Puasa hari ke-7, Minggu 7 September 2008
Semilir angin Ibukota dari jendela dan kipas angin tak mampu mengusir hawa gerah siang ini. Udara panas menerobos ke tiap kamar rumah kosku, Kalimalang, Halim. Tak ayal, tiap penghuninya tak tahan berdiam di kamarnya. Alih-alih mencoba mencari udara segar di luar kamar, yang ditemui tetap saja sergapan hawa panas yang menerpa wajah di koridor samping atau di teras yang penuh tanaman pot sekalipun. Toh, 1-2 penghuni kos tetap memilih meninggalkan kamar. Tak lagi berharap mendinginkan badan memang, tapi sekedar menengok dan singgah di kamar kawan yang lain, berharap ada suasana yang berbeda meski gerah dan lapar tak bisa ditepis.
Aku sendiri memilih mengetik. Brainstorming-lah sambil memilih Metro TV di layar Samsung. Tidak aku tonton karena mataku mengkuti irama jemari di keyboard. Tayangan TV kutangkap dengan indera telinga daripada mata, TV yang audio visual lebih sebagai media audio, nyaris radio. Metro lantas menanyangkan sesi workshop program Eagle Award, sebuah ajang tahunan kompetisi produksi film dokumenter. Aku sejenak melirik layar kaca. Aha, dari belasan orang yang tertangkap kamera, ada dua wajah yang kukenal: Andari dan Lutfi, keduanya perempuan. Yang pertama, pemenang pertama Eagle Award tahun 2006 dengan film Joki Kecil-nya. Wajah yang kedua adalah Lutfi, cewek berjilbab, sebagai finalis dan kini mengikuti workshop. Keduanya aku kenal di komunitas pers kampus Bulaksumur, B21, Gadjah Modo University.
Pintu kamar diketuk pelan, daunnya berderit lirih. Sepasang mata dibaliknya melongok ke dalam. “Ya, masuk saja,” kataku. Seorang teman kamar sebelah rupanya. Segera ia menggelosor di ranjang di belakangku, bosan terlihat di rona mukanya. Matanya berkedip-kedip malas, sejenak ke arah tv, mimiknya makin surut.
Perhatiannya lantas beralih ke monitor komputer. Sudut mataku menangkap ia membaca ketikanku, biarin aja. Lantas celetuknya “Emangnya ngetak-ngetik kayak gini bisa ndatangin duit?” tanyanya terdengar sinis di siang panas ini. “Amieeennn,” jawabku setelah sebelumnya menarik nafas dalam-dalam, mencoba mengulur urat yang tiba-tiba menegang. Sabar-sabar, cobaan puasa, batinku menghibur.*
Ilustrasi: Love Hate Love, Pameran Grafiti, LIP Jogja, 20/09/2007
Wakz!
ReplyDelete