Wednesday, December 4, 2013

Warna-warni Bundanya Kaka...





SEBULANAN ini Bundanya Kaka, istri saya, lebih rajin anteng di depan layar kaca.

Usai memasak, beberes rumah, menyuapi dan menemani plus ngelonin Kaka tidur siang, dia lantas duduk manis (dan memang dasarnya manis #eaaaa ) di kursi hijau ruang tengah rumah kami.

Tayangan favoritnya adalah reality_show tentang utak-atik kamar apartemen di salah satu channel TV  berlangganan.

Kalau pas sabtu minggu, saya ikutan nemenin.

"Seru Yah," katanya.

Apanya yang seru sih? pikir saya. Sempet juga nyeletuk begitu :)

"Gamenya ndesain kamar apartemen. Pasangan cowok-cewek tapi nggak cuma coret-coret di atas kertas tapi ya bikin langsung, milih bahan, milih warna, belanja material, nggergaji papan, pasang wallpaper, lampu... Seru deh."

Saya masih 'ndlongop' sambil mengunyah martabak telor. Ha'em-ha'em sambil nanar lihat peserta game kalang kabut, berdebat, berantem dan belepotan di ruangan sempit itu.


"Nah, ntar rumah kita mau Ayah cat warna krem atau coklat muda'an aja. Satu warna biar simple," kata saya tiba-tiba, sekaligus ucapan keprihatinan atas centang-perentang apartmen yang sedang digarap peserta game di TV.

Istri saya tersenyum. Bukan pada saya tapi karena ngeliat dialog yang di tivi. Baru setelah ada jeda iklan sebentar, Bundanya Kaka menimpali celotehan saya tadi.

"Depan rumah asyik saja pakai satu warna yang terang. Tapi daleman, interiornya, dimainin dong warnanya. Masak kamarnya Kaka polos. Juga, kamar tengah ini, mau Bunda cat ijo di satu sisi dinding. Ntar lainnya bisa lebih terang, eee.... kuning atau oranye oke juga," berondongnya.

"Langit-langitnya?" tanya saya.

"Putih. Biar keluar kontrasnya, Yah."

"Keramik lantai?"

"Hmmmm.... warna terang, biar keliatan bersih."

Kalau dipikir-pikir, obrolan tadi lebih pas antara desainer interior dengan kliennya hehehe.

Sayanya emang nggak begitu ngeh dengan soal utak-atik estetika rumah. Sedangkan celetukan istri saya bukan sekadar seleranya dia. Bundanya Kaka ini memang lulusan jurusan desain interior di Jakarta, bertahun silam.

Dia juga sempat beberapa tahun bekerja di perusahaan desainer interior yang juga menyediakan layanan komplit hingga stok material bahan bangunan hingga pernak-pernik interior.

Dia pernah bertutur, pekerjaan sehari-harinya juga bukan duduk di kursi tepekur di meja gambar. Lebih dari itu, juga survei ke lokasi rumah atau kantor klien yang akan digarap, diskusi dengan klien, koordinasi dengan para tukang di workshop dan mengawasi pekerjaan di lokasi. Multi-tasking deh... #emang_gadget? :)

Soal warna, tentu juga sudah sarapan-makan siang dan makan malamnya kala itu. Sekarang pun, dia tentu masih 'aware' banget soal coloring.

Katanya, untuk kamar Kaka misalnya, "Harus berani main-main warna dong. Yang ceria dan kombinasi. Kalau Kaka suka merah dan biru, serahkan pada Bunda kombinasinya. Ayah jadi mandor, eh juga penyandang dananya ya..." dia terkekeh.

'Presentasi'nya soal warna memang sesuai dengan kapasitas dan jam terbangnya sebagai mantan desainer interior. Sampai sekarang pun keknya masih jadi desainer, paling nggak di rumah Asofa ini hehehe. Kalau ditilik-tilik juga segendang sepenarian, senada seirama dengan cerita rumah123 dan terutama yang ini.

Saya tidak lagi ndlongop, nggak melongo lagi. Manggut-manggut tapi masih mengunyah satu potong terakhir martabak. hohoho  :))

@inung_gnb
Sumber foto dari sini.

No comments:

Post a Comment