Wednesday, January 2, 2008

Menembus pelangi






















Saya suka berlama-lama di halaman samping rumah Jogja, sekarang menjadi teras. Atau, kala berkunjung ke rumah nenek Temanggung dan Wates. Disitu bisa tercium aroma jerami saat panen, lumpur sawah jika mulai musim tanam dan gemericik air kolam Bapak.



Juga, tak terlalu jauh dari sudut-sudut rumah, tempat suara Ibu berasal, memanggil si bungsu ini untuk membeli telur atau kerupuk ke warung atau sekedar memanggil saja: memastikan saya tetap di rumah kala hari hujan. Di halaman samping pula, percakapan bisa menyerusuk kemanapun dan angan-angan bisa terbang menembus pelangi, bahkan matahari.

No comments:

Post a Comment