Saturday, July 17, 2010

Kuliner Enak, Tak Perlu Jauh-jauh



English summary: Often, we are too busy to find where to dinner-out. Stuck in busy world, make us not aware about surroundings. Even some interesting and friendly-budget hotspot is nearby, we go to other
place more faraway.

Sometime, we just need to close our eye for global food brand. Just enjoy lunch and dinner by ourself option. Freedom our taste and save our money :) 
***

Terjebak di dunia yang makin sibuk dan padat, kadang kita berpikir terlalu jauh. Pun dalam soal makan.

Istriku, sebelum kami menikah, ngekos di daerah Batusari hingga 2 tahun. Posisinya hanya satu tikungan dari kawasan sibuk kampus Binus. Juga masih satu jalur dari simpang tiga dekat Pasar Sentra Bunga Rawa
Belong, Jakarta Barat.

Orang bilang, tak sampai selemparan batu pula dari Palmerah, Jakarta
Pusat. Bilangan ini memang area perbatasan Jakpus, Jakbar bahkan
Jaksel (Kebayoran Lama).


Lucunya, karena tidak ada teman makan bareng, ia praktis hanya melewatkan makan malam di warteg samping rumah kos. Paling jauh, warung kaki lima mie goreng dan kwetiau. Itupun di seberang jalan qe3.
Setelah kami jadian, cieee.. Setiap ngedate di luar, kami memilih tempat yang lumayan berjarak, paling dekat 30 menit naik motor atau lebih jika memilih angkot.

Untuk ukuran Jakarta, jarak segitu terhitung jauh. Apalagi dibandingkan Jogja, Solo, Palembang atau Manado yang tidak terlalu terbelit kemacetan.

Tak mesti resto memang (nggaya! He3), lebih sering ke warung pinggir jalan yang direkomendasikan situs Jalansutra atau bisikan teman-teman.Misalnya pempek dan pecel lele di Srengseng, bakso Jawir di Tanjung
Duren, atau bakmie GM, Sarinah.

***
Suatu sore dengan mentari yang hangat di sisi barat, aku mengajaknya mampir ke Mie Ayam DKI di dekat lampu merah Rawa Belong tadi. Lima menit naik mikrolet M-11. Aku tahu warung ini dari sepintas lalu saja
ketika melewatinya.

Usai tandas seporsi, ia berkata polos, "Wah, ternyata ada juga ya warung ini. Enak." Lho, belum pernah to? Tanyaku. Ia menggeleng. Kan udah tahunan tinggal disini? Ia meringis. Tak ada teman, dalihnya. :D

Bukan cuma Bakmi DKI ternyata yang belum masuk list kuliner istriku saat itu. Tempat makan yummie yang lebih dekat dari rumah kos, kawasan pertigaan Binus, baru dijelajahi setelah kami menyempatkan
tersuruk-suruk ke sana.

Olala, disini pilihan jauh lebih banyak. Siomay pancoran, sate madura, sate padang, nasgor gila, sampai angkringan cabang Palmerah. Lebih jauh ke jalan Syahdan, berderet puluhan tempat nongkrong dan pengisi
perut. Termasuk Warung Kito, Ciz n Chick dan Kopi Tiam.

Ramainya kawasan ini sepertinya mengikuti hukum: ada gula ada semut. Tumplek blegnya mahasiswa menjadi peluang bisnis nan manis. Plus harga bersahabat. Kalau di Jogja, seperti sekitar UGM, jalan Kaliurang, Klebengan, Selokan Mataram, hingga Gejayan dan Seturan.



***
Seperti istriku, aku juga kadang terlalu 'jauh' memilih-milah tempat makan. Sering kutemui tempat maem enak setelah sekian bulan hanya lalu lalang di depannya.

Mungkin karena tidak tahu, lebih sering juga karena kurang memperhatikan lingkungan sekitar dan lebih terpaku pada referensi mulut ke mulut. Dan kurang yakin pada hasil eksplorasi sendiri *jiahhh... Istilahnya kayak seniman aja qe3*

Tapi, ini belum seberapa dibanding teman kami. Sebut saja namanya Ephi *sok samaran*. Dia sedari kecil lahir dan besar di Kemandoran, masih di kawasan Palmerah dan bertetangga langsung dengan daerah Binus.
Dalam obrolan makan siang, Ephi bilang dengan haqul-yaqin, "Tak ada makanan enak di Binus!"

Waks... Istriku bengong. Tempat seramai itu dengan aneka ragam pilihan, dibilang nihil penggoyang lidah. Penasaran, istriku bertanya. "Tahu nggak food-court pertigaan Binus, Warung Kito. Atau jalan Syahdan?"

Ephi menggeleng. Ternyata, kecenderungan kami sama: berjarak dari lingkungan sekitar karena kurang eksplorasi dan tidak 'membebaskan' diri untuk memanjakan pengalaman kuliner kami qe3

Selain dari info kuliner teman-teman, selama ini kami juga lebih tersugesti oleh merk-merk besar makanan macam McD, Pizza Hut, KFC dan BreadTalk.

Untunglah akhirnya kini kami pun mengakrabi Ketupat Sayur Haji Mahmud, pempek lampu merah Rawa Belong, dan gado-gado Palmerah.Juga pecel surabaya Kemanggisan yang semuanya dapat kami capai
maksimal dua tikungan, tak jauh dari rumah kami di Asofa yang selemparan batu dari Rawa Belong.

Life is joyful if we keep close to surrounding :D

19 comments:

  1. jadi lapar nih...

    *baruingetbelummakanmalam

    ReplyDelete
  2. kalau saya jajan kuliner khas, pasti pilih yang jauuuuh gitu mas, biar sekalian jalan2

    ReplyDelete
  3. Pagi-pagi ikut wisata kuliner, walah mas... kalau sarapan paling enak di mana ya??? hehehehe ^_^

    ReplyDelete
  4. wah..3x ternyata kuliner enak ada di tempat yg dekat dengan kita tapi kita tak pernah menyadarinya...

    ReplyDelete
  5. weleh, maknyuuuus smua nih sobat makanannya :P jadi laper sob, hahaha...

    ReplyDelete
  6. tapi kalau dari sini.. tetp aja jauh.. hehe.. ^^

    ReplyDelete
  7. Kalau saya sih makanan Indonesia Asli jauh lebih menyukainya sob.. Sesekali ajah makan makanan Junk Food. Btw, jadi laper juga nih baca Wiskul di sini..hehehe

    ReplyDelete
  8. Bener banget Mas Inung....apalagi malam hari, di pinggir jalan Jakarta penuh makanan enak n murah meriah..
    ( Blok S masih selalu menggoda...hehe )

    ReplyDelete
  9. Istri memang tak tertandingi!!!!!!

    ReplyDelete
  10. Dekat kos ku juga ada yang jual mie ayam super enak lho

    ReplyDelete
  11. menemukan kuliner yang enak tak harus di tempat yang mewah...
    have a great day mas..^_^

    ReplyDelete
  12. Benar bgd sob, kuliner Indonesia lebih maknyos dan orisinal. Bukan maksud memuji-muji produk negri sendiri, tapi emank bgtulah sebenarnya, benar gag sOb?

    Laper ni, pesan pecal lele dlu sob.

    ReplyDelete
  13. kadang makanan enak gak mesti di resto keren. duh, palmerah daerah macet ya..aku bisa dibilang gak pernah ke sana deh. padahal penasaran juga nih sama makanan enak yg disebutin di artikel ini.

    ReplyDelete
  14. jadi lapar nih sob ... ingin segera mencicipi ...

    ReplyDelete
  15. waduuuh... masih pagi diliatin makanan yg beginian, otomatis ngiler nih...

    ReplyDelete
  16. weh...enaknya..., lbh enak lg kl ikut nyicipin...he3...

    ReplyDelete
  17. wah.. makanan kaya gini nih favorit istri ane, seminggu sekali pasti kudu kewajiban makan di luar..hehe. trims udah follow, udah ta follow balik juga :)

    ReplyDelete
  18. "tersugesti oleh merk-merk besar makanan macam McD, Pizza Hut, KFC"

    kalimat yang sederhana tapi mantap. saya suka.

    makanan lokal emang jos.

    mari kita dukung makanan lokal, kalo bukan kita siapa lagi

    ReplyDelete