Tuesday, April 29, 2014

10 Alasan untuk Lari :)

Nemu dua artikel bagus soal manfaat olah raga lari nih, sumbernya dari popular infographics.

Sayang kan kalau cuma di-bookmark :)

Sekalian buat motivasi dan mood-booster #marilari


Klik aja gambarnya untuk melihat lebih besar. Tautan sumber di sini ya :)

Masih ada satu lagi, masih soal lari ...

Nimbun Karbo!

Goyang hepi goyang salsa
Goyang dikit buat senang-senang
Hari ini senin besok selasa
Agenda besok cuma satu: renang!

+++

Pelajaran dari kemarin-kemarin, jika esok hari saya ingin olahraga maka saya mesti banyak prepare.

Bukan cuma nyiapin celana lari atau renang sudah kering dijemur tapi juga masti'in asupan karbohidrat. Juga istirahat yang cukup.

Sarapan!
Ini mutlak. Lagi-lagi ini pelajaran minggu lalu, ketika itu saya bangun kesiangan. Meskipun tetap makan siang jam 12an tapi tenaga dari satu kali makan itu nggak cukup untuk lari sore di GBK Senayan atau renang di Manggala Wana Bakti, persis sebelah DPR/MPR.

Kalau mau makan lagi, misalnya jam 3 sore, kok terlalu mepet dengan waktu start olahraga.

Kejadian pada kamis minggu lalu persis seperti itu. Siang makan siang, lantas saya makan siomay seporsi di sore hari.


Monday, April 28, 2014

Jakarta, mendung menggantung dan akhirnya pelangi :)

Cuaca hari ini di sudut Jakarta lagi bagus-bagusnya, paling nggak di atas Senayan hehehe

Mungkin di Gambir atau di Pluit kebagian hujan deras.

Beberapa jepretan ini merupakan keberuntungan saya, menatap langit dari lantai 16 Senayan :)

Rainbow! :)


Mendung menggantung kayak kena PHP #eh

Dijejerin supaya akur +___+



Sunday, April 27, 2014

Sulit (dan Nikmatnya) Belajar Renang

Ini dua olahraga kegemaran saya. Untuk lari, sudah sejak bertahun-tahun lalu tepatnya dari 2002 :)

Sedangkan renang, mulai rutin baru-baru ini saja. Olahraga air ini saya manfaatkan juga sebagai latihan selingan untuk aktivitas lari. Istilahnya cross-training.

Sebagai hobi baru, tentu saja saya mesti belajar. Maklumlah, terakhir nyemplung di kolam renang tujuh tahun lalu :(

Itu berarti, secara praktis saya belajar renang di usia dewasa. Masa-masa dulu saya pernah belajar, anggap aja hangus +___+

Beberapa teman bertanya, sulit ga to belajar ketika telanjur dewasa? Bukankah lebih mudah kalau pas masih anak-anak atau remaja?

Saya jawab bisa. Soal susah atau gampang itu mah urusan nanti. Maksudnya, kita baru tahu persis apakah sulit atau mudah setelah mulai belajar. Pokok'e nyemplung dulu. Kalau berandai-andai, ntar nggak belajar-belajar dong :)

Nah, pengalaman saya sendiri, ada persamaan antara belajar renang dengan olahraga lari.
Apa aja?

1. Butuh proses, nggak bisa seketika dan buatlah jadwal latihan.
2. Sabar dan disiplin mengikuti tahap demi tahap.
3. Ikuti kata expert. Bisa teman yang terbiasa lari atau renang, guru alias pelatih dan sumber referensi lainnya.
4. Baca poin 1 s/d 3.
5. Yakini poin 1 s/d 3
6. Lakukan poin 1 s/d 3. Just do it! :)

Kalau mau bicara soal tantangannya, keduanya juga sama: kesulitan terberat hanya sampai latihan pertama, kedua hingga ketiga. Artinya hanya pada masa-masa awal ketika kita mulai adaptasi.

Setelah itu, tubuh kita sudah mulai menyesuaikan ritme. Koordinasi antar nafas, gerakan tangan, kaki dan anggota badan lainnya mulai terbentuk.


Saturday, April 26, 2014

Kuliner di Rawabelong

Kawasan tempat tinggal saya ini, sebelumnya lebih dikenal karena pasar bunganya. Kini juga makin kondang dengan aneka kuliner.

Ada gula ada semut. Sepertinya tepat menggambarkan semakin riuhnya Rawabelong yang berada di Jakarta Barat. Meski resminya JakBar, tetapi sesungguhnya merupakan kawasan perbatasan tiga kotamadya sekaligus yaitu Jakarta Pusat, Selatan dan Barat sendiri. Rawabelong bertetangga dengan Palmerah dan Slipi yang masuk wilayah Jakarta Pusat. Juga bersisihan dengan wilayah Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Hadirnya kampus Binus di sini terbilang turut menjadi magnet bagi mahasiswa-mahasiswa untuk ngekos di seputaran daerah ini. Juga makin banyaknya perkantoran.

Dari situlah, lidah-lidah mereka perlu dipuaskan hehehe. Setelah sebelumnya lebih banyak kuliner khas betawi dan warteg, terus berlanjut aneka menu lainnya: seafood, steak, burger, varian pecel lele, aneka nasgor, hingga makanan tradisional seperi gudeg, soto madura, pecel madiun dan lain-lain.

Lantas, penanda lain yang makin menegaskan kawasan Rawabelong memang menjanjikan keuntungan dari bisnis kuliner adalah dibukanya cabang beberapa kuliner ternama sekaligus tempat nongkrong. Dimulai dari tiga gerai Seven Eleven di tiga sudut Rawabelong.

Pertama di simpang tiga seberang Kampus Binus, kedua simpang tiga Batusari-Kemanggisan. Jarak dua gerai itu hanya 600 meter. Lalu yang ketiga di mulut Jalan Berdikari.

Disusul kemudian gerai besar KFC, tak jauh dari Binus. Lalu untuk pizza telah dibuka Domino Pizza dan Pizza Hut di sebelah SPBU Batusari.

Link peta Rawabelong dan sekitarnya di sini.

Selain gerai-gerai franchise tadi, warung-warung makan tetap hidup dan ramai pengunjung. Bahkan makin bertambah.

Terus terang, empat-lima tahun tinggal di sini belum cukup bagi saya menjelajah semuanya :)

Untuk makanan khas betawi, sepanjang jalan Rawabelong (Resminya bernama Jalan Kebon Jeruk) berderet warung makan sejak lampu merah lalu belok kanan jika dar arah Palmerah. Penyuka nasi uduk, jeroan, jengkol dapetin surga disini :D


Belajar Renang di Jakarta

Ini cerita lain soal olahraga karena selama ini jenis olahraga yang hilir mudik di halaman blog ini lebih banyak tentang lari. Kali ini menyoal renang, tepatnya belajar renang.

Lha siapa yang belajar renang? Si Kaka yang baru 3 tahun?
Bukan!
Istri, bundanya Kaka?
Tetap bukan
Atau mungkin keponakan? 
Aha... bukan juga.

Sayalah yang belajar berenang. Yups di usia 37 tahun ini, saya berguru untuk bisa meliuk-liuk di dalam air. :)

Mungkin sampeyan ketawa. It's oke. Lha wong istri juga ngekek ketika saya mengungkapkan rencana saya itu.

Nggak usah jauh-jauh deh, lha wong saya sempat ragu. Mungkin nggak ya di usia ini dapat berenang.

Kaka lah motivasi terbesar terbesar untuk memantapkan diri. Saya berpikir, ke depan, kami si ortunya Kaka ini tentu ingin mengenalkan putra kami dengan kegiatan fisik yang juga rekreatif. Olahraga misalnya.

Main bola sudah dan Kaka menikmatinya. Kami lakukan di halaman rumah, juga di Taman Menteng dan Taman Suropati, Jakarta Pusat.

Nah, renang juga menjadi agenda kami. Karena renang juga rekreatif, menyenangkan dan juga melatih life-skill [yaelah sok-sokan pake istilah ginian :))]

Kan nggak asik to ya kalau si kecil Kaka nyemplung kolam dan bisa renang tetapi bapaknya ini nggak bisa menemani :)

Itulah background-nya. Nggak usah panjang-panjang ntar jadi novel #eh

Lantas saya pun mulai browsing. Memasukkan kata kunci di google dan yahoo: belajar renang, les privat renang untuk dewasa, les renang di Jakarta, kursus renang, kolam renang di Jakarta dll.

Setelah klak-klik sana sini, akhirnya nemu informasi yang sesuai. Berhubung tinggal di bilangan Rawabelong, Palmerah, tentu mencari kolam renang yang dekat-dekat.

Ketemu dua: kolam renang Senayan dan kolam renang Manggala Wana Bakti.

Yang pertama di Komplek GBK Senayan dan yang kedua berada satu komplek dengan Kementerian Kehutanan. Lokasinya persis di sebelah Gedung DPR/MPR Senayan, Jalan Gatot Subroto.

Ada juga di Kolam Renang Cilandak sayangnya jauh dari rumah jadi mesti dicoret dari list.

Wednesday, April 23, 2014

Teman Lari Gue: Garmin FR 210 :)



Ini nih running-buddy gue eh saya ding, si Garmin Forerunner 210 :)

Jam tangan GPS yang nyambung ke satellite ini akhirnya saya pilih buat nemenin saya lari pagi atau sore di GBK Senayan, track deket rumah atau kalau keluar kota.

Mutusin beli setelah menimbang-nimbang, sempet ga jadi karena belum yakin dengan kondisi tulang kering saya yang sempet linu-linu.

Nah melewati masa istirahat dan adaptasi lari pelan-pelan, saya mulai lagi berlari lagi. Dan si Garmin ini diharapkan jadi salah satu pendorong motivasi. Masak sudah beli jam tangan khusus lari masih males-malesan lari... :)

Belinya di FJB Kaskus disini dari agan dinzzz. Soal harga tentu jadi salah satu pertimbangan. Di toko atau penjual lain, seri 210 ditawarkan diatas $199 alias Rp 2 juta keatas.


Saturday, April 19, 2014

Ga bener dah...

Pengetahuan itu bermanfaat kalau penerapannya tepat. Yang jadi masalah, ketika ilmunya dipake untuk kelakuan yang ga bener. Apalagi kalau ilmunya seuprit tapi sudah merasa kek cenayang demen menerawang.

Susahnya lagi ketika oknumnya sudah menua. Ketika dibilangin, dikasih masukan, diingetin, yaelah malah egonya yang kesentil. Hadeehhhhh....

Yowislah... teruske wae kono. Toh sanksi sosial sudah dieksekusi: si oknum didiemin, dicuekin, ga dianggep dalam tata pergaulan. Paling nggak oleh orang satu lantai.

Tapi udah begitu, kok nggak nyadar juga. Malah nyalahin orang lain. Mbok ya belajar, kecerdasan setinggi langit dan portofolio sepanjang pantura pun bakal percuma kalau kelakuannya bak penjahat kelamin. :))))

Jadinya, bukan cenayang jago menerawang, tapi (sok) cenayang doyan menggerayang. :))))
Powered by Telkomsel BlackBerry®