Hari minggu pagi kemarin 25 September 2016 menjadi salah satu 'milestone' hidup saya qeqeqeeee...
Di barat Jakarta, BSD City, 550 kilometer di barat laut kota kelahiran saya -Jogja-, di ujung umur 39 tahun :D, akhirnya tergapai juga niatan lama.
Start sebelum jam 6, saya berlari 3 jam 8 menit untuk menuntaskan jarak 21,095 km alias half marathon yang bertajuk Capital Market Run 2016. Penyelenggaranya Panin Bank dan Panin Asset Management.
Kebetulan pula salah satu reksa dana saya ada di Panin AM itu hehehe. Reksa dana saham :)
Kebetulan pula salah satu reksa dana saya ada di Panin AM itu hehehe. Reksa dana saham :)
Jujur, saya sudah ingin ikut HM setahun lalu usai mengikuti ajang Capital Market Run 2015 dan Syntethis Kemang Run sekitar Oktober tahun lalu... entah karena apa akhirnya baru kesampaian tahun ini.
Alhamdulillah. Sungguh saya bersyukur :)
CEDERA
Sejatinya, saya mengikuti event CMR 2016 ini dalam kondisi cedera paha kiri depan. Ada rasa nyeri yang menusuk-nusuk di beberapa titik usai berlari pada Senin seminggu sebelumnya.
Sejatinya, saya mengikuti event CMR 2016 ini dalam kondisi cedera paha kiri depan. Ada rasa nyeri yang menusuk-nusuk di beberapa titik usai berlari pada Senin seminggu sebelumnya.
Satu hari menjelang lomba, saya tetap kuatkan tekad untuk lari. Sejak sore saya siapkan perlengkapan lomba: kaos lari, celana, BIB number (nomor dada), sepatu.
Juga lengkap dengan baju ganti dan peralatan mandi kalau dirasa perlu mandi sebelum pulang. Ya kali-kali ada acara dadakan jadi tidak harus pulang ke rumah.
Juga lengkap dengan baju ganti dan peralatan mandi kalau dirasa perlu mandi sebelum pulang. Ya kali-kali ada acara dadakan jadi tidak harus pulang ke rumah.
Tentu saja tekad yang kuat tidak cukup. Saya juga berhitung risiko dan realistis serta siap untuk beberapa skenario.
Jika sampai lokasi lari cedera saya makin menjadi-jadi, saya pastikan akan membatalkan ikut serta CMR.
Kalaupun jadi ikut lomba tapi di tengah jalan terasa sakit, bahkan merasa tidak nyaman sedikitpun, maka saya akan hentikan lari. Istirahat dan pulang.
Skenario lainnya, jika ternyata bisa menempuh jarak 18-19 km dari total 21 km dan kaki terasa sakita maka saya akan putuskan berjalan kaki sampai finish.
Lha kalau bisa 10 km gimana dan terasa sakit/ kram di kilometer ke-11? Saya pun siap stop lari mengingat sisa jarak masih separo :)
Yess... intinya meski tekad saya kuat, tapi menjaga kewarasan dan realistis pada situasi tetap pilihan nomor satu :) #prinsip
Puji syukur, tidak ada rasa sakit atau hal yang mengganggu ketika saya pemanasan dan peregangan jelang start.
Rencana matang sudah saya susun dari awal: saya akan jaga kecepatan serendah mungkin demi menghindari cedera.
Jika kecepatan atau pace untuk 21K semula saya siapkan pada pace 7:30 - 8:00 maka pada pelaksanaannya pace saya hanya 8:40 - 9:00
Jika kecepatan atau pace untuk 21K semula saya siapkan pada pace 7:30 - 8:00 maka pada pelaksanaannya pace saya hanya 8:40 - 9:00
Begitulah, sampai kilometer awal saya berlari pelan sambil memantau kondisi paha kiri.
Sampai km 5 aman-aman saja. Memasuki km 10, ternyata baik-baik juga.
Saya juga jaga hidrasi, selalu minum di setiap water station yang disediakan panitia. Air mineral dan isotonik Pocary Sweat selalu diminum.
Trek berat membentang dari km 11 sampai 16 karena jalurnya lurusss sedikit nanjak. Membosankan.
Apalagi km 16 merupakan jarak "psikologis" saya. Jarak itulah yang selama ini merupakan jarak terjauh ketika sesi latihan.
Saya tetapkan pula titik poin km 16 sebagai acuan. Begini, jika saya bisa mencapai jarak segitu maka pada sisa jarak ke depan saya tidak akan ngoyo. Jika saya tidak kuat berlari maka saya siap berjalan kaki saja :)
Kembali saya observasi paha kiri. Baik-baik saja.
Lain soal dengan mental. Terus terang di km 17--19 mental saya terasa down. Langkah memendek dan ngesot.
Dalam 200an meter tak terasa sempat berjalan kaki. Setelah "nyadar" saya kembali berlari. Pelan. Yang penting finish! Teriak batin saya menyemangati :D
Sorakan tim penyemangat dan official saya akui turut melecut semangat.
Apalagi ketika seorang marshal teriak-teriak "Ayo... tinggal 1,5 km lagi. Tanggung... ayo semangattt!!!"
Saya pun mempercepat laju lari. Saya pasang konsistensi kecepatan.
Di kilometer terakhir... rasanya kok garis finish nggak kelihatan-kelihatan ya :D rasanya masih jauhhhh...
Masuk kawasan The Breeze, pepohonan memberi kesejukan di tengah cuaca panas pukul 09.00. Saya putuskan untuk finish strong, finish kece badai demi jepretan dari panitia yang keren hahahaaaa
Dua langkah tegap menginjak papan penghitung waktu menjadi penanda "perjuangan hari minggu" itu dan resmilah saya jadi HM finisher di ujung usia 39 tahun heheheeee.
Alhamdulillah. Bertambah pula koleksi medali penamat di rumah. Semoga pula menyemangati dan membanggakan istri dan anak kami untuk terus berolahraga... aamiin :)
Oiya, jika di Jakarta 21K itu setara jarak dari Sarinah-Semanggi- Pancoran -Cawang UKI- Kramatjati- Pasar Rebo - Mall Cijantung.
Kalau di Jogja: Bandara Adisucipto- Janti - sepanjang Ring Road Selatan - Terminal Bis Giwangan - Ngoto- Madukismo- Kampus UMY Ring Road Barat.
No comments:
Post a Comment