Wednesday, September 14, 2011

Catatan dari Jatiuwung

Kembali dari wawancara di komplek industri di Jaiuwung, Tangerang, saya menengok sejenak milis tempat bergabung menghimpun kabar yang beredar.

Lantas, segera tertarik dengan catatan kaki seorang kawan. Bisa jadi intermezo, pantes juga jadi suntikan bathin :)

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus



"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.

"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.


Ini sejurus dengan oleh-oleh dari wawancara dengan juragan alias vice CEO perusahaan garmen siang tadi. Masih terbilang muda tapi saya banyak mendulang ilmu dan pencerahan dari beliau, ibu dua orang anak kelahiran Surakarta 39 tahun yang lalu.

Menurutnya, trust atau kepercayaan memerlukan proses panjang dan tanggung jawab. Benar-benar bukan sesederhana ucapan lisan dari ujung lidah.

"Saya berusaha terbuka dan komunikatif. Saya tidak bisa menjanjikan pada karyawan apa yang tidak mampu kami beri. Tapi, sekali menjanjikan, harus bisa deliver (terwujud)," katanya.

Ujung-ujungnya, karyawan bisa mengerti dan terus memberi kontribusi karena yakin mendapat manfaat dari tempat bekerja. Apalagi, tambahnya, ketika kondisi sulit di tahun 1997, 2001, dan 2008 ketika terjadi krisis ekonomi Indonesia dan global, perusahaan meminta pengertian karyawan atas kondisi keuangan.

"Sebaliknya, ketika perusahaan membaik, kami pun berbagi," tegasnya.

Trust, sekali lagi, bukan sekadar ucapan lisan. Orang lain di sekitar kita lebih banyak mencermati dari tindakan nyata.

Belakang Thamrin, selemparan batu dari Sarinah.
Usai dari Jatiuwung, Tangerang, di tengah terik kemarau
. Semangat!

1 comment:

  1. Trim's artikelnya yang memberikan motivasi pada saya & berkunjung balik ke blog saya ya.

    ReplyDelete