Mr A : Selamat siang…. Apa kabar?
Gw : Siang, kabar baik
Mr A : Silakan perkenalkan diri dan ceritakan aktivitas sekarang ini
Gw : pekerjaan terakhir sebagai reporter di majalah XYZ dengan job desk bla..bla..bla selama 6 bulan etc.
…..
…..
Berikutnya, sebuah pertanyaan cerdas tercetus oleh Mr A dan sebuah jawaban o’on dr gw:
Mr A : Media ini adalah media online, jadi bukan cuma harian bahkan detik per detik. Jika anda menemukan berita atau mendapat perkembangan suatu peristiwa, katakanlah saat itu jam 2-3 dini hari, apa yang Anda lakukan?
Gw : Menghubungi narasumber yang bersangkutan! (Yuakkiiiin)
Mr A : jam 2 dini hari?
Gw : (sepersekian detik, ‘wah pertanyaan jebakan nih’) saya buka internet, pelajari perkembangan berita untuk dipakai sebagai penelusuran lebih lanjut dan pagi-pagi menghubungi narasumber tersebut (dengan intonasi terakhir mulai ragu)
Mr A : Ooo…jadi pagi-pagi reportase lagi. Oke, cudah cukup dan nanti kita hubungi lagi. Selamat siang!
…
Sejak keluar ruang interview, di atas Metromini 69, PPD 300 hingga sampai Halim-Cawang, seluruh anggota tubuh serasa tak henti merutuk otak o’on ini:
Bego banget lu! Bilang kek, meski jam 2 dini hari, narasumber dah tidur, lagi dugem ato dikubur idup-idup kan masih bejibun narasumber lainnya yang masih dalam lingkaran persoalan: polisi (24 jam kan!?), aparat, tetangga, dokter, juru medis, forensik, tongkrongin rumahnya, rumah sakit, dll. Lha malah nunggu ayam berkokok, reportase esok paginya. Ini media detik per detik, Bung!
…
Sayang, tidak ada interview edisi revisi. Duh!
…
Gara-gara merutuki diri sendiri malah kebawa mimpi di atas PPD 300, ketiduran sampai Prumpung mestinya turun di Halim-Cawang.
No comments:
Post a Comment