Monday, April 4, 2011

Sang Pemenang

Tujuh menit duabelas detik yang lalu, kawan sekantor tiba-tiba berdiri di samping kiri dan mengulurkan tangan. Mata yang terpaku ke layar komputer segera menangkap gerakan itu. Saya menoleh.

"Maaf ya. Kalau ada salah selama ini..."
"Lha kenapa...?"



Resign, katanya.

Selanjutnya adalah obrolan standar soal mulai kapan dan kenapa. Bercerita pendek, ia membuat saya manggut-manggut.

Lantas, what's next?

Bujangan itu bilang, akan pulang kampung ke Kuningan, Jawa Barat. "Kawin?" seloroh saya.

Ia meringis sebagai ganti menggeleng.

"Mau usaha, ngerintis dagang. Dari kemarin-marin udah ada pikiran ke sana," kata dia yang sehari-hari menjadi office-boy kantor kami.

Rencananya pun sudah bulat. Lelaki 24 tahun itu bakal memulai usaha jualan pakan burung. Ia beli kiloan dari pabrik di Cirebon yang berjarak 1 jam dari Kuningan, lantas mengemas dalam ukuran yang lebih kecil. Ngecer, orang bilang.

Selain itu, tentu ada pakan burung yang dalam kemasan jadi dan bermerk seperti Gold Coin, BnR, Pasfeed atau merk populer lainnya. Plus, beberapa perlengkapan hobi burung berkicau seperti sarang, tempat minum, suplemen dan lain-lain.

+++

Di sudut mata batin, bagi saya, dia telah memenangi hidup. Memilih merdeka mengambil pilihan. Menjemput harapan sekaligus berani berwirausaha.

Apapun jadinya saya dan dia kelak di kemudian hari atau berselang tahun, ingin sekali saya bertemu dengannya. Mungkin di Kuningan, Cirebon atau entah di mana.

Semoga sukses, Kawan. Menangi hari-harimu seperti kau menjuarai hari ini.

5 comments:

  1. yap..itulah sang juara...selama ini yg kupikir juga gitu, kerja, ikut orang, mengandalkan pendapatan perbulan. Ya itu yg didapat setelah sebulan menguras tenaga dan pikiran, hampir tanpa cita-cita. Sependapatan itulah nanti yang diterapkan buat segala selama sebulan, tak bisa lebih guna meraih asa yg lain. Tetapi jika berani membuat rintisan usaha mulai dari kecil, Insya Allah, banyak harapan dan impian yg selama ini hanya menggantung kelak bisa diwujudkan, asal telaten, tekun dan tak malas berusaha semampu mungkin. Seolah kita bisa membangun impian dalam tidur malam. Besok ingin beli apa? Besok mau bangun apa? Selama kita mau, pasti bisa terwujud, dibanding kita berharap gaji bulanan yang pasti tak bisa membangun asa selama ini. Selamat menjadi pemenang!

    ReplyDelete
  2. Itu dia Sang Pemenang sejati kang, aku yo kadang suka sedih klo denger ada temen yg resign gitu tapi apa juga yg bisa ku lakukan, paling cuma bisa duduk diem sambil dengerin ceritanya dan tujuan selanjutnya...

    Hem... mungkin akupun akan beralih kaya dia suatu saat nanti, pengen rasanya balik jadi Freelance lagi hhe.. :P

    Btw, kmn aja nie lama gak nulis? apa aku yg ketinggalan ya hhe..

    Sukses slalu lah pokoknya untuk Kang Inung hhe.. :P

    ReplyDelete
  3. Asswrwb.... paling enak memang usaha sendiri, semua kita yg tentukan, mulai dr hal kecil sampai yg terbesar. Gak usah disuruh bos, adanya bos hakiki, yaitu tanggung jawab kita pd anak, pasangan, ortu dan tentu saja Tuhan. Tetapi, semua ada prosesnya, yg penting kerja max dl, sambil berusaha mencari peluang, insyaAllah ketemu jalanya kalau kita sdh niat dan rintis sjk msh jd karyawan.... Ok let's keep the spirit n smile...!

    ReplyDelete
  4. Selamat pagi mas inung...

    Sang pemenang.. hualaaah,,, aku sering sekali kepikiran gitu... januari kemarin aku resign dari bengkulu dan kembali ke palembang.. rencana nya pingin berdiri sendiri di kaki ini,, tapi ya gitu.. seharusnya dibarengi kesabaran tinggi,, dan akhirnya,, taulah siapa ami,, mudah sekali goyah.. hmm.. sekarang mencoba tuk kembali lagi ke dunia pemberdayaan... abis ada rasa yang kurang di hidup ini.. (jadi sekarang lagi coba menyelam sambil minum air... klo nanti dah ga haus lagi, baru deh berhenti nyelam)wkwkwkwk

    niru sis tiwi.. keep spirit ya mas!! hahaha

    ReplyDelete
  5. hebat ya... bisa mengakui kesalahan masa lalu.. berani meminta maaf.. sukses juga deh buat temennya, buat mas nya juga sekalian :)

    ReplyDelete