Friday, July 25, 2008

Manusia o’on di Jumat siang bolong

Sebuah interview kerja di Kebayoran

Mr A : Selamat siang…. Apa kabar?

Gw : Siang, kabar baik

Mr A : Silakan perkenalkan diri dan ceritakan aktivitas sekarang ini

Gw : pekerjaan terakhir sebagai reporter di majalah XYZ dengan job desk bla..bla..bla selama 6 bulan etc.

…..

…..

Berikutnya, sebuah pertanyaan cerdas tercetus oleh Mr A dan sebuah jawaban o’on dr gw:

Mr A : Media ini adalah media online, jadi bukan cuma harian bahkan detik per detik. Jika anda menemukan berita atau mendapat perkembangan suatu peristiwa, katakanlah saat itu jam 2-3 dini hari, apa yang Anda lakukan?

Gw : Menghubungi narasumber yang bersangkutan! (Yuakkiiiin)

Mr A : jam 2 dini hari?

Gw : (sepersekian detik, ‘wah pertanyaan jebakan nih’) saya buka internet, pelajari perkembangan berita untuk dipakai sebagai penelusuran lebih lanjut dan pagi-pagi menghubungi narasumber tersebut (dengan intonasi terakhir mulai ragu)

Mr A : Ooo…jadi pagi-pagi reportase lagi. Oke, cudah cukup dan nanti kita hubungi lagi. Selamat siang!

Sejak keluar ruang interview, di atas Metromini 69, PPD 300 hingga sampai Halim-Cawang, seluruh anggota tubuh serasa tak henti merutuk otak o’on ini:

Bego banget lu! Bilang kek, meski jam 2 dini hari, narasumber dah tidur, lagi dugem ato dikubur idup-idup kan masih bejibun narasumber lainnya yang masih dalam lingkaran persoalan: polisi (24 jam kan!?), aparat, tetangga, dokter, juru medis, forensik, tongkrongin rumahnya, rumah sakit, dll. Lha malah nunggu ayam berkokok, reportase esok paginya. Ini media detik per detik, Bung!

Sayang, tidak ada interview edisi revisi. Duh!

Gara-gara merutuki diri sendiri malah kebawa mimpi di atas PPD 300, ketiduran sampai Prumpung mestinya turun di Halim-Cawang.

No comments:

Post a Comment