Sunday, December 5, 2010

Canon PowerShot SX130, teman travelling sekomplit SLR


Kamera ini boleh dibilang kompromi antara bujet dan fitur serba bisa. Ukuran di atas jenis kamera saku namun menawarkan kontrol manual ala SLR, single lens reflex, yang biasanya ditenteng fotografer hobiis hingga profesional.

Melongok spesifikasi di beberapa situs kamera, dua di antaranya dpreview dan jpckemang, segera saya jatuh hati.

Di mata saya, kamera yang dirilis Agustus lalu ini pas menemani hobi travelling. Cakep buat motret pemandangan/lanskap karena lensa wide 28 mm sekaligus mantap motret jarak jauh dengan zoom 12 kali yang setara 360 mm.

Oya dengan lensa wide pula, saya bakal puas memotret keluarga atau teman di dalam ruangan sempit. Karena, lensa lebar tentu lebih mampu 'menangkap' semua obyek dibandingkan dengan lensa standar 36 mm.

Fitur inti SX 130 yaitu resolusi 12 megapixel, multi zoom optik 12 kali (28 -360mm), pengaturan PASM, mampu merekam video berkualitas HD, dan penahan guncangan atawa image stabilizer. Kita juga dimanjakan untuk memotret makro atau jarak terdekat 1 cm. Sederhananya untuk itu lho, motret kumbang, serangga, makanan/kuliner, atau produk.

Dengan resolusi di atas 10 Mp, tentu hasil foto mampu dicetak di kertas art paper yang umum dipakai majalah. Siapa tahu foto lanskap Bunaken di Manado atau karapan sapi di Madura dimuat di majalah wisata qeqeqe 

Sementara itu, untuk jenis kertas koran yang LPI-nya (gampangnya, satuan kerapatan pori-pori kertas) rendah, menurut Arbain Rambey di Kompas,  kita sudah cukup dengan kamera beresolusi 3 Mp ke atas.
Zoom optik 12 kali, seperti saya tulis di atas, memang memanjakan hobi bertualang. Foto pemandangan, ayo. Foto detil di kejauhan, monggo.

PASM. Istilah yang diambil dari akronim fitur pengaturan pada kamera. Juga terdapat pada kamera SLR. Program, Aperture (berdasar diafragma yang kita mau), Speed (kecepatan) dan Manual (kita tentukan sendiri diafragma dan speed-nya). Inilah yang saya sebut mendekati kemampuan kamera SLR. Bagi saya sendiri, fitur ini sekaligus mengasah kemampuan fotografis, bagaimana membaca momen, mengenali situasi dan 'mengukur' cahaya.

Video kualitas HD, meski bukan full HD. Resolusi video sebesar dimensi 1280 x 720, ini jauh diatas perekaman video konvensional yang paling banter 600 x 480. Mohon koreksi kalau meleset sedikit. Paling kentara, ketika kita putar di tv, gambar jauh lebih jelas dan tidak pecah.

Image  stabilizer sejatinya sudah menjadi standar kamera digital saat ini. Mengurangi risiko gambar kabur karena dampak guncangan saat jeprat-jepret. Pengalaman saya, fitur membantu sekali ketika kita memotret dari dalam kendaraan. Apalagi ketika dalam kondisi diam, tentu gambar yang dihasilkan lebih bagus lagi.


Sedangkan baterai memang bukan lithium, tapi jenis baterai ukuran AA. Kita bisa menggunakan jenis baterai isi ulang NiMH dengan beragam merk. Saya sendiri sepertinya memilih merk Eneloop dari Sanyo. Jika memiliki dana lebih, pilihan lainnya banyak termasuk merk Maha. Sanyo juga memiliki merk selain Eneloop seperti yang saya pakai sebelumnya. Merknya ya baterai Sanyo thok : )

Baterai lithium tentu menang soal daya tahan. Sayangnya, jika kehabisan kita mesti isi ulang yang artinya butuh colokan listrik. Bisa sih di mobil, tapi bagaimana jika kehabisan baterai di tengah atraksi wisata Nyadran di Bantul, Yogyakarta atau Klaten, Jawa Tengah.

Nah keunggulan baterai ukuran AA adalah praktis, jika habis dan kondisi kepepet kita tidak sempat menge-charge, tinggal mampir ke warung, beli baterai Alkalin ukuran AA, jadilah!

Lantas, bagaimana dengan harga yang sebelumnya disebut kompromi antara ketersediaan dana dan kemampuan kamera. Di toko kamera di Jakarta, banderol Rp 2 juta. Mahal? Tentu jika dibandingkan kamera digital yang banyak ditawarkan akhir tahun ini.

Di pasaran, kamera digital ukuran saku/pocket bermerk Jepang seperti Nikon, Panasonic, Sony, dan Canon sendiri atau merk Amerika seperti Kodak, berlabel harga Rp 1 jutaan bahkan ada yang mulai dari Rp 800 ribu seperti beberapa seri Kodak.

Jauh ya? ya iya. Tentu fiturnya pun standar.

Untuk Canon, bahkan promo bulan ini menawarkan Canon seri PowerShot A3000 seharga Rp 1,1 juta. Kalau tidak salah, plus memory card 4 Gb. Nikon L22 mengikuti langkah promo dengan harga Rp 1 juta, bahkan di beberapa toko malah rp 900 ribu. Kodak pun meramaikan bulan terakhir ini tawaran seharga Rp 800 ribu. Sanyo, khusus di LotteMart, Jakarta, malah cukup ditebus duit dibawah Rp 600 ribu.

Fitur mereka memang sekelas kamera 'point and shot'. Untuk kebutuhan dokumentasi keluarga dan sedikit urusan kantor, tentu cukup. Resolusi rata-rata 10 Mp, tentu tanpa kontrol PASM, beberapa sudah baterai lithium, zoom optik 4 kali, dan video standar: 600 x 480. Pokoknya 1-2-3, senyum dan jepret.

Kembali ke SX130, sederet kemampuan dan harga yang sepertinya 2 kali lipat kamera poket paling ekonomis, kamera ini sepadan dengan kebutuhan multifungsi. Serba bisa namun nggak semahal kamera SLR yang termurah pada harga Rp 4,3-4,5 juta. Setahu saya sih: Canon 1000D, Nikon D300, dan Sony Alpha 320.

Sedangkan kamera pocket Canon berlensa lebar 28 mm dengan harga terdekat di bawah SX130 adalah seri seri Ixus 105 (Rp 1,5 juta) dan Ixus 130 (Rp 1,8-1,9 juta). Video kualitas HD dan berbaterai lithium namun zoom optik hanya standar, 4 kali, dan tanpa PASM. Nah, dengan nambah kocek beberapa ratus ribu, kita dapat menikmati fitur jauh lebih komplit.

Tentu ini refleksi dari ketersediaan dana qeqeqe dan kebutuhan saya. Serta memilih kamera serba bisa yang mampu menyediakan fitur-fitur melatih skill fotografi terutama fitur PASM.

Ssttt... artikel ini bukan karena saya sudah punya kamera SX130, ini sekedar review sebelum mimpi jadi kenyataan. Sekarang nabung dulu qeqeqe

Salam blogger, met Minggu dini hari : )

19 comments:

  1. ++ Aciid: Oitss, ini bukan promosi, ini review produk yang saya pengini. Kebetulan lagi nabung sembari ngumpulin referensi :)

    Sekilas memang sih, sebagian kita langsung berpersepsi bahwa postingan blog ttg produk otomatis promosi atau jualan. Atau, paid review ya istilahnya?

    Saya belum main kesitu. Di sisi lain, sy respek pada kawan2 yang monetize atau istilah lainnya, karena itu merepresentasikan kerja keras dan kegigihan berusaha. :)

    Kebetulan juga sy beraktivitas di media massa, review semacam ini lazim kita temui. Dan, TIDAK melulu sebagai iklan (artinya tidak ada transaksi) karena lebih menekankan memberi informasi produk terbaru sebagai bagian dari kegiatan ekonomi, bisnis dan mengakomodasi kebutuhan info pada publik.

    Paling gampang persamaannya: resensi buku. Prinsipnya sama, review atau tinjauan pustaka alias produk juga.

    Salam Open our Mind :)

    ReplyDelete
  2. mas inung, artikel mu kali ini membuat mimpiku mengeliat lg.
    Jd pengin sgr hunting, tp tak ada dana, hiks hiks hiks.

    ReplyDelete
  3. hiks
    mupeng liatnya
    dari dulu chika pengen punya kamera kayak bgituan
    gx dapat juga >.<

    ReplyDelete
  4. wah mantap nich! aq juga suka fotografi..daripada kamera digital yg biasa,, saya juga mau nabung untuk membeli yang komplit fiturnya seperti review mas Inung heu heu.. Thanks dah di share!

    ReplyDelete
  5. wah bisa tu..nee nabung dulu barang 1-2 taon,ntar low pas turun harga ru qt brangkat bareng2..xixixi
    nice info

    ReplyDelete
  6. Mualem Kang ,,, hhe...

    wah ngomongin tentang Kamera toh.... aku rasa itu udah harga wajar untuk spek yg kaya gini.... tadi aku kira SLR lho ini hhe.. bentuknya menipu wkwkw,,, hem... klo aku jarang moto2 sih jadi ndak begitu mikirin kamera kang....

    Semangat terus :P

    ReplyDelete
  7. aku suka banget kalau liat orng megang kamera dslr , tapi aku kayaknya gak berbakat utk foto2 :D

    ReplyDelete
  8. huft... akhirnya aku sampai juga dikotak komen ini mas.... wuah..wuaaah.... dari siang tadi jaringan lemot, BW jadi ga nyaman senyaman nyamannya.... (tariknafas-buangnafaslega.com)

    Hmmm.... aku ga nolak mas, klo mau kasih kado ultah kamera canon diatas, ditunggu paketan kadonya ya......thankyuuuuuuuu......heheheheehe (ngarep.com)

    ReplyDelete
  9. asswrwb....weeww..pengen..hehhehe

    ReplyDelete
  10. wah jadi pengen punya kameranya.....

    ReplyDelete
  11. Saya baru baca review ini karena lagi mau beli digicam (berharap jadi beli, dan masih memegang harapan bisa beli SLR). Anyway Pak, ini fiturnya selengkap itu kah? Keren banget! I love it. Ngeces abisss :)

    ReplyDelete
  12. pak bos
    aq barusan beli camdig type ini
    masi 2 hari sih..
    mulai pertama buka dan ngeluarin dari kardus pembungkusnya, trus aq pegang gitu sambil aq puter2...
    kaya ada bunyi gitu, bunyi tutup lensa..
    tapi kalo tu cam di idupin aq bolak balik or puter2 gak bunyi...
    apa emang gitu bos ??
    coz aq gak yakin ni, kalo bisa jawab secepatnya ya bos.. coz ini kalo beneran gk normal mo minta ganti yg sejenis,,

    TIA

    bayu

    ReplyDelete
  13. Salam

    Wah, ad review nya juga ternyata.
    Nice info Pak..

    Salam kawan

    ReplyDelete
  14. Wah thanks Pak Reviewnya. Keren... jadi pengin beli nih minggu depan untuk foto2 dagangan..

    ReplyDelete
  15. ++ trims sobat blogger semua. Review ini sekalian buat nambal keinginan punya kamera yang belum kesampaian qe3 Sambil liat-liat di toko-onlen, jadi deh satu postingan ^^

    ReplyDelete
  16. artikel yg menarik mas, dan saya menyukainya dan juga ulaasn yang lengkap dan menarik saya untuk dibaca oleh semua orang yg membutuhkan informasi dan salam kenal ya dari mico

    ReplyDelete