Membaca koleksi majalah National Geographic Travel edisi lalu, saya merasa lebih beruntung.
Di salah satu artikelnya, si penulis mengaku menyesal tidak belajar renang sedari dulu. Ceritanya, pas ditugaskan memotret jajaran pulau-pulau Nusantara, dia hanya bisa duduk termangu di pantai sedangkan rekan-rekannya 'maen aer' di kala senggang.
Di ujung kisah, dia membulatkan tekad untuk belajar renang. Katanya, siapa tahu kelak kembali mengunjungi surga bahari negeri ini.
Alasan itulah yang juga mendorong saya untuk mengambil kursus renang, nun bertahun lalu. Jauh sebelum keluyuran ke lebih banyak sudut-sudut Indonesia.
Kampus maen aer saya ialah kolam renang Manggala Wanabakti, sebelah Senayan - Slipi - Palmerah. Kuliahnya sering pagi, kadang sore :)
Cukuplah bagi saya untuk bisa gaya dada dan gaya bebas. Jujur belum sampai advance seperti menyelam dan free-floating alias mengambang.
Dengan bekal renang level 'secukupnya' itu, puji syukur, saya mencicipi perairan gugusan pulau karang, Bair, di Maluku Tenggara. Juga di Manado dan pesisir Pulau Nemberela, Pulau Rote Nusa Tenggara Timur - NTT ini.
Maka, belajarlah renang. Tak peduli usia. Kita tak tahu kan kalau esok tiba-tiba berkesempatan ngetrip ke surga bahari NKRI :)
#wonderfulIndonesia
saya mulai bulan lalu latihan renang. sudah bisa meluncur hehehe tapi kata pelatih progressku sudah bagus. postingan yang bagis pa. bikin semangat wkwkwk
ReplyDeletesiappp.. btw saya baru ingat: sudah lama nggak renang, kebanyakan lari hehehe
Deletetrims sudah mampir.