SUDAH empat bulan ini, frekuensi dinas luar kota saya menanjak. Pernah sampai dua kali seminggu di bulan September. Belakangan 3-4 kali sebulan, tiap jalan selama 3 hari.
Tugas yang saya lakukan sih masih soal peliputan dan saya tulis untuk kemudian dikirim ke kantor pusat di Jakarta dan ditayangkan di media massa. Sekalian juga memotret event/kegiatannya.
Nah, ada beberapa hal yang saya nikmati dan ada juga yang ndak saya sukai.
Biar endingnya enak, saya mulai yang ga asyik dulu:
1) Mengetik di mobil.
Entah di BB atau laptop, mengetik di kendaraan yang tengah melaju membuat saya pening minta ampun.
Saya hanya butuh 2 detik, bener-bener dua_detik, tiktoktiktok, sejak menunduk menatap layar gadget dan menjentikkan jari untuk segera didera pusing. Juga mual, perut diaduk-aduk.
Pernah beberapa kali saya paksakan, tapi langsung saya hentikan. Menyandarkan punggung ke jok, menegakkan kepala, menelan ludah, meringis dan memejamkan mata demi mengusir rasa nggak karuan-karuan itu.
2) Masuk angin.
Agenda pas keluar kota, nggak pernah tunggal. Bisa sampai 5-6 agenda yang waktunya berdekatan namun juga jarak lokasi lumayan jauh.
Tak jarang, angin bandel menyelundup dan bikin meriang. Yang pertama saya rasakan biasanya kepala terasa berputar-putar, lantas mual.
Tentu ini mengganggu konsentrasi di saat sedang fokus mengikuti acara dan mengetik.
Andalan saya cuma satu: minuman herbal anti masuk angin dalam kemasan sachet. Di tas saya, selalu ada hingga lima buah.
3) Ketinggalan
Saya selalu berusaha prepare, menyiapkan segala sesuatu pada malam sebelum berangkat. Namun, tak ayal juga masih ada pernak-pernik yang tertinggal di rumah.
Misalnya, kabel USB, laser point dan charger kamera. Meski barangnya kecil, tapi kan bagian dari alat kerja lainnya. Gondok tapi ya ndak bisa apa-apa ketika ingetnya ketika sudah di pesawat. Dan sekarang ini, yang ketinggalan adalah celana training untuk olahraga. Errggghhhhh :/
4) Lapar
Saya paling ndak suka kelaparan di perjalanan ke daerah yang dituju maupun ketika lalu lalang sesampai lokasi. Bikin susah tidur, emosi dan manyun.
Makanya saya usahakan sesempat-sempatnya sarapan. Jika masuk jam makan siang, juga disempetin makan nasi. Pokok'e makan pakai nasi.
5) Bos manyun
Kerjaan lancar, cuaca cerah, perut kenyang tapi boss manyun juga bikin ndak asik.
Cemberutnya si boss bisa jadi gegara hal-hal diluar acara. Apa kek, namanya juga punya urusan bejibun. Bisa-bisa saya kecipratan omelan hehehe.
Nah, yang enak-enak nih.
1) Jelajah kuliner.
Kesempatan wira-wiri di sudut-sudut Indonesia, saya nikmati pula dengan mencicipi makanannya.
Prinsip yang dipegang, asalkan halal, saya meliberalkan lidah dan menanggalkan selera lidah jawa dan jakarta. Mosok, jauh-jauh ke Manado makan siang di kedai fried-chicken asal Amrik :))
2) Foto-foto
Fotografi merupakan salah satu kegemaran saya. Saya suka lihat-lihat pemandangan baru entah alam, lanskap kota maupun aktivitas manusia. Jepret dan jepret, dari jarak dekat, medium maupun memotret melalui jendela pesawat terbang.
3) Lari!
Selain makan dan motret, olahraga lari juga kesenangan saya. Di beberapa kota, saya sempatkan lari sore atau pagi.
Entah di gym hotel seperti ketika di Pontianak dan Manado maupun di luar ruang misalnya di jalur pedestrian pinggir pantai Kuta, Bali.
###
Kamis siang, 21 Nov 2013, ngetik postingan di langit Makassar bersama Sriwijaya Air, trip Jakarta- Ambon.
@inung_gnb
Asswrwb, heehehe sama ma misua, seminggu pasti ada tgs luar kotanya, seminggu cmn 3 hari di rmh,pergi lagi, pulang-pergi lagi,pulang...and ngunu trsss. yah enaknya mmg itu kuliner, travelling tmpt2 baru semua gratis, tapiii awas mas Inung, hati2 dijaga pola makannya, ntar kolesterolll hihihihiii, atau yahpaling-paling peyutnya tambah nduttt wkwkwk. Ga enaknya terutama buat yg di rmh sll harap-harap cemas semoga perjalanan lancar selamat..., tp namanya cari rejeki buat keluarga adlh ibadah ya ttp hrs dinikmati, Ok semoga sll lancar perjalanan n tiba di rmh ketemu istri n si kecil dg sehat aamiin. Monggo......
ReplyDelete