Cepek.

Terus terang, ini menarik. Sayangnya saya kesulitan mendapat info produk reksadana mana saja yang Rp 100 ribu.

Browsing di media massa, kayak Kontan, bisnis Indonesia dll, saya hanya nemu satu demi satu reksadana Rp 100.000 . Padahal saya pinginnya yang sudah semacam list atau daftar gitu lho.

Saya sih maklum, mungkin saja media massa enggak enak nulis daftarnya takutnya ada produk reksadana yang terlewat untuk ditulis heheheeee.

Baiklah, saya akhirnya nelusurin sendiri dan berikut dengan link-link penjelasannya. Ke depan, akan saya update terus:


Reksadana Rp 100 ribu
  1. Bahana Dana Likuid
  2. Bahana Quant Strategy
  3. Danareksa Indeks Syariah
  4. Ciptadana Balance
  5. TRIM Kas 2
  6. MNC Dana Syariah
  7. MNC Dana Lancar
  8. Mega Asset Mantap Plus (RD Pendapatan Tetap)
  9. TRIM Dana Tetap 2
  10. Syailendra Fixed Income Fund
  11. Ganesha Abadi
  12. Simas/ Sinar Mas Saham Bertumbuh
  13. Kehati Lestari
  14. MNC Dana Kombinasi Icon
  15. Simas Satu
  16. TRAM Infrastructure Plus
  17. Simas Danamas Saham
  18. Simas Saham Unggulan
  19. CIMB Principal Equity Aggressive
  20. Mega Asset Greater Infrastructure
  21. TRIM Kapital
  22. TRIM Syariah Saham
  23. Simas Satu Prima
  24. TRIM Syariah Berimbang
  25. MNC Dana Ekuitas
  26. MNC Dana Syariah Ekuitas
  27. Manulife Dana Campuran II
  28. Schroders (belinya bisa di Bank Mandiri, klik link ini
  29. Panin (bisa transfer pakai BCA, klik link ini lalu klik "Mentransfer Dana")
  30. Manulife lainnya (ada bbrp reksadana cepek'an, cek aja di bagian atas web)
  31. Commonwealth (cek list/daftarnya di link ini)
  32. Indopremier (intip web ini, ada fitur list, komparasi dan simulasi) 
  33. Bareksa (salah satu produk reksadana, saya beli lewat Bareksa online)

Oya, saya nimba ilmu soal reksadana dari beberapa situs. Indopremier, kontan, bareksa adalah beberapa di antaranya. Untuk Bareksa, satu yang menarik adalah adanya semacam layanan edukasinya lewat "Bareksa Fund Academy".

Yang punya waktu luang, monggo merapat ke sesi tatap muka (offline gitu), tapi ada juga yang via Whatapps, Twitter, Line (online). Daftar da n isi form dulu ya, gampang kok :)





Note:

Ini sedikit yang saya tahu tentang reksadana:

Selama ini, saya sering denger soal reksadana. Ini produk investasi sebagai alternatif lain dibanding tabungan atau main saham yang, bagi sebagian orang, njelimet.

Lho apa bedanya dengan tabungan? kalau tabungan, pada dasarnya kita nitipin duit di bank dengan membayar biaya administrasi yang dipotong tiap bulan.

Kalau deposito, duit kita dikelola bank dan kita dapat bunga. Darimana bank dapat duit untuk bayar bunga? ya dipinjemin ke para nasabah yang memerlukan duit. gitu, salah satunya sih.

Bagaimana dengan reksadana? yang ini, artinya duit kita dikelola oleh yang perusahaan investasi, istilahnya "manajer investasi' untuk ditempatkan di beberapa tempat: saham, deposito, obligasi (surat utang) dll. Target menempatkan di beberapa tempat ini untuk mendapatkan hasil finansial. Lazimnya disebut imbal hasil atau return.

makanya, hasil duit dari reksadana, berpeluang lebih besar dibanding deposito. Lha gimana dengan risikonya? ya namanya hasil lebih gede, maka ada juga risikonya dibanding dengan tabungan dan deposito yang kita taruh di bank dan kita tinggal merem :D

Oleh karena itu, maka dari itu, kita disarankan membagi dana kita ke beberapa tempat: untuk keperluan mendadak, tabungan biasa dan investasi. Investasi ini termasuk reksadana, saham, bisnis/usaha sendiri.

Saya sendiri belum berani main saham, nggak kuat ama naik-turunnya nilai saham di Bursa Efek hehehe. kalau deposito, pernah sih tapi kurang optimal. kalau tabungan biasa, ya sudah pasti ada dong untuk simpenan dan jaga-jaga.

Punya reksadana, bagi saya sebagai jalan tengah dari keengganan untuk main saham, belum ingin berbisnis sendiri/ wira usaha, tapi di saat yang sama tetap ingin berinvestasi tanpa ribet.

Jadilah reksadana, saya setor ke salah satu perusahaan investasi dan mereka yang mengelola.

Saya memakai SucorInvest dan Bahana Capital. Masih banyak yang lain kok, pilih saja seperti Panin, Manulife, Schroeder, Mandiri sekuritas, CIMB, Danareksa, Indo Premier dll dsb

Soal reksadana, monggo browsing atau main ke website yang sudah fokus ke bahasan reksadana seperti bareksa dot com dan indopremier dot com/ipotfund, Panin, serta tentu saja, infovesta.

Lantas, bagaimana cara untuk memulai memiliki reksadana? Syukurlah kita hidup di jaman online. Waktu saya memiliki reksadana pertama, belum ada fasilitas online.

Kalau sekarang, gampang banget tinggal akses ke alamat website seperti bareksa.com atau indopremier, maka kita akan diarahkan untuk langkah selanjutnya? masih bingung? hubungi nomor telepon customer service hehehe...

oya, tambahan lagi, sekarang investor reksadana juga dimanjakan dengan layanan autodebet. Ini mempermudah jika kita ingin setor tiap bulan.

Salam :)

Friday, January 22, 2016

Diam


Belajarlah diam karena tak semua harus diteriakkan. Jalan hidup sering tak terkira.

Dan ketika kau di dalam atau ditarik ke dalam, dan kau belum bisa melepas kebiasaanmu, nanti pasti tergagap: tak tahu kapan sebaiknya bersuara,  kapan harus mengunci mulut.  Atau malah terus bersuara untuk menarik perhatian demi jempol dan komentar.

Saranku,  belajarlah diam.  Lantas, mungkin kau tanya: bagaimana jika ingin mengurai jengah di benak?

Nasehatku: 1) matikan gawai dan ajak 2-3 kawan untuk meriung di meja makan. Di luar rumah atau undang ke rumah.

Toh dunia ini baik-baik saja meski ditinggal oleh kegelisahanmu, sejenak.

Tumpahkan gundah di depan cangkir-cangkir teh atau kopi. Lisan, dan dengarkan cerita remeh temeh,  tapi tak usah menulis notulensi untuk dibiakkan di note Facebook. Biarkan saja.

Kau masih saja mengelak,  beralasan tidak punya kawan karena tinggal di tengah hutan, punggung gunung atau pesisir?  Maka lanjut ke pilihan ini: 2) bikin blog. Tumpahkan kegelisahan di situ.

Kenapa blog?  Karena blog tidak terlalu berisik seperti FB atau twitter.  Blog lebih menyendiri,  menarik diri dari kerumunan tapi tetap bisa menyimak keadaan. 

Apalagi,  bukankah melihat dari pinggiran justru melapangkan sudut pandang?

Lakukan saja, pilih salah satu. 

Kecuali, jika kamu memang dahaga oleh tepuk tangan maya?

Kecuali,  memang ingin selalu berada di tengah kerumunan agar bisa melihat anggukan mereka akan polah tingkahmu?

###

Thursday, January 21, 2016

SD card + WiFi = EyeFi Mobi Pro :)





















BARU seminggu ini saya njepret-njepret dengan kamera DSLR bersama kartu memory ini. SD Card merek Eye-Fi Mobi Pro 32gb.

Kartu penyimpan ini memudahkan transfer foto dari DSLR. Tanpa perlu lagi nyambungin kamera pake kabel ke laptop atau PC, ndak butuh nyopot kartu dan diselipin ke card reader.

Beginian, cocok untuk kerjaan motret di lapangan, mobile dan butuh segera dikirim ke kantor atau ke rekan kerja.

Kartu ini bisa jadi alternatif jika memang belum pengen menenteng kamera DSLR yang sudah berWifi dari pabriknya. Harganya masih mahal pula, buat ane sih grin emotikon

HARGA
Oya, beruntung saya baru membeli si kartu sekarang-sekarang ini. Pakai duit boss tentu saja :)... Ketika sudah harganya menukik dari harga awal, Rp 824ribu dari Rp 1,5 juta di awal 2015.

Untuk kapasitas lain, ada 8-16 Gb. Harganya bervariasi, ada yang dari Rp 400an ribu. Cek link di bawah ntar ya.

Seri Mobi Pro ini juga berbeda dengan kakaknya, Mobi (aja) yang berteknologi lawas. Ada fitur mengupload foto yang kita pilih saja, ini berbeda dengan Mobi yang mentransfer semua foto. Bikin penuh memory smartphone.

Saya juga merasa beruntung karena lebih sering menahan diri ketika suatu produk dirilis dengan teknologi anyar. Ini juga berlaku untuk si Eye-Fi.

Begini. Seingat saya, kartu berWifi sudah ditawarkan ke pasaran 3-4 tahun lalu. CMIIW, mohon dikoreksi kali-kali keliru.

Harga? Buat saya bikin geleng-geleng kepala. Namanya aja nyiuw inopasi :)

WIFI MANDIRI
Apalagi, generasi pertama Wifi-nya masih butuh router. Pengguna harus mendapat sinyal wifi entah dari modem sendiri, pancaran wifi dari gadget atau tengah berada di area hotspot.

Nah, dengan Mobi Pro tidak perlu lagi nyari-nyari wifi karena si kartu memancarkan sinyal wifi sendiri, tentu tanpa pulsa, untuk 'ditangkap' smartphone android atau keluarga iPhone.

Lantas, jadilah foto ditransfer dari DSLR ke smartphone dan selanjutnya terserah Anda. Kirim ke WA, BBM, email dll. Juga ke FB, twitter, instagram dkk.

Soal jenis file, Mobi Pro bisa kirim foto RAW, beda dengan Mobi yang hanya melayani transferan JPEG.

DI MANA?
Saya beli di jakarta notebook, toko fisiknya di Central Park, Jakarta. Onlen shopnya di jakartanotebook.com

http://www.jakartanotebook.com/memory-card/eye-fi

Lho kok nggak di toko kamera? Monggo dibandingkan sendiri ke JP*, bursa k*mera pro, f*cus nus*ntara, tokocamz*ne.

MEREK LAIN
Di pasaran, Eye Fi tidak sendirian. Sudah ada SD card wifi lirisan Toshiba, Transcend dll.
Jika tergoda dengan merek-merek yang sudah akrab terdengar itu, perhatikan lekat-lekat fitur dan bandingkan serta simak review users.

Salam. Semoga review dan pengalaman memakai memory / sd card eyefi mobi pro wifi ini bermanfaat

Lebih kurangnya, mohon koreksi nggih, maklum bukan tukang jepret propesiyonal +_+

Review yang sama saya posting di FB: https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10209033467342664&set=a.1293746992565.45382.1497007803&type=3&theater


Kemis, 20012016. Lobby PT Pindad, Bandung.
-- di pabrik senapan serbu & tank 20 ton kok nulis soal kartu memory seujung jempol --:)

Thursday, January 7, 2016

GPM

Lari tadi pagi bener-bener paling 'nike banget', just-do-it. 

Bangun kesiangan jam 7.50, minum air putih lanjut ngopi. Niatnya langsung mandi sambil berencana ntar sore lari di GBK. 

Setelah meditasi-menatap-sarang-laba-laba -di-eternit, dapet wangsit larinya sekarang aja. 

Ga pakai mikir lanjut ganti kaos, nyaut sepatu. Posisi jam 8.20. 

Setelah pemanasan dan peregangan, langsung lepas landas di trek Asofa, sampingnya kediaman Yang Mulia Haji Lulung #pamitciumtangan. Start jam 8.40. 

Cuacanya sudah panas? Dunno. Lha embuh. Kan lari ga pakai mikir, jadi ya sensor cuaca ikutan abnormal. :) Selesai lari 9.10. 

Keringetan? Tentu saja. Kepayahan? Enggak. Berasa sexy sih iya :P 

#justdoit #lari #GPM #gapakemikir 

Inung Gunarba | Dikirim dari BlackBerry Q10 saya.

Wednesday, January 6, 2016

Sabarrrr...




Tepat mulai 1 Januari lalu, sepatu lari merah saya si League Ziprun punya teman‎ baru: New Balance M380 heheheee

Alas kaki khusus untuk lelarian ini buah kesabaran saya lho :P. Nunggu sampe indent ya? Special item ya? Limited edition???

Ga gitu sodara-sodara... itu mah pasti muahal-muahal. Justru saya kalau belanja sepatu ‎ngincer yang harganya muuiiiring :)

Si NB biru dongker ini, saya dapetin setelah saya menahan-nahan diri untuk tidak buru-buru beli sepatu ini.

Pertama kali saya 'menangkap basah' seri ini di Sport Station, Citraland, Grogol, Jakarta pada awal tahun lalu. Harganya masih full: Rp 699 ribu. 

Lantas Juli lalu, sekitar lebaran, di tempat yang sama, digantungin label diskon 20% jadinya Rp 559 ribuan.

Nah, medio Desember lalu, saya intip kortingannya sudah berubah menjadi 50% alias Rp 350an ribu.

Saat itu saya sudah mulai jatuh cinta. Kualitas barang, bobot, tampang sepadan ama harga heheheee...

Ealah, entah mengapa saya kok belum tergerak menebusnya.

Semua serba kebetulan. Nah pada Jumat petang lalu, 1-1-2016‎, ketika saya-istri dan anak laki melipir ke Citraland untuk membelikan sandal Eiger buat saudara, kembali saya ngintip si NB. 

Kali ini bukan di Sport Station tapi ke kakak kandungnya: Athlete Foot (masih di bawah payung MAP Mitra Adiperkasa group), eh ternyata gantungan label diskon sudah bertambah, 50%+10%. Harga nett: Rp 314.550,-.

Yess... inilah harga final yang pas buat kantong heheheee. Setelah mencoba ukuran 42 dan 43, pilihan akhir jatuh pada size pertama tersebut.

Sabtu esoknya, sepatu Amerika buatan pabrik Vietnam ini membungkus kaki saya ketika kami pulang ke Palembang. Sengaja saya pakai untuk adaptasi karena berencana lari pada hari minggu.

Pengalaman memakai sepatu ini, menurut saya, terasa cukup ringan dan lembut. Solnya empuk dan stabil ketika saya beneran lari 7K di Tanjung Enim, treknya aspal, naik turun dengan beberapa ruas berupa kerikil dan rerumputan.

Badan sepatu beserta talinya, nyaman menyelimuti kaki. Kerapatannya tidak bikin sesak. Pas!

Selasa malam kemarin adalah kali kedua saya berlari dengan si NB ini di GBK Senayan, Jakarta. Treknya basah setelah diguyur hujan sesorean.

Sedikit catatan, sepatu ini terasa 'hangat' di bagian depan atas. Sepertinya material bahan ‎kain sepatu kurang memiliki ventilasi. Berbeda dengan League Ziprun yang terasa betul ademnya dan ini mendukung ketika saya lari lebih jauh.

Tentu, ke depan masih perlu pengalaman memakai si NB untuk lari lebih jauh dan lama. Semoga faktor ventilasi dan rasa 'hangat' itu tidak mempengaruhi kenyamanan dan ketahanan saya ketika berlari lebih jauh :). Semoga :)

Inung Gunarba | Dikirim dari BlackBerry Q10 saya.

Sunday, January 3, 2016

62,5

Sehabis kluyuran awal Desember lalu, saya rasakan (lebih tepatnya, ngeliat lingkar perut) berat badan saya menyusut.

Nah pas mampir apotik awal Januari 2016 ini, saya nyempetin nimbang badan. Enam puluh dua setengah kilogram, coy! 62,5 kg tentu angka biasa, tapi buat saya yang sudah setahunan ini berbobot 65-66 kg, maka deretan angka itu ya berarti lah :)

Turun dua-tiga kilo juga bikin saya merasa lebih enteng. Paling terasa ketika naik tangga.

Apalagi pas lari muterin GBK Senayan atau sekitaran rumah, sebelum-sebelum ini saya berasa berlari dengan nyeret karung terigu. Ga enteng, ga nyaman.

Target ke depan sih nggak muluk-muluk, hanya pengen mempertahankan kisaran berat badan itu. Diturunin lagi? kayaknya nggak juga karena nanti malah bikin beban, kepikiran. Jadi nggak asik.

Saya memilih jaga konsumsi makanan saja dan olah raga kardio: lari. Itu saja :)