Siang ini, penanda sms datang nyaring berdering. Olala, dari Ade Titi Hanih:
Mas, di kantor lagi mati lampu hiks3 ujannya malu-malu, gerimis romantis…
Ah… gerimis romantis! Seketika kuterabas jendela kamar kos Kalimalang, tanpa ganti baju dan tetap bercelana pendek, di pertigaan Pasar Ciplak anganku meloncat menumpang Mikrolet 19. Ndak sampai 5 menit, aku sudah ganti moda dan segera terlena oleh kursi-kuris butut Mayasari Bakti P6 jurusan Kampung Rambutan-Grogol. Lepas dari Gedung MPR-DPR dan Manggala Wanabakti, aku berdiri bersiap turun.
“Mana?” tanya kernet lalu menebak, “Slipi?”
“Ya tapi mau terusan ke Kedoya!” tukasku yang bersaing dengan deru bayu dari arah selatan ketika bus melaju di atas flyover.
“Ohh, ntar turun Slipi, ganti M11 lalu naik Metromini 92 di pertigaan Relasi. Atau ikut aja sampe Grogol, naik 92 juga,” terang kernet layaknya Duta Tranportasi Jakarta 2009.
“Turun depan saja. Kalo naik 92 dari Grogol, ntar kelamaan!” kataku.
“Emang ‘napa buru-buru?”
“Menjemput cinta!”
***
hehe... miss u hanih :D *sini KAU*
ReplyDelete