Sumpah, saya pengen tahu, energi apa yang dipunyai mereka.
Sampai-sampai mereka mampu berkarya bertutur cerita pendek, merajut novel, dan menggubah lagu. Juga menulis lembar-lembar buku tentang apa saja.
Sejatinya, dari beberapa mereka adalah kawan saya. Sebagian besar kawan menimba ilmu nun di Jogja sana dulu. Tak sedikit juga yang menjadi teman semeja makan di sela-sela kerja.
Sedangkan saya terlalu berkutat pada angka-angka ukuran pencapaian kinerja perusahaan A, pabrik B dan kelompok usaha C begitu seterusnya.
Di sela-sela itu, jika ada rehat sejenak, saya memilih terbahak-bahak bersama kawan-kawan. Menertakan diri sendiri. Mengepulkan asap dari mulut dan mencuri-curi pandang pada yang bening-bening. Aihhh....
Lantas saya sadari pula. Saya terlalu memenatkan diri. Terlalu meletihkan pikiran dalam pekerjaan. Memang sih harus bersungguh-sungguh tapi hemat saya, sejatinya porsi yang saya berikan terlalu banyak untuk hasil kerja yang sama.
Saatnya mengatur ritme dan irama.
Waktunya lebih terstruktur. Bukan untuk bermanja-manja tapi agar pekerjaan tetap berkualitas dengan konsisten menepati tenggat.
Bukan pula berarti saya membagi energi. Karena sejatinya selama ini saya telah membuang energi dengan kurang lincah mengatur alur dan lagu kerja.
Energi itu juga telah ada dan tersedia. Saya tidak perlu memproduksi lebih banyak energi. Tidak perlu. Selanjutnya, ya pintar-pintar mengelolanya agar tidak menjadi percuma. Amien.
Di luar itu... Ya di luar jam-jam kerja, saya yakin masih bisa 'nguda rasa', menyalurkan rasa dan karsa untuk mencipta karya lainnya.
Ya... Saya ingin berkisah, bertutur dan mendongeng. Tentang apa saja dan siapa saja. Tentang saya dan sstttt.... Mungkin juga sampeyan dan Anda hehehe
+++
Rawabelong, Palmerah #dengan tersenyum penuh energi :)
No comments:
Post a Comment