Masjid Sunset

Sore tadi saya menikmati sholat maghrib yang berbalut sunset jingga di langit biru pekat. Di Menteng yang santun, di tengah Jakarta yang menua.

Awalnya dari iseng nongkrong di warung kaki lima seberang kantor. Selepas rapat redaksi, tak ada me-time asyik selain meluruskan kaki dengan jemari mencekik leher botol bir Fanta.

Ramai keriuk ceriping pisang ditebas geraham, melengkapi deru mobil-motor-metromini mengejar lampu hijau menuju Diponegoro dan Cikini.

Adzan maghrib sayup-sayup dari arah Manggarai menggerakkan kaki beranjak dari bangku kayu, tentu setelah membayar kudapan :D

Alih-alih kembali ke kantor, saya memilih berjalan dua ratus meter ke Masjid Ahmad Yani. Menyusuri jalan Cirebon yang lurus ke barat, kepala tengadah mendongak merunut jejak awan berona jingga tersaput matahari senja. Memanjang di ketinggian dengan tepian seperti disapu kuas raksasa-Nya

Nikmat kesegaran minuman bersoda seolah tak bersisa dibanding kehangatan sunset hingga ujung aspal. Di kaki langit barat, kubah masjid seperti berselimut pendar warna-warni pertemuan warna perak kubah-jingga-oranye-dan biru langit. 

Jalan yang lengang mendorong saya berjalan di tengah ruas. Ini satu lagi kenikmatan di Jakarta yang riuh dan pengap: berjalan kaki nyaman nan merdeka tanpa miris kesenggol bajaj atau Mercy.

Di masjid di simpang tiga jalan Cirebon dan Lembang itu, telapak kaki pun terbasuh sejuk wudlu. Usai bersimpuh menyapa-Nya, batin seperti terisi ulang. Langkah kaki pun ringan mengantar kembali bekerja.

Dan, sepertinya, Dia memudahkan pekerjaan hingga pada jam segini, 20.00, saya leluasa ngeblog :D Alhamdulillah.

Jadi inget doanya Pakde Pakies, "Semoga kita dimudahkan dalam segala urusan di dunia dan akherat". Amien.

Dari sudut Menteng, Jakarta Pusat