Friday, September 7, 2012
Memilih case kamera
Usai membeli kamera saku atau pocket, lazimnya bakal berburu tas kecil untuk menyimpan alat fotografi itu.
Kalau beruntung, kita mendapat bonus tas dalam paket pembelian. Di luar itu, kita harus membeli secara terpisah.
Tentunya, tas atau case berfungsi untuk melindungi, juga bolehlah untuk sedikit matching dr sisi gaya :) Di pasaran, kita disodorin banyak pilihan. Dari bahannya misalnya menyerupai tas kecil dari bahan kain agak tebal, lalu kain halus atau sering disebut soft-case.
Untuk tas, sering ditemui dengan ritsleting. Kita bisa mendapatkannya di toko kamera juga di toko peralatan outdoor.
Yang demen style, dapat memilih softcase yang berwarna-warni dan bercorak beragam.
Ada satu lagi jenis penyimpanan kamera saku yaitu hardcase. Bentuknya kecil, sesuai ukuran kamera yang mungil.
Saya memilih jenis ini, lantaran kompromi antara ukuran, fungsi pelindung dan gaya :) Bahannya dari plastik bercampur karet dengan tekstur permukaan dof. Sehingga tidak terlalu licin dipegang.
Dibandingkan dengan tas kamera saku, ukurannya tidak memakan tempat jika dijejalkan ke tas jinjing atau ransel kita.
Memang sedikit lebih besar daripada softcase lantaran dindingnya lebih tebal. Yaiyalah, komparasi antara plastik-karet dengan kain he3
Di bagian dalam, dilapis kain halus untuk mencegah gesekan langsung dengan body kamera.
Lebih dari itu, untuk sisi perlindungan, saya lebih demen hardcase.
Pertama, lebih tahan benturan. Ini bukan berarti mengamsusikan jika jatuh. Semoga tidak sampai sih :)
Tidak lepas dari kebiasaan kita membawa kamera di dalam tas yang lebih besar. Tanpa kita sadari, sebenarnya si kamera berjejalan dengan barang2 kita seperti buku, HP, charger, alat tulis dan lain-lain.
Jika menggunakan softcase, kain pelindungnya memang mencegah goresan namun kurang membantu dari risiko tergencet barang-barang yang lain. Meskipun isi tas kita tidak sesak, tetap saja berisiko. Kalau saja si kamera boleh teriak, dia akan mengaduh-aduh :D Dengan hardcase, perlindungannya jauh lebih baik.
Kedua, dari pengalaman. Kamera saya pernah lepas dari genggaman dan membentur lantai. Untungnya masih dibungkus hardcase, sehingga aman. Bayangkan jika hanya dengan softcase, mungkin masih utuh, tapi saya tidak yakin dengan bagian dalamnya.
Ketiga, dibandingkan dengan tas kecil, tidak terlalu memakan tempat.
Keempat, warnanya pun beragam. Saya sendiri memilih warna terang, kuning. Alasannya, biar gampang ditemukan ketika ditaruh di tas atau meja. Apalagi warna kamera saku saya hitam.
Kelima, harga. Jika kita jeli dan bersabar, bisa membawa pulang hardcase yang harganya sangat bersahabat. Tas kamera ditawarkan dari harga 40 ribu. Bahannya kurang bagus dan kasar. Mau yang lebih bagus, kita mesti menebusnya pada harga diatas 70 sampai 100ribu.
Mereknya macam-macam dari lokal hingga impor. Di toko kamera, saya pernah disodori yang impor seharga 140 ribu. Waksss...
Di toko outdoor, kemarin saya lihat seharga 60 sampai 80 ribu. Modelnya bervariasi tapi warnanya hanya hitam dan hitam. Uhh...
Softcase, jangan tertipu dengan jenih bahan kain tebal yang disandangnya. Harganya bisa sama dengan tas kamera kecil tadi. Menangnya hanya di soal style.
Untuk harga hardcase, saya menemukan hal unik sekaligus menyebalkan. Dengan bahan yang sama persis, begitu juga desainnya: di toko kamera ditawarkan dengan harga Rp100 ribu. Katanya sih original, merujuk logo salah satu kamera asal Jepang yang disematkan di body luarnya +_+
Di toko kamera lainnya, beda hari, pedagangnya menunjuk barang yang sama juga. Bedanya tanpa logo kamera. Tulisannya 'digital-bag', harganya lebih miring, Rp 80ribu.
Nah, ketika iseng jalan-jalan belanja bulanan di salah satu supermarket, hardcase yang sama persis sis sis dengan merek 'digital-bag', dilabeli harga hanya Rp 36.700, tiga puluh enamribu tujuh ratus. Ndak sampai separo harga.
Warnanya pun dari hitam, biru, merah muda, ungu dan kuning.
Overall, dari sisi fungsi pelindung, style dan tentu saja harga yang masuk akal, saya memilih hardcase yang di supermarket :)
+++
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment